Seorang gadis yang duduk di bangku SMA yang mempunyai kepribadian yang ceria dan selalu tersenyum.
seketika semuanya berubah ketika dia di jodohkan oleh orang tuanya dengan CEO yang sangat kejam dan tak tau belas kasih.
Semua keceriaan nya dan senyum nya berubah menjadi tangisan.
hiks hiks kak jangan pukul aca"
aca terisak CEO yang telah menjadi suaminya , memukul nya tanpa belas kasihan.
apakah aca sanggup menghadapi CEO yang kejam , dingin dan tak berperasaan dan yang telah menjadi suami sah nya itu dengan belah kasihan .
Dan apakah aca bisa mengubah sifat dingin dan kejam suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4.ALEX
assalamualaikum semuanya✨
Sebelum baca jangan lupa like dan komen ya dukungan kalian buat aku semangat nulis cerita 😚😋
°Di Sekolah°
Begitu sampai di sekolah, Alex langsung memarkirkan motornya di area tongkrongan langganannya. Tempat favoritnya buat ngobrol-ngobrol sama geng cowok selengean yang nggak pernah absen bikin keributan kecil.
Aca menoleh ke lapangan sekolah dan langsung melongo. Siswa-siswa sudah berbaris rapi mengikuti upacara bendera.
"Lex! Kita terlambat! Aduh gimana nih? Aca takut banget dihukum!" ucapku panik sambil meremas tanganku sendiri.
Alex cuma nyengir santai. "Santai Ca, kita Nggak bakal di hukum mati juga"
Aca mendengus kesal "Santai dari Hong Kong! Kita tuh... TELAT Lex! Telat!"
"Ya udah, paling disuruh hormat bendera doang Udah biasa itu" jawab Alex sambil jalan santai menuju lapangan.
Aca hampir lempar sepatu ke arah Alex. Cowok ini bener-bener bikin darah Aca mendidih!
"Tungguin dong!" seru Aca sambil setengah berlari mengejarnya. Jalan bareng Alex kayak lagi ngejar kereta. kaki Aca yang mungil ini harus berkelahi dengan kaki panjang Aldo.
Sesampainya di lapangan, kami langsung diarahkan ke barisan khusus yang terlambat. Aca mau berdiri di depan, tapi Alex malah nyerobot tempatku.
"Eh! Kok Alex ambil tempat Aca? Masih ada tuh barisan di belakang!" protesku sambil manyun.
Alex ngelirik dan tertawa pelan. Tawanya bikin beberapa cewek di belakang nyaris pingsan. Alex memang termasuk cowok dingin yang jarang senyum. Sekali senyum aja bisa bikin geger satu sekolah.
"Lo cerewet banget sih" balasnya cuek.
Ternyata diam-diam Alex berdiri di depanku buat ngelindungin Aca dari panas matahari.
Setelah upacara selesai kami berdua harus menjalani hukuman berdiri hormat bendera selama satu jam pelajaran. Panasnya luar biasa! Keringat udah kayak air terjun mini. Aca teringat ia belum sarapan pula, duh, lengkap sudah.
Alex masih santai kayak di pantai. Cowok ini emang udah biasa dihukum maklum, badboy sekolah.
"Lo nggak papa Ca? Muka lo pucat banget Kalo udah nggak kuat, kita istirahat aja deh" ucapnya khawatir.
Aca geleng pelan sambil hapus keringat. "Nggak papa kok Nanti hukumannya nambah lagi kali kita istirahat"
"Tapi lo beneran—eh, Ca?!"
Belum selesai Alex berbicara tubuh Aca tiba-tiba ambruk tak sadarkan diri.
°UKS°
Lebih dari 15 menit berlalu, tapi aca belum sadar. Tangan Aca digenggam erat oleh Alex terpancar Wajah cemasnya menatap Aca.
"Ca, bangun dong Lo becandanya nggak lucu tau" bisiknya dengan suara pelan tapi jelas penuh khawatir.
Tak lama, Pak Ilham guru BK yang tadi menghukum kami datang ke UKS.
"Alex gimana keadaan Aca?" tanyanya.
Alex berdiri cepat kursinya sampai keseret.
"Bapak tuh tau Aca cewek Harusnya hukumannya nggak seberat itu!" bentaknya dengan nada tinggi.
Pak Ilham terdiam Dia tahu siapa Alex. Anak dari pemilik sekolah Salah dikit bisa tamat karier nya.
"Maaf, Pak cuma menjalankan tugas... Bapak juga nggak nyangka bakal kayak gini" jawabnya hati-hati.
"Sekali ini saya maafin. Tapi kalau kejadian kayak gini terulang, bapak tau kan apa yang bakal saya lakuin?"
Di saat perdebatan antara dua orang. Tiba-tiba saat itu Aca membuka mata. Pusing hebat yang Aca rasakan di kepalanya.
"Ca! Lo bangun juga akhirnya" Alex langsung mendekat, matanya masih menyimpan kekhawatiran.
Aca tersenyum kecil. "Aca nggak papa kok cuma kepala Aca agak nyut-nyutan"
"Gue panggilin dokter aja ya?"
"Enggak, enggak. Aca Cuma butuh istirahat aja" jawabku sambil menatapnya lembut.
