NovelToon NovelToon
PELAKOR ITU IBUKU SENDIRI

PELAKOR ITU IBUKU SENDIRI

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Cerai / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Selingkuh / Cinta Terlarang / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Sri tidak menyangka jika rumah tangganya akan berakhir karena orang yang paling dia cintai dan hormati, entah bagaimana dia mendeskripsikan hati yang tidak akan pernah sembuh karena perselingkuhan suami dengan perempuan yang tak lain ibunya sendiri.

Dia berusaha untuk tabah dan melanjutkan hidup tapi bayangan penghianatan dan masalalu membuatnya seakan semakin tercekik.

mampu ka dia kembali bangkit setelah pengkhianatan itu diatas dia juga memiliki kewajiban berbakti pada orangtua

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4

Irfan menatap mertuanya tidak percaya, barusan mertuanya sendiri menggodanya dan memintanya melakukan hal ini, sekarang malah dia diusir seperti ini, harga dirinya sebagai laki-laki seperti terinjak-injak.

"Jangan keterlaluan bu, ibu sendiri yang menggodaku dan mengajakku melakukannya, kenapa sekarang aku diusir??

"Jangan banyak bertanya, pergi ke kamarmu, kamu mau Sri melihat kita seperti ini?? ". Tanyanya dengan tajam dan dingin.

Irfan menghela nafas dan menarik nafasnya dalam-dalam, ibu mertuanya benar, istrinya nanti melihatnya jika dia tetap ada disini.

"Baiklah, aku akan pergi, aku tidak suka ibu mengatakan hal itu, ibu sendiri yang menggoda ku jadi jangan membuat seolah-olah akulah yang bersalah disini".

Ucapnya memakai pakaiannya kemudian melangkahkan kakinya keluar dari kamar ibu mertuanya, menuju kamar mandi untuk bersih-bersih.

"Ya Tuhan apa yang telah kulakukan, bagaimana bisa aku melakukan hal seperti itu bersama suami anakku??". Ucapnya menarik rambutnya dengan kasar.

Keesokan subuhnya, Sri menatap ibunya dengan heran, ibunya mandi subuh seperti ini, hal yang tak pernah dilakukannya selama menjadi anaknya

"Tumben ibu mandi subuh begini??". Tanyanya dengan tatapan menyelidik.

Siti salah tingkah ditatap seperti itu oleh anaknya, dia hanya memasang wajah datarnya untuk menyembunyikan perbuatannya.

"Entah lah, ibu hanya ingin mandi sejak semalam ibu sangat gerah". Jawabnya dengan datar.

Sti hanya mengangguk kosong, jawaban ibunya terasa janggal olehnya karena dikamar ibunya ada AC seperti di kamarnya, tidak mungkin gerah sama sekali.

Dia kembali menepis kejanggalan aneh menurutnya karena tidak mau membuat keributan di pagi hari.

Dia masuk ke kamar mandi untuk mandi sementara Siti hanya menatap nanar pintu kamar mandi yang ditutup anaknya, perasaan bersalah muncul didalam hatinya.

Dia menuju dapur dan membuat sarapan untuk mereka semua, sebenarnya dia cukup senang tidak tinggal seorang diri tapi entah mengapa dia tidak bisa menyampaikan perasaannya pada orang lain, trauma dimasa gadisnya membuatnya begitu tertutup.

"Kenapa ibu begitu menghindari aku, apa salahku bu?? ". Tanya Irfan begitu saja saat dirinya lebih dulu pulang kerumah dan mendapati mertuanya tidak peduli padanya, padahal biasanya mertuanya mengajaknya mengobrol santai.

"Tidak apa, ibu hanya sedang lelah saja, masuklah ke kamarmu dan istirahat". Ucapnya dengan acuh tak acuh.

Hatinya kembali nelangsa memikirkan perbuatan mereka tempo hari tapi tidak bisa menghilangkan apa yang terjadi.

"Bu, aku tidak suka ibu lakukan ini padaku, ibu bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun diantara kita, aku tidak bisa melupakan malam itu". Ucapnya dengan kesal.

Dia bahkan mencengkram tangan mertuanya dengan kasar, dia kini dilanda perasaan gamang dan meledakkan amarah.

Bisa-bisanya ibu mertuanya bersikap seolah-olah mereka tidak pernah melakukannya, dia bahkan sering terbayang-bayang.

"Terus maumu apa?, Kau mau menghancurkan semua ini?, kita tidak bisa membahasnya kamu itu menantu ibu, ibu hanya khilaf karena mendengar kalian melakukannya". Hardiknya dengan kasar menepis tangan Irfan yang memegang tangannya.

"Aku tidak terima ibu perlakukan seperti ini, aku ini bukan barang seenaknya ibu pakai setelah tidak dipakai ibu bisa buang seperti ini, aku tidak suka". Hardiknya dengan keras.

"Ibu tidak peduli, apa yang kita lakukan malam itu hanya kesalahan, tidak perlu membicarakan nya lagi, itu harus tetap menjadi rahasia, aku tidak mau sampai orang tahu". Teriaknya dengan nafas memburu dia bahkan langsung masuk kedalam kamarnya tidak peduli dengan menantunya.

