PLEASE FOLLOW DEAMERIAWAN UNTUK MENDAPATKAN NOTIFIKASI UPDATE NOVEL TERBARU
Caren Danisha sosok siswa yang multi talenta. Diusia belia dia harus merasakan pernikahan dengan laki-laki yang di cintai nya. Namun dengan berjalannya waktu, pernikahan tidak hanya butuh sekedar cinta tapi komitmen untuk bersama selamanya. Perbedaan mulai muncul satu persatu, sehingga akhirnya ia jatuh cinta untuk kedua kalinya dengan orang yang berbeda. Terkadang dia pun bingung siapakah yang disebut sebagai cinta pertamanya. Karena 2 sosok ini ingin sama-sama dimilikinya.
Hasratnya semakin membara untuk berpetualang sejak hatinya porak poranda.
Cinta telah menghancurkan harga diri dan kepercayaannya.
Apakah Caren akan tetap bermain dengan permainan cintanya ?
Atau dia akan menghentikan saat cintanya berlabuh pada sosok yang tepat.
Hasrat akan selamanya ada ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JANTUNG YANG TIDAK AMAN
Oh ... ojek hari ini benar-benar istimewa karena membuat jantung semakin berdebar kencang.
Ups ... akhirnya sampai juga ke tempat makan yang dituju. Suasana cukup ramai, namun karena tempat duduknya banyak jadi masih menyisakan meja dan kursi untuk diduduki aku dan Aldian. "Ald kita duduk disini aja ya" ujar ku mengambil posisi meja yang menghadap ke kolam ikan yang dilengkapi dengan taman kecil dan air mancur itu. Aldian pun mengikuti arahan dari ku dan duduk di kursi depan ku. "Kamu sering kesini gak ?" Aldian bertanya sembari memanggil waitres ke meja mereka. "Lumayan sering sih. Biasanya sama Alma, Dio dan Sella. Bahkan beberapa kali ngerjain tugas disini" ucap ku. Waiters datang dan mencatat pesanan mereka. "Saya mau es Cappucino 1 dan steak ayam jamur 1 ekstra kentang goreng ya" kata Aldian. "Kalau saya mau es lemon tea dan steak ayam saos barbeque 1. Terima kasih ya mbak" ujar ku. "Baik mohon ditunggu pesanannya ya mbak mas" ujar si waitres sebelum meninggalkan meja mereka.
"Kog tumben tadi jemput di GOR sih?" tanya ku memecah keheningan diantara mereka. "Emang kenapa ? Gak boleh ? Atau ada yang marah kalau aku jemput hem ?" Aldian menjawab dengan gaya khasnya yang cuek dan usil. "Bukan begitu Ald ... kan GOR jauh. Kasian aja kalau kamu nunggunya kelamaan. Apalagi HP aku off kayak tadi. Takut ngerepotin kamu aja Ald" aku mencoba menjelaskan perasaan gak enakku kepada Aldian. "Udah kamu gak usah ngerasa gak enak. Aku yang mau jemput kamu. Walaupun aku harus menunggu kamu sampai selesai akan aku lakukan ... Oke". Aldian menjawab dengan tegas ucapan ku.
