Sepuluh tahun lalu, Sekar kenanga atmaja dan Alex Mahendra prakasa terlibat dalam sebuah perjodohan dingin tanpa cinta. Di usianya yang masih belia, Sekar hanya memusatkan pikirannya pada impian yang ingi diraihnya. Dengan segala cara dia ingin membatalkan perjodohan itu. Namun sebuah tradisi dalam keluarganya sulit sekali untuk dilanggar. Pendapatnya sama sekali tidak di dengar oleh keluarganya. Sampai pada hari pertunangannya dengan Alex tiba. Sekar dengan berani menolak putra dari keluarga Prakasa tersebut. Gadis 18 tahun itu pergi meninggalkan acara dan Alex dengan luka samar, karena ditolak dengan kasar di hadapan banyak orang.
Kini takdir kembali mempertemukan mereka dalam ikatan bisnis. Sekar yang kini menjadi model terkenal dan di kenal dengan nama 'Skye' akan menjadi wajah utama untuk ATEEA group. Sebuah perusahaan fashion ternama yang ternyata dipimpin oleh Alex Mahendra prakasa, sang mantan calon suaminya.
Akankah bisnis ini batal seperti perjodohan mereka? simak disini ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 04 # PENGAKUAN DAN RENCANA DI BALIK LAYAR
FLASHBACK
Milan, Enam Bulan Sebelum Kedatangan di Jakarta
Udara di belakang panggung Milan Fashion Week terasa tebal, bukan karena panasnya lampu sorot, melainkan karena hawa kepanikan yang menusuk.
Skye, atau Sekar, berdiri di ruang ganti pribadinya yang sempit. Lampu rias yang terang benderang seharusnya menyanjung, namun yang terjadi adalah lampu itu menyoroti setiap kelelahan dan ketakutan di wajahnya. Wajahnya sepucat foundation yang baru saja ia hapus.
Di hadapannya, Marco De Luca, direktur kreatif dari rumah mode Italia yang legendaris, menatapnya dengan kekecewaan murni. Marco adalah pria paruh baya yang elegan, namun tatapannya kali ini sekeras es.
“Skye, ini fatal. Kontrak kita jelas. Semua mata tertuju pada gaun penutup itu, dan kau... kau terpeleset. Bukan terpeleset biasa, kau tahu? Ini disiarkan langsung ke seluruh dunia. Ribuan pembeli, editor, dan rival kita melihatnya,” desis Marco, suaranya berusaha keras tetap tenang, namun nadanya mengancam.
Skye tahu. Ia ingat betul momen mengerikan itu. Gaun haute couture sutra murni berwarna chartreuse senilai ratusan juta rupiah yang seharusnya melambai elegan, tiba-tiba tersangkut pada detail sepatu stiletto berhak 15 cm yang ia kenakan. Ia berhasil menahan diri, melakukan putaran kecil yang nyaris sempurna untuk mengaburkan insiden, tetapi retakan kecil di gaun sutra itu sudah terlanjur terlihat.
Yang lebih parah, kejatuhannya yang nyaris sempurna itu telah melanggar mantra keanggunan tanpa cela yang harus dipertahankan seorang top model. Ia adalah Ice Maiden, model yang tak tersentuh, tanpa cacat, dan kesalahan itu melucuti semua julukan itu.
The stumble of Skye. Itu sudah menjadi trending topic di media sosial, diapit meme dan screenshot yang memperlihatkan ekspresi terkejutnya yang sepersekian detik. Bagi dunia mode, satu kesalahan kecil bisa berarti akhir dari segalanya. Ia telah menukar nama dan identitasnya untuk mencapai puncak ini, dan kini, sebuah sutra robek mengancam segalanya.
"Aku sudah meminta maaf, Marco. Itu di luar kendaliku," kata Skye, suaranya bergetar, pertahanan dirinya mulai runtuh. Rasa lelah yang terakumulasi selama berbulan-bulan tiba-tiba memukulnya. "Aku tidak tidur selama empat puluh jam. Aku bekerja sejak Tokyo, aku terbang dari New York semalam..."
