NovelToon NovelToon
Benih Kakak Iparku

Benih Kakak Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Cinta Terlarang / Saling selingkuh
Popularitas:688k
Nilai: 4.5
Nama Author: miss ning

Setelah setahun menikah Jira baru tahu alasan sesungguhnya kenapa Bayu suaminya tidak pernah menyentuh dirinya.

Perjalanan bisnis membuat Jira mengetahui perselingkuhan suaminya. Pengkhianatan yang Bayu lakukan membuat Jira ingin membalas dengan hal yang sama.

Dia pun bermain dengan Angkasa, kakak iparnya. Siapa sangka yang awalnya hanya bermain lama kelamaan menimbulkan cinta diantara mereka. Hingga hubungan terlarang itu menghasilkan benih yang tumbuh di rahim Jira.

Bagaimanakah nasib pernikahan Jira dan Bayu? Dan bagaimana kelanjutan hubungan Angkasa dengan Jira?

Ikuti terus kisah mereka ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miss ning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Rasa pusing mulai Angkasa rasakan. Dia tidak tahu kenapa tubuhnya terasa panas. Dan anehnya ada sesuatu desakan yang dia rasakan. Tubuhnya menginginkan sesuatu. Dia butuh seseorang sekarang.

"Sial. Siapa yang memberiku obat itu."

Angkasa berjalan terhuyung-huyung. Pandangannya mulai tidak fokus karena apa yang dia lihat mulai kabur.

Brug

Angkasa menabrak seorang pelayan yang sedang membawa minuman.

"Maaf tuan saya tidak sengaja."

"Anda baik-baik saja tuan?" tanya sang pelayan yang melihat Angkasa seperti orang gelisah.

Angkasa menggeleng. Dia mulai berjalan kembali. Tetapi baru dua langkah tubuh Angkasa hampir terjatuh.

Pelayan itu membantu Angkasa berdiri tegak. "Anda butuh bantuan tuan. Aku akan membantu anda untuk istirahat."

Pelayan itu membawa Angkasa keluar dari pesta pernikahan Stevan. Meski tidak fokus dia dapat melihat siluet tubuh Bastian. Dengan sekuat tenaga dia ingin menghampiri sekretaris Stevan itu. Namun tangan kokoh pelayan restoran mencegahnya.

"Lepaskan aku brengsek." umpat Angkasa saat merasakan cekalan tangan pelayan itu pada tubuhnya.

"Tidak tuan Anda harus istirahat segera."

**

Di tempat lain

Jira berjalan kesana kemari mencari Angkasa. Tidak mungkin lelaki itu pulang duluan kan. Dia mengambil ponsel dan menekan nomor Angkasa. Berdering tapi tidak terjawab. Jira mencoba lagi. Hasilnya sama. Sekali lagi mencoba. Sama. Tetap tidak ada jawaban.

Jira menghampiri Bastian yang sedang mengobrol dengan tamu. Melihat Jira mendekat Bastian mengangkat satu alis tebalnya.

"Kau sendirian?"

"Tadi aku bersama Angkasa tetapi dia menghilang. Apa kau bisa membantu ku mencarinya?"

"Kau sudah menghubunginya?"

"Sudah. Tidak ada jawaban."

"Nomer ponselnya aktif?"

"Iya."

Tidak biasanya Angkasa mengabaikan telepon Jira. Bastian pergi mencari Angkasa ke toilet pria. Mungkin lelaki itu sedang disana.

Namun nihil. Angkasa tidak ada disana. Bastian bertanya kepada beberapa pelayan yang bekerja disana. Tidak ada yang tahu. Jira merasa khawatir. Takut terjadi sesuatu. Entah kenapa perasaannya tidak enak. Takut terjadi sesuatu dengan Angkasa.

Tanpa pikir panjang Bastian pergi ke ruang cctv. Dia memeriksa disana. Mencari sosok Angkasa.

"Damn it."

"Kenapa Bas?" tanya Jira.

"Ada sesuatu yang tidak beres." Bastian melihat Angkasa dibawa keluar. Menuju ke lantai 12. Dimana ada beberapa kamar hotel di sana.

Mungkinkah? Sial. Seseorang pasti berbuat licik.

"Jira cepat ikut aku."

