NovelToon NovelToon
Parting Smile

Parting Smile

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alyanceyoumee

Laki Abrisam Gardia adalah seorang penyanyi religi tersohor berusia 28 tahun yang sangat akrab dengan kesempurnaan. Dia memiliki sempurna rupa, harta, dan silsilah keluarga. Ketika kuliah S-2, dia dipertemukan dengan Mahren Syafana Humairoh, sosok perempuan tangguh yang hidup sendiri dengan menanggung utang yang di tinggalkan oleh almarhum ayahnya.

Pertemuan mereka menjadi awal malapetaka. Maksud hati Laki menolong Syafa yang tengah kesulitan dengan mengamankan Syafa di salah satu hotel miliknya, malah membuat beredar kabar di sosial media, bahwa Syafa adalah wanita satu malam Laki. Kondisi semakin kacau. Desakan media dan keluarga membuat Laki dan Syafa memutuskan untuk menikah kontrak.

Janji mereka adalah, tidak ada cinta. Hanya ada parting smile, setelah 5 tahun pernikahan. Namun, waktu yang dihabiskan bersama membuat keadaan menjadi rumit. Ada luka ketika sosok lain hadir diantara keduanya. Mungkinkah cinta perlahan tumbuh diantara keduanya?

AWAS!ZONA BAPER!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alyanceyoumee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 Wanita Berwajah Merah

Pagi itu Syafa berjalan menyusuri koridor kampus barunya. Tampak langkah nya begitu mantap memasuki gedung pasca sarjana. Raut wajahnya sumringah. Terlihat jelas betapa bahagianya ia saat itu.

Dengan segera Syafa memasuki lift yang pintunya terbuka. Ruang E, tingkat 3. Ingatannya Kembali membaca pemberitahuan ruang tempat masuk kuliah jurusan manajemen bisnis yang masuk di handphonenya jam tujuh pagi tadi. Sementara saat itu, jarum jam menunjuk angka 08.45 WIB.

Setelah mengucap salam, sambil mengulaskan senyuman, Syafa memasuki ruangan yang dimaksud. Lalu duduk di sisi sebelah kiri ruangan. Di kursi kedua dari belakang. Tampak Syafa sedikit bicara dengan seseorang yang duduk tepat di depannya. Seorang ibu-ibu yang usianya mungkin seusia dengan ibunya, jika ada. Tapi, setelahnya dia tidak terlalu banyak komunikasi dengan yang lain.

Pasalnya, kebanyakan usia teman satu ruangannya jauh lebih dewasa dibanding dirinya. Mungkin hanya ada enam orang saja yang terlihat seusia dengannya. Dan itupun duduknya berjauhan. Ya, buat pertemuan selanjutnya mungkin lebih baik Syafa memilih untuk duduk berdekatan dengan orang-orang yang usianya hampir sama dengannya. Supaya agak nyambung.

Selang beberapa menit, seorang dosen wanita berusia empat puluhan lebih, memasuki ruangan. Bibirnya yang berwarna pink nude menyabit ramah. Lalu dosen bernama lengkap Ayu Sarasmita, M.B.A itu memulai perkenalan dengan gaya yang sangat asik. Membuat sesaat kecanggungan di setiap penjuru ruangan sirna seketika.

Sayangnya, celoteh riang, gelak tawa, dan keriuhan penghuni ruang E, serentak terhenti, tatkala daun pintu ruangan diketuk dari luar.

"Silahkan masuk," perintah Bu Ayu setelah seluruh penghuni ruangan menjawab berjamaah salam seorang lelaki yang tengah berdiri di luar pintu.

Kenop pintu ditarik. Lalu pintu terbuka lebar. Serentak Bu Ayu berdiri. Menatap kaku ke arah pintu. Satu detik, lima detik, sepuluh detik, bu dosen tetap mematung dengan wajah terkagum-kagum.

