"umurku 26 tahun, jika ingin melakukan seks knpa memang walau hanya main main, Tak semua seks itu dengan perasaan serius" sahut Jovanka ketus. Sean cukup tercekat mendengarnya, bahkan terdiam, hanya tangannya semakin erat mencengkram pinggang Jovanka tanda bahwa emosinya mulai terpancing. "Kau telat sekali ingin memulai di umur 26 tahun" ejek Sean, . "Tidak ada yang telat jika menyenangkan" ucap Jovanka seolah membalas ejekan sean. "Jadi kau senang melakukan nya dengan ku?" tanya Sean dengan wajah yang sangat menyebalkan Skak, jovanka tidak Bisa berkata-kata lagi, " Bukan begitu jugaa" sahut jovanka gugup mengalihkan pandangannya ke arah lain. **** "Astagaaaaaaa aku juga akan menjalani kontrak pernikahan" teriak Jovanka tak terima. "Jovanka, siapa tahu saat berjalannya waktu kalian bisa saling jatuh cinta" ucap Vivian ibunya dengan lembut. "Itu lebih tak mungkin lagi,! teriak jovanka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lian14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTEMUAN PERTAMA II
Entah kenapa dia mau saja di suruh duduk, biasanya bahkan dia akan bersikap dingin dan ketus apa lagi kepada wanita.
Sean hanya diam, karna tak tahu harus bicara apa, dia memang tak pandai basa basi, hanya masih sibuk memakan es cream di tangannya
"Kamu bos ya om? " tanya Jovanka menatap lurus ke depan sambil menjilati es creamnya membuat Sean memalingkan wajahnya mendengar pertanyaan itu, menatap Jovanka di sampingnya dengan lekat.
Benar benar cantik gumamnya dalam hati sampai Jovanka ikutan mengalihkan pandangannya pada Sean dan mengangkat alisnya yang tercetak rapi melengkung tanda menunggu jawaban namun Sean dengan cepat memalingkan wajahnya.
"Kenapa menebak begitu" sahutnya dingin,dia kaku dan dingin tapi tetap saja mau meladeni pembicaraan jovanka.
"Karna hanya bos yang berkeliaran di jam kerja" sahut Jovanka sambil melirik setelan jas Sean yang begitu rapi dan jelas dia kenal, itu jas buatan dari designer ternama
Sean tersenyum tipis mendengarnya," anak buah juga banyak yang begitu" sahut Sean sekenanya.
"Adaa tapi tidak banyak" sergah Jovanka santai
"Lalu Kau pengangguran" tanya Sean kembali, Itu juga cukup membuat Jovanka tersenyum mendengarnya ," keliatannya seperti itu ya" tanya nya lagi, apa tampilan ku memang seperti pengangguran fikirnya melihat dirinya sendiri
"Hmmm" gumam Sean tetap menatap lurus.
Dia tidak mau menatap jovanka walau hatinya sangat ingin, Bahaya sekali jika aku melihatnya, dia seperti bidadari, bisa bisa aku terhipnotis Fikir Sean
Jovanka kembali mengalihkan pandangannya pada Sean, memperhatikan nya Dengan lekat, dia terlihat lebih kekar dari dekat, ini sih spek di atas kak Morgan dan kak samy ucap Jo dalam hati lalu tersenyum
"Jangan tersenyum" ucap Sean memudarkan lamunan jovanka.
"Hah" sahut Jovanka bingung.
"Kau dikira gila nanti senyum sendiri" ejek Sean masih menatap lurus ke depan, sambil menjilat escream nya.
"aaa iya" sahut Jovanka memalingkan wajah kembali menatap lurus ke depan.
"Kamu sering kesini?" Tanya Jovanka sambil menjilat eskrim nya.
" Tidak juga, baru beberapa kali" sahut Sean.
" Kau sering " balas Sean bertanya, entah dia terus ingin mengobrol dengan jovanka
" Sering saat saya kecil dulu " senyum Jovanka mengembang mengenang kebiasaannya bersama kakeknya dulu.
" Kecil " sahut Sean bingung.
" Hmmm, dengan kakek dan adik saya" ucap Jo mengenang
" Kesayangan kakek" tebak Sean membuat Jovanka tersenyum,
" Hmmm, kesayangan kakek , Kami biasa duduk di taman ini saat sore, tamannya belum seluas ini dan langsung mengarah ke jalan raya" ucap Jovanka menjelaskan yang cukup membuat Sean mengerutkan keningnya "sambil makan es cream coklat?" Tebak nya lagi.
" Iyaaa,ih kok tau,biasanya kakek akan beli satu grobak es cream untuk di bagikan,seperti yang kamu lakuin tadi om " sahut Jovanka heboh seolah mereka sudah berteman lama membuat Sean kembali tersenyum mendengar kehebohan jovanka. Entah sudah berapa kali dia tersenyum saat itu, padahal biasanya dalam sehari saja bisa di hitung berapa kali dia tersenyum saking irit senyumnya itu untuk di lihat.
"Setelah bagiin es cream, Biasanya kami akan duduk menghadap jalan" ucap Jo berpaling memandang jalanan.
" Kami akan menghitung mobil yang lewat,Kakek menghitung mobil warna hitam, saya warna merah dan adik saya warna putih" ucap Jo tersenyum mengenangnya.
" Menghitung mobil? " Ulang Sean merasa aneh.
"Hmmm, kenapa? " Telisik Jovanka memandang Sean lekat.
" Tidak apa apa " sahut Sean memakan es creamnya lagi.
