NovelToon NovelToon
Dikejar Cinta CEO Dingin.

Dikejar Cinta CEO Dingin.

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Respati

Kisah dari seorang gadis yang tidak diinginkan kehadirannya oleh kedua orang tuanya. mampukah dia mencari kebahagiaannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BUNDA KINAN.

Ditempat ruangan Kania terlihat keempat sahabat Kania sedang duduk mengelilingi Kania.

"Kania sayang ....dari mana kamu tahu kalau kita tak akan di panggil oleh para pimpinan...?" tanya Sonya sambil memeluk tangan Kania dengan manja.

"Tunggu, tunggu.., jadi elo bertiga duduk ngelilingi gue ini mau nanya dari mana gue tahu kalau kita nggak akan di pecat gitu...?" tanya Kania sambil memandang teman- temannya satu persatu.

"Hmm..." jawab mereka sambil menganggukkan kepala bersama.

"Dasar... Mana gue tahu... Gue ntu cuma nebak doang, lagian ya...kalau cuman gitu aja permasalahannya ,mana mungkin perusahaan memecat kita . bukankah kita karyawan yang berdedikasi tinggi, mereka akan rugi dong kalau sampai memecat kita..." kilah Kania dengan wajah meyakinkan.

"Apa benar Nia, masak sich..." tanya Ratih tak yakin.

"Pasti sayang bukankah seorang Kania adalah ahli menebak..." goda Kania sambil menepuk lengan Ratih berlagak sombong.

"Tapi jangan- jangan besok kita baru di pecat Nia...?" tanya Karin masih merasa cemas.

"Percayalah sayang...perusahaan tak akan memecat karyawan semena- mena.." jawab Karina meyakinkan mereka .

"Tapi bukankah dia calon istri Presdir Nia...?" kata Sonya .

"Kita belum tahu yang sebenarnya kan...? Mungkin itu cuma rumor doang kalaupun ia nggak mungkinlah perusahaan mencampur adukkan masalah pribadi." lanjut Kania.

'Maafkan aku sahabatku, aku belum bisa berkata jujur pada kalian,...( kata Kania dalam hati).

"Iya juga sich... " jawab Sonya.

"Uda ah sekarang kita pulang, yang penting jangan membuat kita kepikiran dan ketakutan Okey...." kata Kania memberi semangat.

"Yap...kita memang harus selalu semangat..." jawab Karin .

Merekapun kembali kemeja masing - masing dengan penuh semangat kembali. Tak lama waktu pulang pun datang. Mereka segera keluar ruangan berbarengan. Sesampainya di depan lift mereka bertemu dengan kedua sahabat pria mereka. Mereka segera menunggu lift terbuka.

"Hey...kalian kok tenang banget, apa kalian nggak merasa takut di pecat ya..?" tanya seorang karyawati pada mereka berempat.

"Emang salah kami apa mbak...?" tanya Kania berlagak tak mengerti.

"Bukankah kemaren kalian menyinggung calon istri pimpinan kita...?" jawab karyawan itu .

"Oo..kalau masalah seperti itu kami pasra pada pimpinan mbak..." jawab Kania sok bijak.

"Semoga tak terjadi apapun pada kalian karena kami tahu kesalahan itu bukan kalian yang memulai..." kata karyawan wanita itu.

"Iya mbak...kami semua tahu itu, kalau kalian tidak bersalah.." kata seorang Karyawan menyela pembicaraan mereka.

"Trimakasih mbak...semoga doa mbak Tiwi dan rekan semua terkabulkan..." kata Kania sambil tersenyum.

"Amiiin..." jawab mereka serempak. Tak lama lift terbuka menghentikan pembicaraan mereka.sesampainya di lantai bawah mereka segera menuju tempat parkiran.

"Nia...elo di jemput...?" tanya Sonya.

"Iya...tu mobilnya .." jawab Kania sambil menunjuk pada bang Mamat yang sedang berdiri menunggunya.

"Nia ...itu Papan elo...?" tanya Karin.

"Bukan...dia supir paman..." jawab Kania

"Kirain dia paman elo .." ucap Ratih.

"Ck...masa iya paman gue masih mudah gitu..." jawab Kania .

"Ha ha ha...kalik aja Non..." goda Sonya.

"Kalian jangan terlalu menggoda Kania, ntar dia ngambek tahu rasa lo..." goda Roby.