Kenapa dengannya? Syafa yang sejak awal terus memperhatikan dosennya itu merasa penasaran. Terutama dengan perubahan tingkahnya. Sorot mata Syafa mengikuti arah tatap netra dosennya, lalu…

Apa?!! Dia...?! Ya Allah... Setelah bertahun-tahun, dari begitu banyaknya universitas, kenapa?! Syafa sibuk merutuk sendiri. Sementara seisi ruangan heboh dengan kedatangan seorang Laki Abrisam Gardia, sang penyanyi yang tengah mengangkasa. Kini hadir sebagai salah satu mahasiswa S-2 Manajemen Bisnis disana.

Satu, dua, tiga, hingga tujuh orang wanita mulai tidak sabaran, dan hendak berdiri untuk mendekati Laki. Mereka merasa, sosok lelaki tampan dan gagah dengan tubuh atletisnya itu seolah-olah membisikan permohonan untuk ingin segera dipeluk. Ah…

Tapi, dengan kecepatan super, seorang lelaki bertubuh tambun menghalangi Laki dari arah depan. Menjadi pagar pembatas untuk orang-orang, khususnya wanita yang hendak mendekatinya.

"Mohon maaf bu Dosen, saya Damar, Manager Laki. Boleh saya sedikit bicara?" tanyanya dengan suara pelan dan sopan.

"Oh, ya. Silahkan. Dan silahkan masuk," perintah Bu Ayu, ramah. Laki dan Damar memasuki ruangan. Lalu Damar mulai bicara panjang lebar dengan di bumbui canda, yang intinya memohon kerja sama dan pengertiannya dari semua orang yang kuliah satu jurusan dan satu ruangan dengan Laki, untuk tidak mempublikasikan segala aktifitas dan kegiatan yang Laki lakukan.

Ah, satu lagi. Damar memohon pada semuanya untuk turut membantu mengabadikan title Laki sebagai King of Untouchable singer. Kasarnya, jangan sentuh Laki, biar honor nya tidak di potong.

Setelahnya, tinggal Laki yang sedikit bicara. Sementara Damar mulai membagikan coklat pada setiap orang yang berada di dalam ruangan, tak terlewat satu orang pun.

Dari semua penghuni ruangan. Hanya Syafa yang sedari tadi tetap menundukan wajah sambil so sibuk menulis ini dan itu. Dia berakting seolah tidak mendengarkan apa yang Damar dan Laki bicarakan. Padahal kedua indera pendengarnya, dia pasang benar-benar.

Setelah Laki selesai bicara, terdengar suara riuh tepuk tangan. Dan satu persatu bergantian mengucapkan terimakasih atas coklat yang diberikan sebagai bentuk salam perkenalan.

"Silahkan duduk di kursi yang kosong," perintah Bu Ayu.

Kursi yang kosong? Ya Allah… Syafa semakin menundukan wajah, ketika menyadari hanya ada satu kursi kosong di samping kanannya, dan satu di belakangnya.

Dalam hitungan detik, Damar duduk di belakang Syafa. Dan Laki duduk di samping kanan wanita itu.

Sesaat suasana kembali normal. Bu dosen Ayu kembali melanjutkan pembelajaran. Sementara itu, tiba-tiba...

"Kamu tidak mengenal saya?" tanya Laki sambil menyampingkan duduknya menghadap Syafa.

Syafa menggigit bibir bawah sambil memejamkan mata. Ya Allah... Harusnya Engkau tidak membiarkan dia menyadari kehadiranku, rutuknya dalam hati, lalu pura-pura tidak mendengarnya.

"Serius? Kamu tidak kenal saya? Hm?" Syafa tetap menunduk, dan semakin gelisah.

"Coba lihat ke arah saya."

"Semua orang tau saya, bener kamu tidak kenal Saya?"

Buuk!

Syafa menyimpan ball point diatas bukunya dengan jengkel. Lalu menatap tajam ke arah Laki.

"Saya tidak tau kamu. Selain kamu seorang penyanyi. Cukup jawabannya?" jelas Syafa sambil memaksakan bibirnya untuk tersenyum. Hingga akhirnya terciptalah senyuman masam dari raut wajahnya.

