Subgenre: Wanita Kuat · Second Chance · Love Healing
Tagline pendek: Kisah tentang aktris yang hidup lagi — dan menemukan cinta manis dengan CEO muda, si sponsor utama dalam karirnya
Sinopsis:
Cassia adalah aktris A-class yang hidupnya terlihat sempurna — sampai semuanya runtuh di puncak kariernya.
Cinta yang disembunyikan, jadwal padat tanpa jeda, dan skandal yang merenggut segalanya.
Namun ketika takdir memberinya kesempatan untuk hidup lagi, Cassia hanya ingin satu hal: menjauhi orang-orang toxic di sekitarnya dan pensiun jadi artis.
Ia ingin menebus hidup yang dulu tak sempat ia nikmati — dengan caranya sendiri.
Tapi siapa sangka, hidup tenang yang ia impikan justru membuka pintu ke masa lalu yang belum sepenuhnya selesai… dan pada satu sosok CEO muda yang selalu mendukungnya selama ini dan diam-diam menunggu untuk menyembuhkannya.
💫 Ayo klik dan baca sekarang — ikuti Cassia mengubah takdirnya dan menemukan cinta yang benar-benar menenangk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🌻Shin Himawari 🌻, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4 - Maura
"Lepas!"
"Aku tahu kamu pun masih mencintaiku Sia! Kamu pun tidak bisa hidup tanpa aku kan? Mari kita tetap bersama. Aku janji jika aku akan selalu menempatkan dirimu disisiku apapun yang terjadi."
Sial!
Lagi lagi Felix berhasil menangkapku? Kalau begini terus bagaimana cara aku menghindar.
"Hah... hentikan semua janji bohong itu Felix. Aku tidak percaya lagi. Kamu bahkan meninggalkan ku disaat aku terpuruk dulu. Kamu membiarkan ku jatuh hancur karena skandal sendirian!" Teriak Cassia.
Dengan cepat ingatan buruk masa lalu Cassia muncul.
Hanya dengan satu berita buruk tentangnya yang menyebutkan kalau dirinya adalah seorang selingkuhan pria beristri, karir artisnya runtuh dalam sekejap.
Anehnya, identitas pria itu tidak di ekspos seolah berita ini hanya ditujukan untuk menyerang satu sisi saja. Yaitu Cassia sebagai wanita selingkuhan yang mencoba merusak pernikahan orang lain.
Pria itu adalah Felix Rahadian. Pimpinan agency artis yang menaungi Cassia. Dan juga merupakan kekasihnya sejak dulu. Bahkan sebelum pria itu menikah.
Berita itu tidak sepenuhnya salah tapi juga tidak sepenuhnya benar. Tapi kebenaran itu juga tidak penting, bagi seorang publik figure yang harus menjaga citranya skandal perselingkuhan dengan pria beristri sudah cukup mencoreng. Karena berkaitan dengan norma sosial publik tidak akan mudah memaafkan.
Semua projek dan kontrak, baik film drama iklan bahkan reputasi dirinya sebagai brand ambassador diputus sepihak. Banyak penggemar yang marah dan kecewa kepada Cassia.
Cassia yang selama hidupnya menerima cinta dan kepopuleran, seketika dihina serendah rendahnya. Tanpa ada seorangpun yang berdiri disisinya untuk melindungi.
Semua sponsor yang dulu banyak berinvestasi pun mulai berpaling. Hanya satu sponsor saja yang bertahan, membantu perusahaan agencynya untuk membayar semua ganti rugi kegagalan kontrak.
Lalu bagaimana dengan Felix?
Pria yang dicintai Cassia, sumber bahagia sekaligus bencana yang membuat hidup Cassia hancur, hanya terus berjanji bersama Cassia walau kenyataannya pria itu pun diam diam meninggalkan Cassia.
Apalagi di skandal ini identitas Felix masih aman, karena semua berfokus menghujat Cassia. Alih alih berdiri di sisi Cassia seperti semua janji yang diucapkan, Felix lebih memilih menyelamatkan perusahaan dan keluarga kecilnya.
Akibatnya Cassia jatuh ke dasar jurang kekecewaan yang teramat dalam dan memilih melampiaskan dengan minum minum. Cassia membenamkan diri dengan alkohol, berharap jika dia terus mabuk rasa sakit dan sepinya bisa hilang.
Sampai akhirnya ia mengalami kecelakaan dan meninggal.
...🌻🌻🌻...
"Sia?"
Satu panggilan dari Maura berhasil membangunkan Cassia dari tidur.
Mimpi itu lagi.
Cassia menghela napas sedikit lega meskipun lelah juga terus bermimpi tentang itu berkali kali sejak dia mengulang hidupnya.