Tak lama makanan pun datang ke meja mereka. Gak menunggu lama karena aku sudah sangat kelaparan, jadi makanan yang dipesan langsung dimakan dengan lahap. "Makannya pelan-pelan dong cantik ... gak ada yang ngambil kog" Aldian tertawa pipi ku jadi gembul karena melahap potongan daging dengan ukuran yang agak besar. Blushh ... wajah ku sudah kayak kepiting rebus karena omongan Aldian tadi. Antara malu karena ketauan kelaparan dan malu karena disebut cantik. Ya ... aku memang sangat cantik. Tubuh proporsional dengan tungkai yang indah, payudara nya montok dan rambutnya hitam melewati bahu.Tapi mungkin karena Aldian tahu kalau aku malu ... ia mencoba untuk mencairkan suasana dengan ngobrol-ngobrol tentang hal yang lucu, tentang sekolah dan tentang impian mereka masing-masing. Dan dari obrolan itu baru tau kalau Aldian itu anak tunggal, ayahnya bekerja disebuah perusahaan asing. Tapi kedua orangtuanya memiliki perusahaan keluarga yang dikelola secara profesional. Sehingga bisa saja sewaktu-waktu mereka pindah kota atau pindah negara mengikuti tugas dimana ayahnya ditempat kan. Kecuali kalau Aldian sudah lulus SMA maka ia dibebaskan untuk tinggal dimana saja selama ia mau. Aku pun menceritakan tentang siapa diriku. Dimana ia disini hanya numpang dirumah adik ayahnya yang saat ini sedang LDM dengan suaminya yang bertugas di Qatar. Karena ayahku bekerja di perusahaan kayu yang lokasinya berada di Kalimantan, sehingga bunda mengikuti dimana ayah bertugas.
Obrolan yang menyenangkan ini menemani mereka hingga makanan yang dipesan ludes tidak bersisa. Ternyata Aldian gak sedingin itu. Walaupun kadang joke nya lucu tapi hambar tapi cukup membuat ku nyaman dengan keberadaan nya. "Yuk kita pulang sekarang" Aldian menggenggam tangan ku meninggalkan meja nya setelah sebelumnya ia membayar makanan di kasir. Baru saja mereka berdiri dan akan beranjak meninggalkan meja tiba-tiba ada yang memanggil "Aldian ... kamu makan disini juga ? Sama siapa ? Kog gak ngajak aku sih ?" suara cempreng manja milik Clara cukup mengganggu pendengaran. "Oh Clara ... aku lagi sama Caren. Duluan kalau gitu ya ladies" ujar Aldian sambil menarik tangan ku. Sedangkan aku hanya menatap Clara beserta 2 anteknya dan memberikan senyum tipis setipis kapas karena kaget dengan tarikan tangan dari Aldian.
Kami bergegas menuju parkiran motor dan masih dengan tangan yang saling menggenggam. "Maaf ya Ren ... aku tarik tangan kamu. Sakit gak ?" ucap Aldian yang baru sadar bahwa ia sudah menarik tangan ku dengan terburu-buru. "Gak apa-apa kog Aldian ... cuma aku kaget aja" jawab ku. "Aku sangat tidak nyaman selama ini dengan Clara. Setiap ketemu ada aja tingkahnya yang menjengkelkan" ucap Aldian mungkin secara tidak langsung menjelaskan soal tarikan tangannya tadi. " Aku paham situasi nya kog. Ehmm maaf kalau boleh tau, apa kalian punya hubungan ?" tanya ku. Aldian sambil memasang kan helm di kepala ku berkata "Kalau ada kamu apakah aku masih membutuhkan cewek lain ?" blushh ... jawabannya sederhana tapi cukup membuat jantung ku meronta-ronta tidak dalam posisi aman. "Ayo cantik ntar kemalaman" ucapan Aldian memecah lamunan ku.
Selama di perjalanan mereka berdua saling membisu. Tetapi tiba-tiba saat melewati jalan yang agak sepi, motor Aldian dihadang oleh 5 motor. Sepertinya musuh dari genk motor Aldian. Aldian memegang tangan ku dan berkata "Ren ... tunggu disini. Jangan kemana-mana" pesannya cukup singkat dan menyiratkan ke khawatiran akan keberadaan ku dalam situasi yang menurutnya bahaya ini. "Aku akan baik-baik aja Ald. Trust me !" ujarku menenangkan nya.