"Sial, ternyata hanya aku yang tidak bisa melupakannya, ini tidak bisa dibiarkan, dia menginjak harga diriku jika seperti ini, aku tidak terima".

Dia memasuki kamarnya dengan membanting pintu seolah meluapkan amarahnya sejak tadi, dia tidak mungkin mengasari mertuanya tapi mertuanya juga sudah bertindak keterlaluan padanya

Beberapa hari setelah kejadian itu kehidupan mereka tetap berjalan walaupun kecanggungan antara mertua dan menantu itu sangat terasa, keduanya sering mencuri pandang terutama Irfan.

Bayangan saat mereka melakukan hal itu dengan panas membuatnya selalu terbayang-bayang, mungkin mertuanya baru merasakannya lagi setelah sekian lama maka dari itu saat melakukannya dia sangat bersemangat dan ketagihan.

"Mas seperti nya sakit?? ". Sri memegang kening suaminya yang terlihat pucat setelah pulang dari kantor.

"Iya badan mas seperti nya sangat lemas, kepala mas juga berkunang-kunang jika berjalan apalagi kalau kena sinar matahari". Dia duduk bersandar ditempat tidur memijit pelipisnya terasa sangat pusing.

"Ya sudah mas istirahat saja, nanti aku izinkan kekantor mas sebelum ke kantor ku, tidak apa kan kalau aku tinggal bekerja, aku ada meeting penting besok ".

"Iya tidak apa sayang yang penting mas sarapan dan minum obat, lagian kan ada ibu juga jika ada apa-apa bisa minta tolong pada beliau".

Sri mengangguk paham, dia tidak lagi banyak bicara dan mengurus suaminya dengan telaten, supaya esok hari suaminya sudah mendingan dan dia bisa meninggalkan nya dengan perasaaan lega.

Keesokan harinya langit sedang bergemuruh hebat, pertanda akan hujan besar yang akan mengguyur kota hari ini.

"Maaf yah mas, aku tidak bisa tinggal, aku usahakan pulang cepat". Ucapnya mengelus kepala suaminya dengan rasa khawatir.

"Tidak apa sayang, namanya juga orang bekerja, aku tahu kok". Ucapnya berusaha menenangkan istrinya yang sangat khawatir sejak tadi.

Sri tidak menjawab, entah mengapa perasaannya sejak tadi tidak enak seperti akan terjadi hal besar hari ini, entah apa itu.

"Bu tolong mas Irfan yah untuk makan siang dan obatnya, aku usahakan pulang cepat hari ini, mudah-mudahan bisa".

Siti hanya mengangguk kosong, dia cemas kepada menantunya itu, entah mengapa sejak kejadian itu, dia selalu merindukan menantunya itu tapi dia berusaha menahan perasaannya untuk tidak berbuat yang aneh-aneh.

Sri pergi dari rumah dengan perasaaan gamang, perasaannya sungguh tidak enak, dia menatap rumahnya dengan perasaaan tidak menentu.

"Kamu istirahat saja, panggil ibu jika ada apa-apa, ibu ada diluar mengerjakan pekerjaan rumah".

Irfan hanya mengangguk pelan, kepalanya sedikit berdenyut tapi dia mengantuk.

Dia membaringkan badannya untuk tidur sedangkan Siti keluar dari kamar itu dan mengurus pekerjaan rumah hingga siang hari membiarkan menantunya tidur

Suara guntur dan hujan diluar sedang bergemuruh hebat, Siti yang memiliki trauma akan hal itu langsung menjerit ketakutan, Irfan yang sedang terlelap langsung terbangun dan berlari keluar kamarnya dengan tergesa-gesa melihat keadaan mertuanya.

"Ada apa bu, ada apa?, kok ibu teriak seperti itu??". Tanya dengan panik.

dia menghampiri ibunya dengan pakaian minim yaitu boxer dan singlet dalam tanpa sadar bahkan kepalanya yang tadi berdenyut dan sakit tidak dia hiraukan sama sekali, baginya menyelamatkan mertuanya untuk sekarang paling penting

" Aku takut". Desis Siti dengan tubuh bergetar hebat dan ketakutan luar biasa.

1
Machmudah
otw karma buat Siti Dan Irfan.....otw bahagia buat sri
Machmudah
macam org gak py Iman aja kamu Siti, balas dendam kok sm anak......kelaut aja miodelan siti
Sulfia Nuriawati
kok blm up jg y knp?????
Sulfia Nuriawati
g lanjut lg y, dah lama g up, gantung berarti y
Machmudah
gemes banget thor....kasih karma yg smp mereka tdk kuat menanggungnya
Putra Putra
tipe org egois, g pernah merasa slh sll org lain yg D slh kan, dy yg berbuat org lain yg D blng pembentukan sial
Putra Putra
manusia bln yuh ibu sm menanti, g ada laki² lain atw wanita lain sampai segitunya, apa pun alasannya ttp salah y
Machmudah
hadeh Irfan bkn org kaya aja byk tingkah.....kasih Sri pengganti Irfan yg lbh baik Thor......ibu nya jg jablay kegatelan.....tunggu kehancuran kalian...semangat Sri Dan othor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!