“Alasan tidak menjual,” potong Marco dingin, sambil menarik napas panjang. “Kau profesional. Kau dibayar untuk menjadi sempurna. Kami tidak membayar untuk kelelahan. Kami membayar untuk ilusi. Dan ilusi itu telah kau rusak.”
Marco berjalan mengelilingi ruang ganti. "Dan sekarang, brand lain melihatmu sebagai risiko. Kontrak make-up musim gugur dengan L'love terancam. Kau tahu itu. Aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan. Kau harus menghilang sebentar. Bersihkan namamu, atau temukan project yang cukup besar, yang cukup menghebohkan, untuk membuat semua orang melupakan kain sutra yang robek ini.”
Ia berhenti di depan Skye, tatapannya melembut sesaat, namun tetap keras. "Aku memberimu waktu enam bulan. Enam bulan untuk kembali dengan 'sesuatu'. Cari jalan keluarmu, Skye. Dunia ini tidak menunggu orang yang jatuh."
Marco keluar, meninggalkan keheningan yang lebih berat dari kebisingan di luar. Skye tenggelam dalam ketakutan. Untuk pertama kalinya sejak ia berhasil mengubah dirinya dari Sekar Kenanga yang tertekan menjadi Skye yang tak tersentuh, ia merasa akan kehilangan segalanya. Milan adalah tamparan keras yang membangunkannya; keberhasilan tidak menjamin kekebalan. Ia harus mencari perlindungan, mencari panggung baru yang jauh dari mata paparazzi Eropa, sekaligus menemukan cara untuk kembali ke A-list.
Sebuah proyek besar. Sebuah pembersihan nama.
Tiba-tiba, ia teringat email yang sempat ia abaikan dari manajernya. Sebuah tawaran dari sebuah perusahaan tech-fashion yang sedang naik daun di Asia Tenggara. ATEEA Group. Tawaran untuk menjadi wajah kampanye peluncuran produk ambisius mereka, 'Ascension'. Project itu terdengar membosankan. Sebuah perusahaan Asia, jauh dari pusat mode. Namun, itu juga berarti publisitas baru di pasar yang sedang berkembang. Sebuah pelarian.
Dengan tangan gemetar, Skye meraih ponselnya dan membalas email tersebut. “Terima penawaran ATEEA Group. Segera atur kepulangan saya ke Jakarta. Saya butuh istirahat, dan saya butuh panggung baru.”
Ia tahu ini adalah langkah mundur, tetapi Sekar Kenanga yang dulu selalu lari dari masalah. Skye yang sekarang adalah seorang survivor. Ia akan menggunakan Jakarta sebagai tempat persembunyiannya, sebagai papan loncatan. Ia akan kembali ke Eropa sebagai model yang lebih kuat, tak peduli siapa pun yang harus ia hadapi di sana.
Jakarta, Waktu yang Sama
Alex Mahendra Prakasa duduk di kantornya, di puncak gedung pencakar langit ATEEA Group, dengan pemandangan kota Jakarta yang terbentang di bawah kakinya, seolah-olah ia bisa menggenggam seluruh kota itu. Langit sore yang memerah menyinari wajahnya yang tegas.
Usianya kini 29 tahun. Sepuluh tahun telah mengubahnya dari pemuda culun berusia 19 tahun yang terluka dan direndahkan, menjadi seorang CEO yang ditakuti. Ia mengenakan jas mahal yang pas di badan, setiap gerakannya terukur dan berwibawa.
Ayahnya telah tiada setahun setelah Sekar pergi. Semua kemarahan dan rasa sakit itu ia tuangkan ke dalam pembangunan ATEEA. Ia tidak pernah ingin menjadi boneka lagi. Ia membangun kerajaannya sendiri, jauh dari bayang-bayang dana keluarga Kenanga yang pernah merendahkannya. Dia telah membuktikan dirinya: dia adalah seorang arsitek bisnis, bukan sekadar pewaris.
