NovelToon NovelToon
Selina Pengasuh Tiga Badboy

Selina Pengasuh Tiga Badboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Queen Blue🩵

Selina Ratu Afensa tak pernah menduga hidupnya berubah drastis saat menerima pekerjaan sebagai pengasuh di keluarga terpandang. Ia pikir hanya akan menjaga tiga anak lelaki biasa, namun yang menunggunya justru tiga badboy yang terkenal keras kepala, arogan dan penuh masalah

Sargio Arlanka Navarez yang dingin dan misterius, Samudra Arlanka Navarez si pemberontak dengan sikap seenaknya dan Sagara Arlanka Navarez adik bungsu yang memiliki trauma dan sikap sedikit manja. Tiga karakter berbeda, satu kesamaan yaitu mereka sulit di jinakkan

Di mata orang lain, mereka adalah mimpi buruk. Tapi di mata Selina, mereka adalah anak anak kesepian yang butuh di pahami. Tanpa ia sadari, keberaniannya menghadapi mereka justru mengguncang dunia ketiga badboy itu dan perlahan, ia menjadi pusat dari perubahan yang tak seorang pun bayangkan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Blue🩵, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ibu tiri

Suara beratnya terdengar lantang, memotong ketegangan

“Apa yang kalian pikirkan?!” bentak Niko, kali ini nadanya benar benar tajam “Kalian bertiga punya pikiran terlalu buruk untuk Papah kalian sendiri”

Hening. Samudra berhenti tertawa, Sargio menundukkan pandangan dan Sagara yang tadi penuh semangat, kini kaku berdiri, matanya berkedip bingung

Niko melanjutkan, suaranya lebih terkendali, tapi tetap tegas

“Mulai sekarang, Selina akan menjadi pengasuh kalian. Dia yang akan membantu mengurus kalian, baik di rumah maupun sekolah. Bukan yang lain, jangan berani lagi kalian berpikir macam macam”

Kata kata itu menampar keras

Sagara yang masih berdiri akhirnya merosot kembali ke kursinya. Wajahnya merah, entah karena malu atau karena merasa di permalukan. Ia mendengus pelan, mengalihkan pandangan sambil menggigit bibirnya sendiri

Selina menunduk, berusaha menyembunyikan wajahnya yang bersemu, sementara jantungnya masih berdegup kencang akibat tuduhan dan pengakuan absurd yang baru saja di lontarkan Sagara

Niko tetap melanjutkan

“Dan mulai malam ini, aturan baru berlaku. Tidak ada lagi yang di izinkan menginap di luar rumah. Kalau sampai kalian melanggar…” Niko menatap ketiganya satu per satu, sorot matanya tajam namun terukur “ATM kalian akan langsung di blokir. Semua akses uang Papa tutup”

Kata kata itu menghantam telinga ketiga kembaran itu. Sejenak ruangan hening. Tak ada bantahan, tak ada teriakan protes. Hanya keheningan yang aneh, sunyi yang justru lebih menusuk dari pada kemarahan

Mereka bertiga saling pandang seakan memberi kode pada masing masing, lalu serentak mereka berdiri. Tanpa satu kata pun, tanpa menoleh

Langkah mereka bergema di tangga kayu megah itu, meninggalkan ruang keluarga yang kini terasa dingin. Suara derap kaki itu terdengar tegas, beriringan, hingga akhirnya lenyap begitu pintu kamar Sargio, kamar terbesar yang kerap jadi markas mereka tertutup rapat

Selina berdiri kaku di tempat. Dadanya sesak, matanya mengikuti punggung tiga remaja itu sampai hilang dari pandangan. Ia tidak tahu harus merasa apa. Di tolak? Di abaikan? Atau memang begitulah cara mereka bersikap?

Di sampingnya, Niko mendesah berat. Jemarinya menepuk pelan bahu Selina, seolah mencoba memberi sedikit penghiburan

“Maaf ya Sel. Mereka memang begitu. Kasar? Nggak juga. Hanya… terlalu lama hidup tanpa arah”

Selina menggeleng kecil, berusaha tersenyum meski hatinya masih berdebar “Saya nggak apa apa Om”

Niko menatapnya sejenak, ada gurat khawatir di matanya. Lalu ia menghela napas panjang

“Semoga kamu kuat menghadapi mereka dan… Semoga mereka nggak bikin kamu menyerah”

Nada suaranya terdengar setengah serius, setengah bercanda, tapi Selina bisa merasakan ketulusan di baliknya

Selina mengangguk lagi, kali ini dengan senyum kecil

“Selina nggak akan nyerah Om. Saya udah janji”

Niko tersenyum, lalu menatap Selina dalam dalam, seolah memastikan bahwa gadis muda ini benar benar siap menghadapi medan perang… yang bernama tiga berandalan Navarez

•Flasback on•

Niko berjalan kembali ke ruang makan dengan langkah tenang, meski dalam hatinya masih tersisa sedikit beban setelah percakapan dengan Samudra. Begitu memasuki ruangan, pandangannya langsung jatuh pada Selina yang duduk sopan. Gadis itu masih menunduk, sendok di tangannya nyaris tak bergerak, seolah menunggu kehadirannya

“Sudah selesai makannya?” suara berat Niko memecah keheningan

Selina buru buru menegakkan punggung “Sudah om”

Senyum tipis terbit di bibir Niko. Ia menarik kursinya kembali, lalu duduk berhadapan dengan Selina. Tatapannya tenang, namun penuh wibawa "Kalau kamu bersedia” lanjut Niko “aku butuh seseorang untuk menjadi pengasuh atau pelayan pribadi… untuk anak anakku”

Selina terkejut, tapi ekspresi girang mulai tergambar di wajahnya “Mengasuh anak? Wah saya bisa Om. Kayaknya nggak sesulit itu. Apalagi kalau masih balita ya?”

