NovelToon NovelToon
Di Ujung Borneo

Di Ujung Borneo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Anak Yatim Piatu / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Mata-mata/Agen
Popularitas:313
Nilai: 5
Nama Author: Hanah Shakila

Entah untuk alasan apa Gladys memilih kembali ke sebuah pulau di ujung negri. Dia memiliki banyak kenangan masa kecil yang indah disana. mungkin jejak kenangan itu yang bisa menyembuhkan luka yang entah sejak kapan mulai terbentuk.

berbekal ingatan masa lalu yang sudah puluhan tahun, dia pun nekat untuk memulai petualangannya. .....

mencari sisa kenangan bersama keluarganya, teman dan orang lain yang dahulu sangat akrab dengan nya. berharap disana juga kelak dia bisa membuat kenangan yang sama seperti yang dia rasa di masa lalu.

dapat kah Gladys mewujudkan nya ?

Apakah semua akan berjalan seperti pengharapan nya?

ikuti kisah nya.......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanah Shakila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kamu kah itu ?

Dengan nafas yang masih tersengal, Gladys melihat kedepan. dan benar saja seperti dugaan nya. Pohon besar itu masih ada disana, berdiri kokoh seperti menunggu nya. Seketika rasa lelah nya buyar, entah kenapa dia seperti kegirangan. Dia bahkan setengah berlari untuk mendekati pohon itu, kemudian setelah dia benar-benar berada di bawah nya. Dia memeluk pohon besar itu, seakan melepas kerinduan nya akan sesuatu yang dia pun sendiri tak tahu kenapa dia begini.

Setelah puas memeluk pohon itu, dia pun duduk di sebuah akar besar yang menonjol keluar dari tanah. Sembari menyandarkan punggungnya di batang pohon. Pemandangan dari atas situ terasa masih sama indah nya. Yang berubah hanya jumlah bangunan di bawah.

Satu minggu berada disana mencari teman dekat atau keluarga lain yang mungkin mengingat nya. Namun nihil, rupanya sudah banyak juga yang pindah. Adapun orang tua yang mengingat orang tuanya, namun anak mereka yang seumuran dengan Gladys kebanyakan tinggal diluar daerah yang pulang nya kadang-kadang saja saat hari-hari besar, seperti libur anak sekolah atau lebaran. Ada yang memang tidak pulang karena pekerjaan tapi tak jarang juga sebab mereka sudah memiliki kehidupan lain. Sudah berkeluarga.

Gladys menutup sejenak matanya, sepertinya baru kemarin dia dan 4 teman dekat nya bermain disana. Bahkan mereka membuat sendiri ayunan di ranting besar pohon itu. Main seluncuran menggunakan papan seadanya. Main petak umpet. Dan permainan lain nya.

Namun diantara ke empat nya, ada satu sosok yang paling dikenang nya. Yah, sosok anak lelaki yang paling suka menjahili nya. Bahkan di sekolah dia itulah saingan berat di bidang mata pelajaran. Sebenarnya di semua bidang. Tapi ada satu momen dimana dia sedang di kelas saat waktu istirahat tiba, kala itu dia sudah kelas 5. Saat siswa sedang bermain di luar dan yang lain ada di kantin. Gladys duduk sendiri dikelas melihat teman lain nya bermain. Lalu anak laki-laki itu datang dan tiba-tiba mencium pipi nya sekilas kemudian berkata, "aku pasti akan menikahi mu" Gladys yang memang suka di jahili oleh nya pun malah menjawab "kalau begitu tunggu aku sampai dewasa, lalu kita akan menikah"

Gladys tertawa kecil mengenang nya, dasar anak kecil yang polos. Fikir mu apa itu menikah ? Memang nya akan semudah itu ?

Kresek....!!!

Kreserk....!!!

Dedaunan kering berbunyi seperti terinjak sesuatu. Gladys membuka matanya, dia berdiri dan bersiap untuk kabur tanpa ingin menoleh lagi. Namun tiba-tiba....

"haaarrrrgh.....!!!"

Teriakan nya tertahan kala tangan kekar membekap mulut nya. Dia menutup mata nya rapat-rapat, ketakutan dan lututnya mulai terasa lemas.

"ini aku bima, gak usah histeris kalau ada yang dengar bisa-bisa kita di tangkap basah dan di paksa menikah. " ucap nya lalu pelan-pelan melepas tangan nya.

Kali ini Gladys benar-benar terduduk dengan lemas. Wajahnya berubah pucat pasi. Bima sampai benar-benar khawatir di buat nya.

"kamu gak apa-apa? " ucap nya sambil mengguncang pelan tubuhnya

"jantung ku seperti mau lepas." ucap nya sambil menatap dalam ke wajah pria di hadapannya itu. Dan tanpa di duga respon si laki-laki itu malah semakin membuat nya shok.

grep.!!!

Bima memeluknya erat, lalu berbisik pelan.

"terimakasih sudah kembali iyis, !!!"

Gladys membulatkan matanya dengan sempurna tanpa tahu harus bereaksi seperti apa. Anak laki-laki yang baru saja di fikirkan itu telah menjelma menjadi bima. Apakah dia sedang bermimpi ? Berhalusinasi sebab kelelahan? Atau jangan-jangan dia telah mati tadi dalam perjalanan nya menanjak ?

***

"Gladys .!!!"

"hey.....!!!"

"kami disini ...!"

Beberapa orang terdengar memanggil nya kala dia keluar dari semak belukar di kaki bukit. Yah, seperti yang diduga. Setelah menanjak memang nya penampakan apa yang kamu harapkan ? Tetap stay beauty dan slay begitu ? Oh tentu tidak. Gladys sudah menenteng sandalnya, rambutnya tentu saja acak-acakan. Pakaian nya juga sedikit kotor dibeberapa bagian. Pokoknya dia benar-benar terlihat memprihatinkan.

