NovelToon NovelToon
THE MASK OF SILENCE

THE MASK OF SILENCE

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Akademi Sihir
Popularitas:379
Nilai: 5
Nama Author: MishiSukki

Di balik reruntuhan peradaban sihir, sebuah nama perlahan membangkitkan ketakutan dan kekaguman—Noir, sang kutukan berjalan.

Ditinggalkan oleh takdir, dihantui masa lalu kelam, dan diburu oleh faksi kekuasaan dari segala penjuru, Noir melangkah tanpa ragu di antara bayang-bayang politik istana, misteri sihir terlarang, dan lorong-lorong kematian yang menyimpan rahasia kuno dunia.

Dengan sihir kegelapan yang tak lazim, senyuman dingin, dan mata yang menembus kepalsuan dunia, Noir bukan hanya bertahan. Ia merancang. Mengguncang. Menghancurkan.

Ketika kepercayaan menjadi racun, dan kesetiaan hanya bayang semu… Siapa yang akan bertahan dalam permainan kekuasaan yang menjilat api neraka?

Ini bukan kisah tentang pahlawan. Ini kisah tentang seorang pengatur takdir. Tentang Noir. Tentang sang Joker dari dunia sihir dan pedang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MishiSukki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21: Kabut dan Kereta yang Berderak

Malam itu, kegelapan terasa lebih pekat dari biasanya. Kabut tebal merangkak di antara pohon-pohon, menelan setiap suara dan bintang di langit. Hutan yang biasanya berisik oleh desauan angin dan suara serangga kini sunyi, menciptakan keheningan yang mencekam.

Noir meringkuk di dalam bivaknya yang sempit, tubuhnya menggigil bukan hanya karena dingin, tetapi juga karena ketidakpastian. Kabut adalah pertanda buruk, pembawa hal-hal yang tidak bisa dilihat, tidak bisa didengar. Sebuah penutup yang sempurna untuk mangsa yang lemah.

Ia memejamkan mata, membiarkan ingatannya melayang. Ia teringat masa kecilnya yang jauh, impiannya untuk mengubah dunia, untuk menjadi sesuatu yang lebih baik. Namun, kini, semua ambisi itu terasa hampa. Satu-satunya tujuan yang ia punya adalah bertahan hidup, hanya sampai pagi. Sampai matahari terbit dan kabut menghilang.

Tiba-tiba, keheningan itu pecah. Suara langkah kaki berat terdengar dari balik kabut, melintasi tanah yang basah. Langkah itu tidak teratur, menyeret, dan seolah-olah setiap langkahnya membawa ancaman. Keringat dingin mengalir di punggung Noir.

Ia menarik tubuhnya lebih dalam ke dalam bivak, merunduk, dan mencoba menahan napas. Suara itu semakin dekat, dan ketakutan menguasainya. Sebuah rasa sakit yang menusuk di kepalanya. Dunia berputar, dan kemudian, kegelapan menelannya.

Ketika kesadaran kembali, Noir terbangun dengan tubuh kaku dan nyeri yang menusuk. Ia merasakan guncangan yang tak beraturan dan mendengar gemuruh roda yang beradu dengan rel. Suara-suara itu bukan suara hutan, dan bau yang ia hirup bukanlah bau tanah basah.

Itu adalah bau karat, keringat, dan sesuatu yang lebih busuk—bau keputusasaan. Ia berada di dalam sebuah kurungan besi yang berbau karat, di dalam gerbong kereta kargo. Rantai dingin dan berat membelit pergelangan kakinya.

Dengan susah payah, ia mencoba untuk duduk, pandangannya mengamati sekeliling. Di sudut-sudut yang gelap, ia melihat siluet-siluet lain, yang juga terkurung dalam kondisi yang sama. Erangan pelan dan isak tangis samar terdengar, menjadi musik yang mengiringi perjalanan mereka.

Sebuah rasa mual yang kuat menyerang perutnya. Ia telah melewati begitu banyak penderitaan di hutan, berjuang untuk hidup, hanya untuk berakhir di sini.

Noir merangkak ke sisi dinding gerbong dan mengintip melalui celah kecil. Pemandangan di luar membuat perutnya bergejolak. Hutan yang dulu melindunginya kini telah menghilang. Yang ada hanyalah hamparan tanah tandus yang retak, dengan pohon-pohon kering yang berdiri seperti hantu-hantu.

Di kejauhan, di ujung cakrawala yang muram, ia melihat menara-menara tinggi yang menjulang. Tetapi menara-menara itu bukan menara kota yang megah. Mereka adalah benteng-benteng hitam, dengan kawat berduri yang membungkusnya seperti jaring laba-laba.

Mereka adalah penjara. Atau lebih buruk lagi, kamp perbudakan. Sebuah tempat yang dibangun untuk memeras setiap tetes kekuatan dari mereka yang terkurung di dalamnya.

Keputusasaan membanjiri hatinya. Setelah semua yang ia lalui, semua perjuangan yang ia lakukan, ia kembali terjebak. Kali ini, dalam sebuah sangkar besi, tanpa harapan untuk melarikan diri. Dinding besi yang dingin itu terasa seperti penghalang yang tak bisa ditembus. Ia telah berjuang melawan alam liar, melawan racun, dan kini ia harus berjuang melawan manusia-manusia yang telah menjadikannya tawanan.

Di bawah cahaya bulan yang redup, ia menatap rantai yang mengikatnya, dan sebuah kesadaran pahit menghantamnya: di dunia ini, setiap kali kau berpikir telah menemukan kebebasan, ia akan menemukanmu dan mengikatmu kembali, dalam bentuk yang lebih kejam dari sebelumnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!