Wanita itu mengangguk. Mengekori Bastian yang berjalan cepat. Jira berusaha mensejajarkan langkah tapi tidak bisa. Langkah Bastian terlalu lebar dengan tubuh tingginya.

"Tunggu disini." perintah Bastian. Kemudian lelaki itu pergi ke resepsionis.Bertanya sesuatu disana. Jira melihat ada perdebatan antara Bastian dan sang resepsionis. Entah apa tetapi Bastian terlihat marah. Sebelum akhirnya Bastian kembali dan mengajak dirinya ke lantai 12 di hotel tersebut.

"Kita mau kemana Bas ?"

"Lantai 12. Sepertinya Angkasa sedang tidak baik-baik saja. Dia pasti butuh bantuan mu segera."

Meski merasa bingung Jira tidak bertanya lebih. Dia mengikuti langkah Bastian. Terlihat gurat kemarahan di wajah Bastian. Jira dapat melihat dengan jelas.

**

"Brengsek. Lepaskan aku. Siapa kau?" Angkasa berusaha melawan. Meski tubuhnya terasa aneh. Lemah, Panas, pusing ,tidak fokus. Dan entah apalagi yang dia rasakan.

"Tenang tuan, aku akan membawa anda kepada seseorang. Dia yang akan menolong anda."

Angkasa tidak percaya. Dia mencium sesuatu yang tidak beres. Ingin melawan tetapi dia lemah. Sial, seharusnya dia lebih berhati-hati tadi. Siapa yang sudah melakukan ini.

"Siapa yang menyuruhmu?"

"Anda akan tahu nanti tuan."

"Lepaskan aku." Angkasa memberontak. Berusaha mengulur waktu. Berharap seseorang datang sebelum lelaki yang menyamar jadi pelayan ini membawanya entah kemana.

"Bekerja samalah tuan. Anda harus segera mendapat pertolongan."

"Tidak akan. Aku akan membayar mu berapapun. Asal kau bawa aku keluar dari sini."

Pelayan itu menghembuskan nafas kasar. "Aku tidak bisa tuan. Anak dan istri ku taruhannya."

"Kau diancam?"

Lelaki itu mengangguk. Dia kembali membawa tubuh Angkasa yang mulai bergerak tidak jelas.

"Berapa dosis yang dia beri?" Angkasa tahu obat apa yang dia minum. Dia lelaki matang terlebih seorang pebisnis. Jadi dia tahu banyak orang yang berbuat curang seperti ini untuk mencapai sesuatu dengan cepat.

"Saya tidak tahu tuan. Karena bukan tugas saya. Saya hanya diminta untuk mengantar anda ke lantai 12 kamar 308."

"Sial. Rasanya syaraf-syaraf ku ingin putus." geram Angkasa.

Pelayan itu sudah membawa Angkasa ke dalam kamar 308. Disana Angkasa melihat seorang wanita di atas ranjang. Tidak jelas karena pandangannya kabur. Dari tubuhnya itu bukan Jira.

"Siapa kau?"

Wanita itu mengusir pelayan dengan gerakan tangan. Pelayan paham dia pun keluar dan menutup pintu.

Wanita yang hanya memakai lingerie itu mendekat. Membelai dada Angkasa.

"Jangan menyentuhku dengan tangan kotor mu itu."

Wanita itu tertawa. Dia tidak marah. Wanita itu semakin tertantang. Sudah seperti ini saja Angkasa masih bisa menolak dirinya.

"Kau butuh sentuhan Angkasa."

"Kau!!!" Angkasa tahu suara wanita itu.

"Ya ini aku. Jika kau tidak bisa kudapatkan dengan normal maka cara seperti ini pun akan aku lakukan untuk bisa mendapatkan mu."

"Dasar wanita busuk."

"Terima kasih atas pujiannya." Selly mendekat menangkup rahang Angkasa. Lelaki itu sungguh kehilangan tenaga. Otot-otot nya terasa lemah karena obat sialan itu.

"Selain obat perangsang apa yang kau berikan padaku?"

Selly terkekeh pelan. "Tidak peduli obat apa aku akan menyembuhkan mu."

Selly ingin mencium bibir Angkasa. Tetapi lelaki itu berpaling. Akhirnya bibir Selly hanya mendarat di pipi Angkasa.