Namun Niko hanya tersenyum kecil, lalu menatap Selina lurus lurus

“Aku rasa kamu salah paham” katanya kalem “Kamu akan mengurus tiga anakku dan ketiganya… seumuran denganmu”

Selina mengerjap “S-seumuran?”

Niko mengangguk sambil menyandarkan tubuhnya di kursi “Benar, tiga anak remaja yang sejak Om sering ke luar negeri, berubah jadi… berandal. Kadang sekolah, kadang tidak. Yang satu senangnya main perempuan, yang satu lagi senangnya cari masalah. Dan yang satu... ya lebih kalem tapi licin”

Selina menatapnya dengan kaget dan bingung “Jadi, saya harus… ngasuh anak anak seumuran saya?”

“Bukan hanya mengasuh” jelas Niko “Saya butuh seseorang yang bisa menempel pada mereka, mengawasi mereka di rumah… dan juga di sekolah”

Selina semakin bingung “Tapi… kenapa nggak cari yang lebih tua Om? Supaya mereka bisa nurut?”

Niko tersenyum tipis, tapi matanya menunjukkan perhitungan yang tajam “Karena mereka sudah muak di kontrol oleh orang dewasa. Aku butuh seseorang yang bisa menyusup ke dunia mereka. Seseorang yang mereka anggap sebaya, bukan orang tua yang nyuruh nyuruh. Itulah kenapa aku sedang cari seseorang yang bisa masuk ke sekolah mereka. Satu kelas, satu lingkungan dan satu gaya hidup”

Selina mulai mengerti arah pembicaraan Niko “Jadi... Om mau saya sekolah juga?”

Niko mengangguk “Iya, kamu akan kuuruskan agar bisa masuk sekolah yang sama dengan ketiga anakku. Saya ingin kamu berada di sekitar mereka, tahu apa yang mereka lakukan dan perlahan lahan… mengubah mereka, menjaga mereka”

Selina terdiam. Itu pekerjaan yang jauh lebih sulit dari sekadar jadi ART. Tapi… itu juga satu satunya kesempatan yang masuk akal untuknya saat ini

“Kalau kamu sanggup” lanjut Niko “kamu akan tinggal di sini. Semua kebutuhanmu akan di penuhi. Tapi ingat, ini bukan pekerjaan mudah. Dan saya tak akan memaksa. Keputusan tetap ada di kamu”

Selina menatap Niko dengan campuran bingung, takut… dan tertantang

Tangannya mengepal di atas pangkuan. Kepalanya penuh pertimbangan

‘Kalau aku menolak… Aku harus pergi dari sini. Tapi ke mana?’ pikir Selina lirih dalam hati ‘Aku nggak punya rumah, nggak punya siapa siapa dan sekolah pun sudah nggak ada harapan kalau aku hidup di jalanan’

Matanya menyapu area rumah yang besar dan bergumam ‘Tapi kalau aku terima... aku bisa punya tempat tinggal, sekolah dan juga pekerjaan. Setidaknya… aku bisa mulai lagi dari nol’

Ia menghela napas panjang. Matanya kini tak lagi bimbang

Selina menegakkan punggung, lalu menatap Niko dengan penuh kesungguhan

“Saya… saya terima tawaran itu Om”

Sejenak keheningan menggantung. Lalu, senyum puas terbentuk di wajah Niko. Ada rasa lega sekaligus bahagia yang sulit ia sembunyikan

“Bagus” Suaranya terdengar mantap “Kamu tidak akan menyesal Selina”

Setelah menyuruh Errick membawakan sebuah dokumen dan menunggu beberapa menit akhirnya Errick kembali menghampiri mereka. Ia membawa map hitam dan menyerahkannya pada Niko dengan hormat

“Terima kasih Errick” ucap Niko

Setelah Errick pergi, Niko membuka map tersebut dan menarik beberapa lembar foto dari dalamnya

Ia menunjukkan satu foto besar kepada Selina

Tampak tiga pria muda berdiri berdampingan. Mereka semua tampan, tinggi dan memiliki aura kuat masing masing. Tapi jelas dari cara mereka berdiri dan ekspresi wajah mereka ketiganya bukan anak muda biasa

Niko menunjuk satu per satu

“Ini anakku yang pertama” katanya sambil menunjuk ke pria paling kiri “Namanya Sargio Arlanka Navarez. Cuek, pendiam, dingin. Tapi sekalinya bicara, bisa menusuk. Ia tipe yang susah di dekati, lebih suka menyendiri dan… Sulit di tebak isi kepalanya”

1
Rere
keren ceritanya kocak😆kalo bs double up tor
Dion
🤣burung kesayangan??
piobeng🦂🍫
selina ini bos
Sintya P
ngakak🤣🤣🤣
Diana🥰
seruu kocak abis🫶
Diana🥰
zayyan? namanya mengingtknku sm mantan🤭👍
Queen Blue🩵: mantan terindah bukan ka? 🤣
total 1 replies
Weswos Crew
lanjut KA 👍
Anonymous
ceritanya slalu bagus,ngikutin dari tahun llu & gk pernah gagal😭🙌
Queen Blue🩵: mksh kak... always setia🩵😇
total 1 replies
saharaa
novelya bgs suka
piobeng🦂🍫
tinggalin aja selina nyebelin banget sih gio
piobeng🦂🍫
dia itu gak bisa tidur woy hahah di rindu nyanyian babi
piobeng🦂🍫: heheh pecinta dunia fiksi pasti punya beberapa apk novel hehheheh
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!