BERAWAL DARI SALAH KIRIM NOMOR, BERAKHIR DI PELAMINAN?!
Demi tes kesetiaan pacar sahabatnya, Dara (22) nekat kirim foto seksi sambil ngajak "kawin". Sayangnya, nomor yang dia goda itu BUKAN nomor pacar sahabatnya, tapi Antonio (32), Oom-nya Acha yang dingin, mapan, tapi... diam-diam sudah lama suka sama Dara!
Dara kabur ke pelosok desa, tapi Nio justru mengejar. Dara mencoba membatalkan, tapi Nio justru malah semakin serius.
Mampukah Dara menolak Om-om yang terlalu tampan, terlalu dewasa, dan terlalu bucin karena salah chat darinya ini?
Novel komedi tentang cinta yang beda usia 10 tahun. Yuk, gas dibaca. Biar tahu keseruan hidup Dara-Nio yang serba gedabak-gedebuk ini 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ame_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4. Perasaan tak Tenang
Perjalanan menuju Desa memakan waktu selama 6 jam, dengan satu kali pemberhentian di sebuah rumah makan. Dara ikut turun di pemberhentian itu, tapi dia tidak makan sama sekali. Boro-boro makan. Dia tidak pingsan selama perjalanan saja sudah alhamdulillah.
"Hoek! hoek!"
Dia muntah-muntah di toilet umum yang ada di rumah makan itu.
Wajahnya sudah pucat, matanya juga berkunang-kunang. Luar biasa sekali efek samping semua kekacauan di dalam bus tadi. Dan lagi, masih ada sisa 3 jam perjalanan untuk sampai ke Desa neneknya. Apakah dia masih akan hidup saat sampai di sana?
'Aduh, mampus nih gue. Apa turun disini aja, ya? Minta Papa jemput?' batinnya.
Tapi, dia mengurungkan niatnya tersebut.
Papa dan Mamanya sudah berkali-kali mengajaknya pulang kampung untuk menjenguk nenek, tapi Dara selalu menolak. Alasannya sebenarnya jelas, karena dia hendak bimbingan skripsi hari ini. Tapi, siapa yang menduga jika hal seperti ini akan terjadi?
Tiba-tiba Oom sahabatnya ngebet mengajaknya menikah, dan itu karena Dara yang salah mengirim pesan. Duh, bahkan dalam mimpi pun Dara tak pernah membayangkan hal itu.
Ia kembali mengangkat wajah, menatap pantulan wajahnya di dalam cermin.
"It's okay, Dara. Semuanya akan berlalu. Lo kuat, lo pasti bisa lewatin ini. Semangat!" Ujarnya menyemangati diri sendiri.
Namun, omongan hanyalah omongan. Pada akhirnya dia benar-benar ditaklukkan oleh bau ketek, bau parfum, dan bau Stella jeruk di dalam bus mini tersebut.
Ya, dia muntah, parah, hingga menggegerkan seisi bus.
Kini semua mata menatapnya kasihan, sembari menawarkan kantong-kantong kresek untuk menampung muntahannya.
Batin Dara menjerit. Kapok, dia tidak akan mau naik bus mini lagi di masa depan nanti.
***
Dara tengah berjongkok di pinggir jalan. Bus sedang berhenti di terminal, menaik-turunkan penumpang dan barang bawaan. Akhirnya setelah berjam-jam yang mengenaskan, ia sampai juga di alamat tujuannya.
Namun seperti yang sudah ia duga, bus tersebut tidak bisa mengantarnya sampai ke depan rumah. Masih ada sisa 10 km lagi, dan Dara sudah menghubungi Papa nya untuk menjemput. Karena kasihan, apalagi mengingat gadis cantik itu mabok parah selama perjalanan, supir bus memutuskan menunggu sampai orang tua Dara datang dan menjemput. Takut jika gadis itu diculik orang. Apalagi, ia sudah lemas lunglai.
Dara hanya terus berjongkok di pinggir jalan, menenangkan perut yang masih bergejolak. Tangannya memegang ranting kecil sambil menggambar diatas pasir. Papanya masih lama, kah? Dia sudah ingin merebahkan diri diatas ranjang, soalnya.
"Haaahhh..."