"Mimpi buruk lagi? Akhir akhir ini kulihat frekuensinya menjadi lebih sering. Selain itu kamu jadi mengalami susah tidur juga. Ku jadwalkan ke dokter ya?" Maura bertanya dengan lembut.
Cassia menggeleng cepat, "Tidak perlu kak. Masih bisa ku atasi kok."
Aku tidak yakin ini hal yang bisa di selesaikan ke dokter. Salah salah, dokter itu akan menganggapku mengalami gangguan pikiran dan malah menjadi skandal baru. Aku tidak ingin hal yang merepotkan.
"Kamu yakin Sia?" Maura memastikan sekali lagi.
Cassia mengangguk, wajahnya sedikit pucat tapi mungkin orang lain tidak menyadarinya. Cassia dengan pandai mengatur ekspresi wajah yang juga penuh make up itu.
"Aku hanya perlu istirahat saja. By the way, gimana dengan jadwalku kak Maura? Aku bisa segera libur kan?" Lirih Cassia sambil memandang ke luar kaca.
Jika tidak bisa pensiun segera, setidaknya aku ingin libur atau hiatus sementara. Batin Cassia.
"Ah, mengenai itu aku sudah sampaikan ke pak Felix... maksudku ke pimpinan. Katanya kamu baru bisa libur setelah semua kontrak yang terlanjur berjalan selesai. Tapi tenang saja, sudah beberapa kontrak baru yang berhasil ku pending kok." Maura menjawab dengan tegang tanpa menoleh. Ia tahu Cassia pasti tidak akan menyukai jawabannya ini.
Cassia menghela napas kasar, bertanya kembali. "Sampai kontrak selesai itu kira kira kapan, kak?"
"Eum...dua atau tiga bulan lagi?" Maura menjawab dengan ragu ragu.
"Tiga bulan?!" Cassia tidak percaya apa yang di dengarnya.
Jika dulu ia adalah artis yang suka bekerja juga menikmati hidup dengan kesibukannya. Tapi tidak di kehidupan ini.
"Mungkin bisa lebih cepat sih, Sia...Asalkan..." Maura yang masih menyetir mobil melirik Cassia lewat cermin depan mobil, menahan kata kata yang ingin di sampaikannya.
"Asalkan apa?" Tanya Cassia tajam. Ia tidak suka percakapan yang bertele tele seperti ini.
"Asalkan kamu yang memohon langsung ke pak Felix. Kamu tahu kan dia selalu membantumu. Apapun yang kamu mau pasti dia akan usahakan Sia. Jadi temuilah dia dan bicaralah padanya langsung okay?" Maura membujuk dengan pelan.
Mendengar itu hati Cassia sedikit ngilu, namun ia meresponnya dengan tertawa pelan.
"Kak Maura? Apa kamu disuruh Felix untuk membujukku?"
"Ti-tidak kok. Aku hanya...hanya berpikir saja biasanya kan begitu." Maura salah tingkah, tidak cukup pandai mengatur wajah paniknya.
"Lupakan yang dulu. Kamu yang atur aja kak."
Cassia lebih memilih menyerah dibanding harus memohon kepada Felix lagi.
"Sebenarnya ada cara lain sih. Kalau kita yang mengajukan pending jadwal duluan. Tapi cara itu sulit di lakukan karena mungkin ada pinalti kerugiannya."
"Kira kira berapa banyak pinaltinya? Apakah cukup besar kak?"
"Bukan hanya cukup. Tapi pastinya nominal itu akan besar sekali, Sia. Mengingat banyaknya projek dan brand yang kerjasama dengan kita." Jelas Cassia bisa menangkap kejujuran dari jawaban Maura itu.
Jika ada pinalti kontrak yang besar, sudah jelas Felix juga akan kesulitan membantuku. Kecuali seperti kehidupanku yang dulu. Ada sponsor yang ikut menanggungnya.
Itu dia!
Tiba tiba Cassia teringat sesuatu dan rasa penasarannya muncul.
"Kak Maura, apa kamu ingat sponsorku yang selalu berinvestasi di perusahaan sejak aku awal debut?"
"Tentu. Gimana bisa lupa, berkat dukungan sponsor itu perusahaan dan karirmu melejit kan sampai sekarang. Itu loh, yang selalu mengirimkan undangan dinner berdua denganmu tapi kamu tolak. Pak Maximillan, dari perusahaan kosmetik ternama."
Maura bingung kenapa Cassia tiba tiba menanyakan tentang ini.
Cassia tersenyum, "Kali ini tolong kirimkan undangan dariku untuknya kak. Juga permintaan maaf atas semua undangan sebelumnya yang ku tolak."
"Apa?" Maura terkejut mendengarnya.
"Kirim undangan ke pak Maximillan, bilang padanya permintaan maafku dan ajakan dinner bersama." ucap Cassia dengan senyum menawannya.
Bersambung
ih nusuk juga