Pintu kantornya diketuk. "Pak Alex, ini file model untuk kampanye 'Ascension'. Kami sudah menyaring tiga nama teratas dari Eropa dan Amerika," ujar Maria, sekretarisnya yang efisien.
"Tinggalkan saja," jawab Alex tanpa mengalihkan pandangan dari layar, sibuk meninjau laporan keuangan.
Namun, ia penasaran. Kampanye ini sangat penting, peluncuran produk paling ambisius ATEEA sejauh ini. Setelah menyelesaikan beberapa dokumen, Alex mengambil file fisik di mejanya. Ia membuka halaman pertama, lalu halaman kedua. Model Italia, model Inggris, dan...
Tiba-tiba, ia berhenti. Napasnya tercekat, dan keheningan di kantornya terasa memekakkan telinga. Ia mencengkeram sampul file itu begitu erat hingga buku jarinya memutih.
Di halaman ketiga, tercetak sebuah foto editorial yang memukau. Foto close-up wajah yang dingin, tetapi memesona. Mata yang sama, bentuk wajah yang sama, dan sorot angkuh yang ia ingat dengan baik dari sepuluh tahun lalu. Gadis berusia 18 tahun yang merebut hatinya dalam perkenalan singkat, kini muncul sebagai seorang wanita yang telah diukir oleh dunia.
Di bawah foto itu, tercetak nama: Skye.
Alex menggerakkan jarinya, menelusuri nama panggung yang asing itu. Ia membuka dossier singkat di bawahnya. Model berkebangsaan indonesia yang melebarkan sayapnya di prancis, terkenal dengan aura 'Ice Maiden', mantan wajah Dore dan Chen, Nilai kontrak yang sangat tinggi.
Rasa terkejutnya perlahan berganti menjadi senyum tipis, tetapi dingin. Senyum seorang predator yang baru saja melihat mangsanya.
Skye. Sekar Kenanga.
Ia tak pernah menyangka gadis yang pernah menuduhnya sebagai 'boneka bisnis' yang tidak akan pernah sukses di kakinya sendiri, kini adalah model internasional yang sedang dipertimbangkan untuk dipekerjakan oleh perusahaannya. Perusahaan yang ia bangun dari nol, jauh dari bantuan siapa pun. Ironi ini begitu manis dan pahit.
Aku tidak akan pernah mau menghabiskan hidupku dengan seorang 'boneka' tanpa ambisi. Kalimat Sekar yang menusuk itu masih terngiang jelas.
Alex menekan interkom. "Maria, batalkan semua janji yang tersisa. Dan segera kirimkan file Skye ke tim investigasi. Aku ingin informasi yang sangat detail. Semua tentangnya. Proyek terakhir, pendapatan, bahkan skandal kecil di belakang panggung. Cari tahu kenapa model sekelas dia mau mengambil kontrak di Asia Tenggara sekarang."
"Apakah ada masalah dengan model ini, Pak Alex?" tanya Maria dari seberang, suaranya dipenuhi kehati-hatian.
"Masalah?" Alex mendengus, kembali menatap foto Skye, yang kini terlihat jauh lebih dewasa dan seksi, dengan tatapan yang jauh lebih dingin. "Tidak ada masalah, Maria. Justru, ini menjadi sangat menarik. Dia adalah model yang sempurna untuk 'Ascension'. Dan aku akan memastikan, dia datang. Aku akan memberinya harga yang tak bisa ia tolak."
Kau ingin membuktikan aku boneka, Sekar? Kau ingin melihatku gagal? Sekarang, mari kita lihat siapa yang menjadi boneka siapa.
Alex membalik file Skye ke belakang, menutupnya dengan kepuasan yang kejam. Rencananya untuk menggunakan proyek ini sebagai balas dendam baru saja terbentuk sempurna. Ia tidak akan merusak karier Skye, tidak. Ia akan memegang kendali penuh atasnya selama masa kontrak, memaksanya bekerja di bawahnya, dan membuat gadis angkuh itu tahu bahwa ia tidak lagi bisa meremehkan Alex Mahendra Prakasa.
Selamat datang kembali ke Jakarta, Sekar. Permainan baru dimulai.