"Jangan Khawatir Nia...masih ada gue yang akan ngebela elo..." timpal Beny.

"Cie...yang ingin jadi pahlawan..." goda Karin sambil melirik Beny.

"Udeh jangan berdebat...gue pulang dulu ya Asalamualaikum...." ucap Kania sambil berlalu.

"Walaikum salam..." jawab mereka serempak. Kania segera berjalan kearah bang Mamat yang sudah menunggu Kaniq. Setelah kepergian Kania , para sahabat Kania segera berjalan kearah kendaraan mereka masing- masing. Tak lama satu parsatu mereka meninggalkan kantor Dirgantara grup.

Beda dengan Kania dan kawan kawannya yang merasa senang. Di sebuah vila mewah di puncak. Seorang gadis cantik dan anggun sedang sangat marah. Dia sudah menghancurkan beberapa barang yang berada di dalam ruang tamu rumah mewanya . Dia lakukan di depan menejer dan sepupunya yang bernama Mita dan Keti

"Apa kau benar- benar tak bisa membujuk mereka ha..!" teriaknya pada sang menejer. Dia sangat marah ketika Mita sang menejer melaporkan bahwa keempat wanita karyawan humas tidak dapat di pecat.

"Sudah El...malah aku sudah mengancam pak Andika akan melaporkan masalah ini pada pimpinan langsung kalau dia tidak bisa memecat keempat karyawan itu.. tapi pak Andika malah membentak dan memarahiku, setelah dia keluar dari ruang pak Dika...." jawab Mita dengan perasaan takut.

"Br*****k dasar Bodoh...seharusnya kau lebih pandai membujuk si tua Andika itu...!" teriak Elisabet dengan marah.

"Aku sudah melakukannya El... Tapi pak Andika malah memarahiku, katanya gara- gara kita dia kena marah pak Dika...." jawab Mita lagi.

Prang....prang....

Kembali sebuah vas bunga dan beberapa barang hancur karena banting Elisabet. Dia berteriak kesetanan karena marah.

"Dasar wanita j****g kau menyinggung harga diriku. kau berani berurusan dengan ku , rasakan nanti pembalasan dariku...kau lihat nanti apa yang akan kulakukan pada kalian semua, dasar wanita- wanita rendahan yang tak berguna aaahcc....." teriak Elisabet lagi.

"El...sabar lah...kita pasti bisa mengeluarkan mereka dari perusahaan.." hibur Mita dengan takut- takut.

"Iya kak...kita akan mencari caranya.." timpal Keti yang sejak tadi ketakutan.

"tapi gimana caranya..." tanya Elisabet putus asa.

"El apakah lebih baik kita bertemu sendiri dengan tuan Bara langsung El..?"

kata Mita memberi saran.

"Bodoh...bukankah tidak ada seorangpun yang berani bertemu dengannya..." jawab Elusabet dengan marah.

"Bukankah dia mengagumimu dan mencintaimu....lagian kau calon istrinya..." jawab Mita dengan penuh semangat.

"Rumor kalau aku calon istri tuan Bara bukankah kita yang membuat, Walau seperti itu kita juga sulit menemuinya..." jawab Elisabet dengan putus asa. Karena tidak ada karyawan satupun yang bisa bertemu dengan Bara. Kalaupun bisa hanya bisa melihat sang pimpinan dari jarak jauh , karena ada banyak para bodyguard yang mengelilingi sang Bos Besar. Hanya para petinggi perusahaan yang bisa menemui beliau. itupun jika ada rapat yang harus bertemu dengan beliau.

'Kita coba dulu bertemu dengan tuan Dika agar bisa membawamu mememui tuan Bara..." kata Mita mengusulkan.

"Benar yang di katakan kak Mita kak.." timpal Keti sang asisten sekaligus adik sepupunya itu.

"Baiklah kita akan coba besok pagi sebelum kita memberi pelajaran pada para si j****g itu..." kata Elisabet yang mulai redah kemarahannya. ada sebersit kebahagiaan kala dia membayangkan bertemu dengan sang pimpinan. walau dia sudah di beri kesempatan yang langkah hingga dia menjadi artis terkenal di industri perfilemman namun dia tak pernah sekalipun bertemu dengan Bara yang terkenal gagah dan tampan itu.dia tersenyum bahagia mengingat kalau dia akan bertemu dengan sang pimpinan besok. Dengan wajah cerah dia berkata pada Keti adik sepupunya.