Pak Ilham yang masih di dalam, coba nimbrung, tapi langsung diusir halus tapi tajam sama Alex. "Bapak bisa tinggalkan kami"
"Alex! Nggak baik ngomong kayak gitu ke orang tua" bisikku setelah Pak Ilham pergi.
Alex cengar-cengir. "Tapi gue kesel banget tadi."
"Ngomong-ngomong makasih ya udah nolongin Aca" ucapku sambil menggenggam tangan Alex.
Alex kaget Tapi senyumnya muncul lagi.
"Gue boleh minta sesuatu nggak?"
"Lah, jadi lo minta imbalan sekarang? Gak ikhlas dong!" jawabku dengan nada menggoda.
"Bukan gitu! Gue mau lo temenin ke mall, beliin hadiah buat adek gue yang ulang tahun."
Aku tersenyum. "Oke deh, Aca temenin. Sebagai ucapan terima kasih... kakak."
Alex langsung senyum lebar dan reflek ngacak rambutku Aca ketawa geli.
Tiba-tiba Tasya dan Sila masuk. Mereka langsung menutup mata, lebay banget.
"Wooo! Kalian ngapain di sini! Udah kayak drama Korea episode terakhir!" seru Sila.
Alex langsung berdiri canggung. "Gue ke kelas dulu ya."
Aca tahu dia malu setengah mati.
Begitu dia pergi, Aca langsung tutup telinga.
"GILAA LO CA! INI KAYAKNYA LO HABIS MIMPIIN ALEX TERUS MIMPI LO JADI NYATA, BISA-BISANYA SEORANG ALEX YANG RAWATAN LO!" teriak Sila.
"Pake speaker dong, biar satu sekolah denger" jawabku sambil meringis.
Setelah debat singkat, mereka pun membawakan Aca makanan. Aca memakan makanannya dengan lahap soalnya Laper dari pagi! Gara-gara siapa coba? Ya gara-gara Kak Aldo!
Eh... ngomongin dia, tiba-tiba ponsel Aca berbunyi.
"Asalamualaikum, kak Aldo?" tanyaku pelan.
"Kamu ini nyusahin saya ya!" bentaknya dari ujung telepon.
Aca terdiam.
"Kamu pikir saya nggak tahu kamu pingsan? Ayah saya nyuruh saya cek kamu. Saya sibuk kamu tahu kan?!"
"Maaf, kak..."
"Saya nggak butuh maaf kamu! Bilang aja ke ayah kalau saya udah datang!"
Tut.
Telepon ditutup sepihak Aca mematung. Cuma bisa menatap layar ponsel sambil senyum pahit.
Setelah makan, Aca bilang ke Tasya dan Sila ia udah baikan. Kami pun kembali ke kelas Tapi belum lama di kelas, Bu Indah masuk dan memberitahukan bawah merek pulang lebih awal.
"Anak-anak karena semua guru rapat, kalian boleh pulang lebih awal"
Sekelas langsung ribut kayak pasar malam.
Tapi Aca udah janji sama Alex. Mau nemenin dia ke mall Jadi Aca pamit sama Sila dan Tasya.
"Wah, wah, ACA MAU KENCAN NIH SAMA ALEX!" teriak Sila.
Aca cuma nyengir. "Nggak gitu cuma nemenin doang."
"Gitu tuh, Tas! Kayak teman kita udah mau punya pacar ni!" kata Sila sambil narik tangan Tasya.
Aca yang salah tingkah dengan candaan sila pun langsung pergi.
Aca langsung menuju gerbang sekolah, dan nggak lama Alex datang.
"Udah lama nunggu?" tanyanya.
"Baru kok."
"Yuk naik Pegangan yang erat ya. Gue ngebut"
Tanpa sadar, Aca peluk pinggangnya Alex tersenyum di balik helm.
°Di Mall°
"Ca, kira-kira beliin apa ya buat adek gue?" tanya Alex sambil celingak-celinguk.
"Dia suka apa?"
"Opa-opa... gitu deh. Tapi gue gak ngerti"
Aca tertawa. "Opa-opa tuh cowok Korea. Yang ganteng-ganteng itu loh"
"HA?! Oo gue kira opa Upin ipin?" ekspresi Alex lucu banget.
Aca tunjuk lightstick dan album K-Pop. "Ini cocok! Dia pasti suka."
"Ini apaan? Kok kayak mic tapi gede banget?"
"Namanya lightstick Buat konser. Percaya deh sama Aca dia bakal histeris dapet ini"
Alex hanya mengangguk pasrah pasalnya ia juga tidak paham masalah apa yang di suka adik perempuannya itu.
Setelah belanja selesai, Alex tiba-tiba berhenti di tukang bakso.
"Kita makan dulu Gue lupa lo belum makan ya?"
Aca mengangguk senang.
"Mang bakso dua ya makan di sini!"
Kami makan sambil ketawa-ketawa kecil. Ternyata Alex tidak seseram yang di katakan sahabatnya itu. Malah acah menyukai sifat Aldo yang baik dan lucu.
Jangan lupa tinggalkan jejak 🦋✨
<1>
Ini adalah halaman terakhir