Aldian turun dari motornya "Apa mau kalian ?" ucapnya tegas tanpa basa-basi. "Wah leadernya The Eagle sudah berani bawa cewek sekarang. Boleh kenalan gak sama ceweknya ?" salah satu pemilik motor turun dan melepas helm nya. "Oh rupanya kalian pasukan The Jackal. Belum kapok juga bikin onar ya" ujar Aldian sinis. Aku yang ada dibelakang Aldian mulai menghitung kekuatan lawan. Sepertinya kalau 6 lawan 1 terlalu bikin Aldian lelah nantinya. Yah aku belum tahu kekuatan Aldian ... tapi sepertinya aku harus turun tangan deh batin ku. Aldian tidak mengetahui kalau aku menguasai bela diri dengan baik. Aku adalah pemegang sabuk hitam Karate dan saat ini ia sedang getol berlatih Brazilian Jiu Jitsu dan sedang mengincar sabuk hitamnya.
Tanpa banyak bicara, aku pun berdiri di samping Aldian. "Caren kamu ngapain disini ? Dimotor aja !" Tatap dan ujaran Aldian penuh rasa khawatir akan keberadaan ku disisinya disaat ia akan menghadapi 6 orang The Jackal. "Kamu belum pernah liat aku berkelahi kan Ald ? Aku bisa melindungi diriku sendiri dan mungkin setelah ini aku bisa direkrut jadi anggota The Eagle barangkali" jawaban ku disertai guyonan yang sepertinya menjawab pertanyaan Aldian bahwa ia akan baik-baik saja.
"Kalian ini mau mampus aja masih bisa mesra-mesraan. Kamu sama mas aja cantik ... Duh sayang kalau kena jotos itu wajah yang cantik" ujar salah satu dari 6 orang tadi. "Banyak bacot kalian ganggu orang mau pulang aja. Ayo sini kita selesaikan" ucapan pedas dari ku membuat 6 orang tadi langsung menyerang ku dan Aldian. Benar-benar pengecut. Tapi performa keahlian bela diri Aldian dan aku sangat luar biasa. Walau 2 lawan 6 mereka bisa menumbangkan satu demi satu. Tapi ada 1 orang yang berbuat curang mengambil balok kayu dan ingin memukul Aldian dari belakang. Dan aku pun tidak tinggal diam. Langsung ditendangnya orang yang hendak memukul Aldian hingga tersungkur dan kemudian diinjaknya lagi dada orang tadi hingga keluar darah di mulutnya. "Dasar banci ... bisanya berkelahi keroyokan" ujar ku. Aldian lalu lari mendekati ku "Ren ... kamu gak apa-apa kan ? Ada yang luka gak ?" Aldian cukup panik saat melihat aku berkelahi tadi. "Aku gak apa-apa Ald ... Cuma tadi sempat kena tendang dikit. Tapi sekarang lebih baik kita telpon polisi deh" ujar ku kepadanya. Dan Aldian langsung menelepon anggota The Eagle yang lainnya untuk datang ke TKP dan meminta mereka memanggil anggota polisi terdekat untuk membereskan masalah ini. Karena perkelahian ini tentunya mengganggu jalan yang akan dilewati orang lain juga. "Ren ... kita tunggu mereka datang sebentar lagi dan baru kita pulang ya" Aldian mengatakan hal itu sambil melihat kembali keadaan ku takut kalau ada yang terluka. "Aku baik-baik aja Ald. Biasanya aku lebih bonyok dari ini kog" ujar ku langsung membuat Aldian syok. "Heh maksudnya ?" tanya Aldian penasaran. "Iya dulu aku pernah beberapa kali ikut pertandingan. Dan hasilnya banyak bonyok nya daripada mulusnya. Dan rasanya aku belum puas nendang cowok pengecut itu" aku menjawab sambil menunjuk cowok yang pingsan karena tendangannya tadi tepat di ulu hati dan kemudian diinjaknya lagi dibagian yang sama sebelum cowok itu pingsan. "Ren ... makasih ya tadi kamu udah bantuin aku" Aldian tiba-tiba berkata sambil membenarkan anak rambut ku yang terlepas dari ikatannya. Aku yang mendapat perlakuan seperti itu tiba-tiba merasa kaku tapi pipiku terasa panas karena perlakuan Aldian yang manis. Untung kondisi menjelang malam, jadi rona merah di wajah ku tidak terlihat hanya saja jantung tidak aman karena berdegup kencang.
***