Gadis itu menghela napas panjang. Teringat lagi chat yang dikirimkan oleh Oom nya Acha. Tubuh Dara merinding. Dia sebenarnya sudah beberapa kali berkunjung ke rumah Acha, tapi tak pernah sekalipun melihat Oom nya.
Oom nya duda, kah? atau perjaka lapuk? Kenapa tiba-tiba ngebet sekali ingin menikah dengannya? setidak laku itu kah dia?
Pikiran itu terus berputar di kepala Dara.
Tapi... sepertinya bukan itu alasannya. Karena Dara sudah pernah lihat sendiri betapa kayanya keluarga Acha. Sepertinya tidak mungkin jika tidak ada yang mau dengan Oomnya. Banyak orang menikah meski bukan karena cinta, kan?
"Wkwkwk,"
Dara menoleh. Di sana, Papanya berjalan perlahan menuju dirinya sembari tertawa. Cinta pertamanya itu pasti sudah menduga bagaimana kondisi putri tunggalnya. Tapi, bukannya kasihan, dia malah menertawainya.
"Kemarin ditawari, tidak mau ikut. Sekarang malah nyusul sendiri. Gimana pengalaman naik busnya? seru?" ledek Papanya.
Dara mendengus. Jelas sekali Papanya tahu bagaimana kondisinya, tapi dia masih menertawakannya. Kampret, memang.
Gadis itu segera berdiri, lalu mengangkat kembali tas besar berisi barang bawaannya.
"Ayo langsung ke rumah Nenek, Pa. Dara sudah pening banget ini." katanya.
Papanya masih juga tertawa. Namun, dia mengiyakan ajakan putrinya untuk membawanya pulang. Dia ambil alih tas Dara, lalu menaruhnya di kolong bagian kaki yang ada di bagian depan motor. Ya, Dara memang sudah request agar Papanya menjemput dirinya dengan menggunakan motor saja, karena Dara sudah benar-benar kapok untuk naik mobil sekarang.
Setelah diizinkan naik, ia segera duduk di belakang ayahnya.
"Awasin itu anaknya, Pak. Takut jatuh dijalan!" ujar supir bus yang membawa Dara tadi.
Papa Dara menoleh, tersenyum pada pria itu.
"Yo, makasih, Pak!" balasnya.
Pria berusia 45 tahun itu kini menoleh ke arah Dara.
"Mau diikat ke Papa? Papa bawa kain panjang, nih. Disuruh nenek." katanya, dengan senyum yang meledek.
Dara berdecak, merasa benar-benar malu dengan ucapan ayahnya.
"Udah, ah. Jalan aja." pinta Dara.
Papanya Dara kembali terkikik geli, tapi dengan segera menuruti keinginan putrinya untuk menjalankan motor. Akhirnya, mereka pun kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah nenek.
Sepanjang perjalanan, Dara menatap sekitar. Tidak banyak yang berubah dari tempat ini, apalagi bulan lalu dia baru saja berkunjung kesini. Tapi, ada yang aneh. Kenapa perasaannya terus tidak tenang, ya?
'Oom nya Acha enggak mungkin nyusul gue sampai ke sini, kan? Enggak mungkin, dong. Masa iya dia nyusul. Jauh loh ini.' batinnya.
Tapi, hal yang tidak mungkin bagi Dara ternyata bukan hal yang tidak mungkin bagi alam untuk mewujudkannya. Malam itu, Antonio Wijaya---Pamannya Acha, nyatanya benar-benar datang untuk mengejar calon pengantinnya yang kabur.
Dan itu, benar-benar diluar prediksi Dara.
***
Yo, udah dikejar aja sama si Oom 🤭
Kalau kalian dikejar Oom-oom modelan gini, apa yang kalian lakukan?
Lari? Atau justru lari ke pelukannya? 🙈
Ikutin terus kelanjutan kisah absurd Dara dan Nio di cerita ini, teman-teman!
Dan jangan lupa untuk like, komen, dan subscribe!
See you~
Acha bakal punya adekkk🤣
ayook, antonio gpl kejar target, biar cpt dapet dollar..
btw, Dar kuatin punggung lu aja ya, pria umur segitu masih ke itung muda. 🤣