"Dan kau Keti ajak besok teman- teman kita untuk ikut kita saat makan siang . aku ingin kita mendatangi mereka di kantin, aku ingin mempermalukan mereka...." kata Elisabet lagi.

"Baik kak...." jawab Keti dengan perasaan masih takut melihat Elisabet marah. Elisabet segera masuk kedalam kamarnya. Sedang Keti dan Mita membersihkan kekacauan yang di buat Elisabet.

Sedang di rumah Bara terlihat Kania yang sedang berada di dapur bersama Kinan . Dia sedang memasak makanan untuk makan malam bersama chef rumah kediaman Bara.

"Chef daging ini mau di buat apa...?" tanya Kania sambil menunjuk segumpal daging yang berada di atas talam.

"Kita mau buat Stik daging sapi Nona..." jawab Gio sang chef handal.

"Waah...boleh dong Kania belajar...?" tanya Kania merendah. Sebab masakan apa sich yang kania tidak bisa. Saat kuliah dulu dia sering mencoba beberapa resep masakan internasional di rumahnya bersama bik Monah. Karena kepandaiannya bik Monah sampai kagum pada masakan yang dibuat Kania.

"Boleh Non...ini masakan kesukaan tuan Bara dan den Kinan lo..." jawab Gio.

"Benarkah....waaah kalau itu kesukaan Kinan kesayanganku aku akan mencoba memasaknya lain kali dong..." kata Kania lagi.

"Benar Nona...den Kinan suka banget dengan masakan stik daging sapi .." jawab chef Gio.

"Benarkah itu sayang...?" tanya Kania pada Kinan yang berada di dekatnya.

"Apapun masakan kak Kania pasti Kinan suka..." jawab Kinan dengan wajah polosnya.

"Ulu, ulu... Pinter banget mulut pria kesayangan kakak ini..." kata Kania sambil menggendong dan mencium pipi Kinan.

"Siapa pria kesayanganmu ha..." tiba- tiba suara bariton itu sudah menyambar perkataan Kania. Kania yang kaget otomatis menoleh ke asal suara itu.

"Bos...." seru Kania kaget. Karena saat itu muka Bara berada di sebelah pipi Kania, saat Kania menoleh tanpa sengaja Kania mencium bibir Bara yang sedang menatapnya. Kania membeku sesaat, Barapun juga kaget. Setelah sadar Kania segera menjauh dari Bara dengan wajah memerah. Sedang Bara tersenyum senang. Sedang para pembantu yang sedang menyaksikan kejadian itu juga merasa kaget. Tapi saat mereka melihat wajah Kania yang memerah karena malu dan wajah tuan mereka yang tersenyum senang membuat hati mereka bahagia dan ingin tertawa. mereka menahan tawa dan bergumam dalam hati.

'Ya Tuhan....semoga mereka menjadi pasangan selamanya...' doa mereka dalam hati.

"Tuan Bara..." sapa mereka.

"Apa yang sedang kalian lakukan disini..?" tanya Bara pada kedua orang yang dia sayangi.

"Kami sedang belajar memasak pada Chef Gio..." jawab Kania yang masih menunduk dengan wajah memerah karena merasa malu.

"Jangan ganggu mereka yang sedang memasak, ayo tinggalkan mereka,biar mereka tenang dalam memasak..." kata Bara mengajak Kania dan Kinan pergi dari dapur.

"Dan ini, kau itu belum sehat benar jangan keseringan membawa beban berat pada tubuhmu, tubuh Kinan itu berat, ayo Kinan gendong papa..." kata Bara sambi mengambil Kinan dari gendongan Kania.

"Bukankah aku sudah sembuh...?" kata Kania cemberut sambil memberikan Kinan pada Bara yang masih memakai baju kantoran. Saat dia tadi masuk dan mau naik kelantai tiga dia mendengar suara Kania dan Kinan di dapur walaupun terdengar pelan karena jarak dapur dan tangga agak jauh. dia masih bisa mendengar suara gadis yang selalu membuat dia rindu ingin bertemu.

"Iya , tapi kau belum boleh mengangkat beban berat sayang..." jawab Bara dengan mengusap kepala Kania dengan sayang. Para pembantu semakin bahagia melihat kasih sayang yang ada di depan mereka.