"Emm…, tapi saya tau kamu," tutur Laki sambil semakin mendongakan wajah. Menyelidik Syafa lebih teliti.

"Apa kabar wanita berwajah merah?" lanjut Laki. Ada senyuman menyabit di bibir. Syafa mengerucutkan bibir. Lalu menatap laki malas.

"Wajahku tidak merah!" tukasnya.

"Wah... Apa penyakit wajah merah mu semakin parah? Dulu hanya saat kamu malu-malu wajahmu baru memerah. Sekarang setiap detik wajahmu selalu merah?"

"Ck. Ini blush on!" tekan Syafa, tidak mau menerima. Lagi pula aku menggunakan blush on seulas doang. Jauh dari tebal. Tapi kenapa? Ya, si pangeran mahkota memang selalu menyebalkan! Syafa terus merutuk sendiri dalam hati.

Laki semakin menyabitkan senyuman.

"Kamu tidak berubah, wanita berwajah merah. Masih pemarah."

"Bisa kan, tidak memanggilku seperti itu. Aku punya nama!" geram Syafa.

"Em... Begitu?" komentar Laki santai sambil menyandarkan tubuhnya di punggung kursi.

"Lalu saya harus panggil apa? Oh... Saya tau. I-roh! Kamu bagus kalau di panggil Iroh!"

Serentak Syafa berdiri emosi sambil memukul meja.

"Apa?! Dasar menyebalkan! Kamu tau...!" murka Syafa dengan nada setengah teriak, lalu wanita tersebut serentak menghentikan ucapan. Tiba-tiba dia tersadar ketika dosen dan seluruh penghuni ruangan menatap ke arahnya. Ya, baru saja dirinya sudah mengacau. Syafa memejamkan mata sambil melipatkan kedua bibirnya. Wajahnya serentak semakin memerah. Dia benar-benar malu atas kesalahan yang sudah dirinya perbuat.

Disisi lain. Laki duduk bersedekap. Menatap lekat Syafa yang berdiri dihadapan. Mengulum tawa yang hampir pecah di ujung bibirnya. Ya, setidaknya setiap hari sabtu dan minggu ada objek yang bisa dia jadikan hiburan. Dia menemukan wanita berwajah merahnya. Wanita yang pada waktu sekolah tingkat atas dulu selalu dijadikan bahan candaan olehnya.

Selamat datang kembali, wanita berwajah merah.

To be continued.

Yu, ikuti terus kisah Laki dan Syafa. Di bab bab selanjutnya mereka akan semakin menggemaskan. Percayalah.

Jangan lupa Like, koment nya ya... Biar aku semakin semangat menulis nya. Sampai bertemu di Bab 5. ☺️

1
Mamaz
kirain basah karna apa ya amoun thor...
Mamaz
Ini epek Laki ga pernah nyentuh perempuan lain selain ibu sama adik-adiknya ini.../Chuckle/
Mamaz
Damar mah ga ketebak mau ngapa-ngapain teh
Mamaz
Taoi suka kan ya?
Mamaz
Senyum ga senyum tetep cantik Syafa...
Mamaz
Lama-lama cinta pasti
Andrej
saya mampir ya kak
PjMaha
Macam bunglon /Tongue/
PjMaha
Semangat 45💃💃💃 ye ye ye ye
PjMaha
Ehem-ehem /CoolGuy//CoolGuy/
PjMaha
Namanya, Laki? /Shy/
SKU
Lanjut thor;..
SKU
kenapa Syafa?
SKU
Syafa jangan asal main gigut bibir depan kucing hey....
SKU
Kucing lagi mancing ikan...
SKU
Hadoooh kalian mah.
iqueena
Menyimak dalam diam 🤭
iqueena
Apakah masa lalu?
penyuka cerita
Lanjut Thor...
penyuka cerita
Syafa sakit apa thor....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!