" Terdengar membosankan ya? Tapi yang membosankan itu, adalah yang paling saya ingat tau" ucap Jovanka tersenyum, membuat Sean kembali menatap wajah jovanka yang menatap lurus kedepan sambil memakan es cream nya,
"Jangan menatap saya begitu, nanti suka loooh" goda Jovanka memalingkan wajahnya ke Sean dan tersenyum manis, dan lagi Sean malah memalingkan wajahnya kembali menatap lurus ke depan.
“Aku belum pernah melakukan hal membosankan itu” ucap Sean masih terdengar dingin
“Mau melakukannya? Tidak seburuk yang di bayangkan” ucapnya berdiri dan mulai duduk di rerumputan taman melihat ke arah jalanan dengan semangat
“Sini duduk” ajaknya pada Sean menepuk tempat di sampingnya.lagi lagi mampu membuat Sean kembali tersenyum, baru kali ini dia bertemu wanita tidak gatal mencari perhatiannya, malah bersikap seperti anak kecil. .
“Ayooo waktu saya tidak banyak” desak Jovanka dengan penuh Semangat melihat jam tangannya.
Sean mulai menurut duduk di samping jovanka menyelonjorkan kakinya dan satu tangannya menopang tubuhnya di belakang.
“Kamu hitung yang hitam,Saya hitung yang putih ” ucap Jovanka semangat.
“Yang paling banyak dalam 5 menit yang menang” sambungnya begitu bersemangat.
“Satu” hentak Jovanka menunjuk mobil putih yang lwat. .
“Dua” teriak jovanka.
“Tigaaaa” teriak nya lagi heboh.
“Aku satu” ucap Sean menunjuk hitam
“Aku duaa” ucap Sean terbawa suasana, sesekali dia tergelak,
“Tak ku sangka aku bisa Melakukan hal bodoh seperti ini” gumamnya.
Padahal Dia tidak tahu saja, bahkan tuan wijaja,pendiri wijaja grup tempat nya bekerja ,orang yang masuk dalam 9 orang terkaya di negri ini pernah melakukan hal bodoh persis yang di lakukannya sekarang.
“Aaah aku 14” ucap Jo heboh,.
“Aku 17” ucap Sean.
“Eh itu abu abu bukan hitam” sergah jovanka.
“Tapi mirip hitam” bela Sean.
“Tidak boleh kamu masih 16” ucap Jo keras, membuat Sean mengalihkan wajahnya menatap jovanka dengan Tersenyum
“Aku 15 yaaa” teriak jovanka heboh melihat satu mobil putih lagi sambil bertepuk tangan.
“Ah itu hitam , 17” ucap Sean .
“Aku 16 ”teriak jovanka.
“Aku 19” ucap Sean tertawa,
Jovanka melihat jam tangannya “Ah sudah 5 menit” ucap nya sambil mencari sesuatu dalam tasnya. “Aaah ini saja” ucap nya mengambil satu gantungan kunci boneka bayi perempuan.
“Hadiah untuk mu” sambungnya menyodorkan gantungan kunci boneka bayi itu tentu saja Sean langsung mengerutkan keningnya tanda penolakan
“Tidak usah,untuk apa aku memiliki benda aneh ini” ucapnya menolak.
“Ambil” paksa jovanka menarik tangan Sean dan meletakan gantungan kuncinya,
“Yang menang harus dapat hadiah ,ku hadiahkan baby girl padamu” sambungnya tersenyum manis membuat Sean terpaku beberapa detik menikmati senyum wanita di hadapannya ini. ,
Oh Tuhan , siapa dia, apa dia sudah punya kekasih, atau suami jangan jangan, Semoga belum, boleh kah dia untuk ku saja ucap Sean dalam hatinya.
Jovanka melihat jam di tangannya, sudah jam 6 sebentar lagi jam makan malam di rumah Morgan dan dia harus segera kesana,
kalau tidak dia akan datang tepat di jam makan malam dan dia paham betul kakaknya tidak suka jam makan malamnya terganggu.
Jovanka beranjak dari duduknya menepuk pelan bagian belakangnya yang terkena rerumputan taman,
" oke om sudah selesai mainnya, terimakasih juga es cream nya,saya duluan ," ucap jovanka melambaikan tangannya berdadah sambil tersenyum manis dengan Sean yang masih mematung mencerna senyum jovanka dan panggilan om nya
benarkah dia memanggil ku om? Aku yang setampan dan segagah ini?Semua wanita seumurannya memanggilku kakak, Abang ,mas , dia memanggilku om, rutuk Sean yang tidak menjawab Jovanka, hanya memandangi punggung nya yang membawa tas nya semakin menjauh dan masuk ke taxi.
"Tapi dia sangat cantik" gumam Sean tersenyum hingga Saat taxi yang di tumpangi Jovanka menjauh pergi.
Sean tiba tiba memukul dahinya kesal.
" Aku lupa menanyakan namanya " kesalnya
"Aaah bagaimana aku bisa mencarinya" gumam Sean lagi, lalu Matanya beralih tertuju pada gantungan kunci boneka bayi di tangannya ,sudut bibirnya tertarik senyum
"Lucu sekali" ucapnya membayangkan tingkah jovanka dan menatap boneka kecil di genggamannya.Tangannya merogoh mengambil remot mobil di kantong celananya dan Mulai mengikat gantungan kunci itu disana.Mengangkatnya naik ke udara dan tersenyum
"Aaahh Sean apa yang kau lakukan" gumamnya terlihat salah tingkah memandang remot mobilnya yang memiliki gantungan yang sangat lucu.