"Jangan cemberut seperti itu..." kata Bara yang mulai gemas melihat wajah Kania yang terlihat imut saat cemberut.

"Dasar mesum...." sungut Kania karena dia tahu maksud dari perkataan Bara dia berjalan meninggal kan Bara .

Bara bukannya marah dia tertawa mendengar Kania menggerutu. dia berjalan mengikuti Kania. Kini Bara sering tertawa membuat wajahnya terlihat segar dan tampan. Para pembantu semakin senang melihat perubahan sifat tuan mereka. tidak ada lagi wajah yang dingin tanpa senyum sedikitpun sepanjang hari.

Kania berjalan kearah kamarnya di ikuti Bara yang masih saja tersenyum melihat tingkah Kania.

"Hati - hati..." kata Bara ketika mereka mulai naik tangga.

"Ist...bukan lagi anak kecil kalik..." sungut Kania.

"Papa, jangan kau ganggu kak Nia terus..." seru Kinan yang sejak tadi melihat sang Papa mengganggu kak Nia nya.

"Benarkah papa mengganggu kak Nia ...? Perasaan enggak dech, papa nggak mengganggu kak Kania kok.?" goda Bara.

"Idih Papa....papa tu sejak tadi mengganggu kak Nia terus tahu..." kata Kinan sambil menatap sang Papa dengan wajah marah.

"Iya dech maafkan papa..." jawab Bara.

Kania hanya tersenyum samar mendengar pembicaraan anak dengan sang Papa. Sesampainya di depan pintu kamar Kania mereka segera masuk kedalam kamar Kania setelah Kania membuka pintu kamarnya. Bara segera menaruh Kinan di atas kasur Kania.

"Aku mau mandi dan ganti baju, setelah itu kita solat magrib berjamaah..." kata Bara sambil mengacak rambut Kania sebelum dia berlalu keluar dari kamar Kania.

"Kebiasaan dech..." sungut Kania saat bara mengacak rambutnya. Bara hanya tertawa dan berlalu pergi keluar kamar. Kania kembali bermain dengan Kinan di dalam kamar sambil menunggu adzan magrib. Mereka asyik bermain leptop Kania.

Tak berapa lama terdengar suara adzan magrib berkumandang.

"Sayang...yuk kita turun kebawah pasti Papa telah menunggu kita untuk melaksanakan solat magrib berjamaah...." ajak Kania pada Kinan .

"Siap Bunda cantik..." jawab Kinan pada Kania.

"Hey...siapa yang mengajarimu manggil kakak Bunda he....?" seru Kania kaget.

"Nggak ada .. tapi boleh kan kak, Kinan manggil kakak dengan sebutan Bunda...? Karena Kinan nggak punya mama dan Kinan pingin kak Kania jadi mama Kinan...?" kata Kinan sambil menundukkan kepala.dia berharap Kania mengabulkan permintaan nya, Terlihat kesedihan di wajah Kinan yang tampan itu.

'Ya Tuhan apa ini sudah takdir darimu agar aku menjadi ibu sambung anak ini.

ucap Kania dalam hati. dengan perlahan dia membelai kepala Kinan yang tertunduk.

"Sayang....jangan bersedih seperti itu... Baiklah Kinan boleh memanggil kak Kania Bunda tapi kalau hanya di rumah atau kita lagi berdua atau bersama papa ya...." kata Kania sambil menatap wajah Kinan yang sekarang menatap wajahnya dengan raut wajah gembira.

"Benarkah...? Jadi sekarang Kinan boleh memanggil kak Nia dengan sebutan Bunda...?" tanya Kinan tak percaya.

"Iya sayang....tapi kalau di luar rumah dan banyak orang Kinan harus memanggil Kak Nia dengan sebutan kakak Okey...." jawab Kania sambil mencubit hidung Kinan dengan sayang.

"Horee....Kinan punya Bunda..." teriak Kinan gembira.

"Boleh Papa ikut gembira....?" tanya sebuah suara yang masuk kekamar Kania.

"Papa...." seru Kinan.

"Bos Bara..." seru Kania salah tingkah.

"Nggak Papa nggak boleh ikut gembira, karena kak Nia hanya Bunda Kinan saja, Papa nggak boleh ambil Bunda Kinan.." seru Kinan dengan Posesif sambil memeluk Kania erat.