"kamu abis berantem ama babi utan di atas ? Apa gimana ? Kenapa jadi dekkil gini ?" ledek regi.

Jihan menoyor kepala regi yang suka ngomong ngasal banget.

Gladys berbalik kearah bukit setelah berada di seberang jalan, dia melihat beberapa semak bergerak pelan. Seperti baru saja ada yang lewat disana. Tapi di cari bagaimana pun sosok yang ingin di lihat nya itu tak nampak.

"liat apan ? Babi utan nya juga ngikutin kamu sampe bawah ?" tanya regi lagi.

"berisik. !!! Nih bawain." ujar jihan lagi sambil menyodorkan kresek jajanan.

"kamu gak apa-apa?" tanya qilah sembari membantu merapikan rambut Gladys .

"iyah gak apa-apa."

"aku bilang juga apa ? Gak usah naik. Horor." balas qilah lagi.

"kenapa juga sih ngide naik lewat situ ? Disana kan jalur nya lebih landai. Rame juga. Kalau ada apa-apa gampang ketolong." sambung jihan.

"dulu kita naik nya lewat situ kok." jawab Gladys polos

"15 taun lalu kali aja masih sama. Kamu aja berubah dari bocah sampe Segede ini. Apalagi tuh bukit. Lagian suka banget cari penyakit nih anak." jawab regi lagi.

"loh..... Loh ... Bukan nya dia ????" jihan sedikit heboh kala seseorang berjalan melewati mereka dengan langkah panjang, pria itu melewati Gladys sembari sedikit melirik sekilas dan mengerlingkan mata. Singkat namun Gladys dapat menangkap nya dengan jelas.

"kamu kenal ?" tanya regi

Jihan terdiam sembari menggaruk kepala nya yang tak gatal. Dia nampak kebingungan. Berusaha meyakinkan diri nya tapi juga masih ragu.

"halaaah, mulai deh. Semenjak tuh si bima-bima masuk kerumah. Nih anak mulai aneh deh, sumpah. Semua yang berpenampilan misterius kayak gitu di sangka nya si bima. Sampe pernah tau kita ngejar orang di kirain bima, padahal bukan. Malu banget,sumpah!!.." kenang qilah.

"lah, kenapa emang nya ? Gimana kalau memang bima ?" ucap jihan berusaha membela diri.

"kalau iyah kenapa ? kamu emang pernah ngomong sama dia ? Kamu aja jadi beku bak patung kalau liat dia. Boro-boro mau ngomong, narik nafas aja susah luh." ledek regi.

"lagian didaerah sini yang pake topi di tutup kupluk jaket tuh bukan dia doang. Sadar lah wahai Jihan, emang kamu mau ngomong apa sih kalau ketemu dia ?" qilah terdengar kessal. Dan jihan masih berusaha membela diri. Mereka bertiga cukup berisik ditengah Gladys yang hanya terdiam sambil masih berusaha mencerna kejadian beberapa saat lalu di puncak.

Mereka lanjut berbincang sambil berjalan santai pulang kerumah sewa. Ditemani cahaya jingga yang tersisa di ufuk barat setelah matahari benar-benar tenggelam.

Setelah tiba dirumah sewa ketiga nya lanjut masuk kedalam, sementara Gladys mampir ke kamar mandi guna mencuci kaki dan beberapa bagian tubuhnya yang memang kotor. Ini hanya supaya lantai rumah tak kotor sebelum dia masuk ke kamar. Toh juga dia nanti akan tetap harus mandi.

"noh, noh, dia nungguin kamu kayak nya ?" ucap regi setengah berbisik sambil sedikit menyenggol bahu jihan yang sudah lebih dahulu mematung, menatap ciptaan tuhan yang sedang duduk di meja makan menatap lurus ke arah nya

Sementara qilah dan regi berlalu sambil saling sikut seperti menggoda jihan yang kebaperan sendiri. Sementara jihan berusaha untuk tetap stay cool, padahal aslinya sudah ingin mleyot duluan mendapat sambutan seperti itu dari sosok bima yang sangat di Kagumi nya selama ini .

Gladys datang dan melewati nya tanpa lupa menyapa dan pamit masuk kamar lebih dahulu sebab akan berganti pakaian. Sementara itu dia sama sekali tidak melihat bahwa ada sepasang mata elang yang sudah mengawasi nya sejak dia tiba tadi.

Setelah Gladys masuk kekamar, Bima juga lalu berdiri dan berjalan begitu saja melewati jihan yang berdiri tepat di depan pintu kamar nya tanpa berkata apapun . Jangan kan menyapa dengan kata, ekspresi wajah nya pun tetap datar seakan-akan dia tak melihat siapapun disekitar nya.

Jihan hanya tersenyum getir kala diri nya menerima dinding pintu kamar yang di tutup setelah berjuang keras untuk berjalan kesana dan berusaha menyapa dengan ingin melambaikan tangan. Tapi belum juga tangan nya naik ke dekat dada nya secara sempurna , sosok pujaan hati nya itu sudah ditelan pintu. Arrgh, pintu shelleeeen.!!! Umpat nya dalam hati kessal.

1
Innaa
semangat berkarya 😘
emili19
Gemesin banget si tokoh utamanya.
Mama Beby: yok terus ikutin kisah mereka🤗
total 1 replies
Black Jack
Ingin membaca lagi dan lagi.
Mama Beby: yuk, dibaca lagi. udah update nih🤗
total 1 replies
Tình nhạt phai
Cerita yang bikin baper, deh!
Mama Beby: terimakasih 🥰🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!