"Kau sungguh manis. Membuatku semakin penasaran saja."

Selly membawa tubuh Angkasa ke atas ranjang. Wanita itu mulai membuka satu per satu kancing kemeja Angkasa.

"Singkirkan tangan kotor mu itu, brengsek." Angkasa merasa jijik dengan sentuhan Selly. Rasanya ingin sekali mencekik leher wanita itu. Tetapi tidak bisa.

Kemeja Angkasa sudah terlepas. Selly mulai melucuti celana Angkasa.

"Sial. Menjauh dariku jalang." umpat Angkasa.

Selly tersenyum lebar. Dia tercengang mendapati milik Angkasa yang terlihat besar di balik celana boxer nya.

Wanita itu mengelus benda itu. Membuat Angkasa mendesis seperti ular.

"Kau suka?"

"Menyingkir jalang."

"Baiklah jika itu yang kau mau. Dengan senang hati aku akan memuaskan mu. Rasanya tidak sabar melihat benda sebesar itu masuk ke dalam tubuhku. Pasti terasa hangat dan penuh." Selly membelai tubuhnya sendiri. Merasa berga*irah saat melihat milik Angkasa yang sangat besar.

"Dasar jalang sialan. Aku akan membunuhmu jika berani menyentuh ku."

Selly tidak peduli dengan umpatan Angkasa. Wanita itu mulai melucuti celana boxer Angkasa.

Wanita itu menelan saliva. Melihat betapa besar dan panjang benda itu. Pasti sangat puas jika bisa memilikinya.

Dengan berani Selly memberi ucapan lembut. Tidak butuh waktu lama karena efek obat benda itu berdiri dengan cepat.

"Sial."

**

Bastian dan Jira tiba di lantai 12. Langkah Bastian semakin lebar. Dia tidak boleh terlambat.

Dan Brak

Suara pintu di dobrak. Untung saja pintu tidak terkunci dari dalam. Bastian mengeram kesal. Melihat apa yang dia lihat.

"Menjijikan."

1
Efi Maifida Salim
lanjut..
Susanty
sorry dari bab pertama aku baca kayanya Jira yatim piatu deh, kok tiba² ada ayahnya.
Sri Peni
ternyata selly adik tiri hana baru dong
Cherry Bloosem
baru kali ini aku baca novel,, si peran antagonis d cerita kan secara detail.. biasanya skali dapat karma klo ngk taubat ya meninggal.. hebat author
Yuni Ngsih
Thooooooor kamu ya klw orang lg asyik baca dipotong .....dasar Author sangat pinter ....novelmu/ ceritramu itu bgs sekali mknya ku ngenes ceritra lg hoooooot kamu potong ......semangat Thor & cepet lanjutkan
Sri Peni
sereem
Naruto Uzumaki family
seru nih
Sri Peni
wah semakin seru
Rita Murwanti
tahan dong Jira selesein dulu kamu sama Bayu bair cantik sayang
Rita Murwanti
thor jujur aku gak pro dgn yg di lakukan Jira tapi ya mo gmn ini hak kamu thor mo halu kayak apa kan
Dwi ratna
Luar biasa
Ani Sifa
𝑺𝒆𝒍𝒍𝒚 𝒕𝒕𝒑 𝒅𝒆𝒏𝒅𝒂𝒎 𝒂𝒋𝒂 𝒅𝒊𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂
Rita Murwanti
jiraaaa SMP kpn kamu bertahan kamu wanita karier mandiri lho
Yuni Ngsih
Thooooor baru nongol dah bikin aku ngenes & marah ,
T'urni90: maaciii🤗🤗
total 1 replies
Sumiyati oo
diakhir sisa hidupnya jangan biarkan sely berbuat semaunya ya kak othor, .......kalau bisa dia ketahuan oleh kakak jira yg di singpura kalau sely lah yg telah membunuh papanya

dab bagaimana nasib selby selanjutnya kak???
lanjut/Drool//Rose//Coffee/
Nia nurhayati
oo rupanya ada udang di balik batuu kauu ya batuu sialann
Nia nurhayati
angakasa apa kamu menyukai jiraa
Nia nurhayati
daerah suami lacnat kau bayuuu
Nia nurhayati
mampir thorr
Reni Anjarwani
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!