"Benarkah...kalau papa pingin Bunda gimana...?" goda Bara sambil mendekati mereka. Sedang Kania jadi semakin salah tingkah.

'Ya ampuun...semoga dia nggak menyangka gue pingin cepat di nikahin nich...' runtuk Kania cemas dalam hati.

"Nggak, nggak boleh..., Bunda Nia hanya milik Kinan saja..." teriak Kinan semakin memeluk erat Kania.

"Gimana kalau Bunda kita miliki bersama...?" kata Bara semakin menggoda sang putra.

"Nggak mau...pokoknya Bunda hanya milik Kinan saja, Papa nggak boleh ikutan milikin Bunda..." teriak Kinan sambil tidur di bahu Kania dan memeluk erat leher Kania.

"Iya, iya...Bunda hanya milik Kinan saja.." Bujuk Kania sambil mengusap kepala Kinan.

"Nach sekarang kita solat dulu yuk, nanti magrib nya keburu habis..." ajak Kania.

"Tapi Bunda janji, Bunda nggak boleh di ambil papa...?" kata Kinan sambil menatap wajah Kania.

"Iya Bunda janji, sekarang Kinan ikut papa dulu , Bunda mau ambil wudhu dan mukenah..." bujuk Kania.

"Iya Bunda..." jawab Kinan menurut dan dia ikut dalam gendongan sang papa.

"Jangan lama- lama Bun... Kita tunggu di musolah..." kata Bara ikut memanggil Kania Bunda. Sebenarnya Bara tadi sudah ada di depan kamar Kania saat Kinan minta untuk di panggil Bunda. Saat itu Bara kaget sekaligus gembira. Ternyata sang putra juga cerdas untuk meminta Kania menjadi mama. Dan dia gembira saat Kania menyetujuinya.

'Kau hebat anakku. aku harus memberi hadiah atas keberhasilanmu...teriak Bara dalam hati.

Hingga dia masuk kedalam kamar dan mengganggu Kinan. ( ha ha si Papa licik juga🤣)

Kania kaget ketika Bara ikutan memanggil dirinya Bunda.

"Ck..dasar ..." runtuk Kania dan berjalan masuk kedalam kamar mandi sambil tersenyum tipis. Setelah mengambil wudhu dan mukenah Kania segera pergi keluar kamar turun kelantai bawah menuju musolah.

Udahan dulu ya...maaf agak terlambat sebab author ada kesibukan yang harus author sellesaikan juga. jangan lupa like dan komentar nya ya...😍

Bersambung..

1
Ninik Srikatmini
yg jalang dan murahan sipa mil..
Ninik Srikatmini
hmmmmm ga' deby.. ga' pinky.. ini ada lg si emil yg ngatain nia jalaaaang... 🙃🙃
Ninik Srikatmini
Alhamdulillah kebahagiian yg utuh utk kania berkumpul kel besarnya
Ninik Srikatmini
amelia cs mati kutu wkwkwkwk
Ninik Srikatmini
Alhamdulillah.. nia emang gadis yg baik.. sholekah jd sedih niih 😭😭😭ikut mewek thoor
Ninik Srikatmini
kania dilwan... 😆
Ninik Srikatmini
artis abal abal aja sombong... liat aja bel ntar lg karier mu hncr
Ninik Srikatmini
kania emang bi.. do'ain ya smoga kania jd mamanya kinan
Ninik Srikatmini
hmmm senyum bang bara bikin meleleh😘
Fredy: hrs masukkin ke kulkas mba biar ga meleleh 😅
total 1 replies
Ninik Srikatmini
duuuh dokter awas bara nti marah looh
Ninik Srikatmini
oogh babang bara akhirnya ktmu jg gadis yg dulu prnh menolongmu.. smoga berjodoh yaa
Noormasayu Othman
Luar biasa
Lies Atikah
hadir thor
Rossa Simangusong
sedangkeluar 🧐🧐
Ndy AjjaDech
cuma cerita gada anak kandung sendiri ditelantarkan
Reni Anjarwani
keren bgtt
Agustina Agrety Muntu
Luar biasa
Sebrang Damar
/Good//Good//Good/
Sebrang Damar
/Good//Good//Good/
Sebrang Damar
/Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!