NovelToon NovelToon
Amor

Amor

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Keluarga / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti / Dark Romance
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Jonjuwi

Asila Ayu Tahara. Perempuan yang tiba-tiba dituduh membunuh keluarganya, kata penyidik ini adalah perbuatan dendam ia sendiri karna sering di kucilkan oleh keluarganya . Apa benar? Ikut Hara mencari tahu siapa sih yang bunuh keluarga nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jonjuwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kopi dan Matcha

Kini di sudut cafe bernuansa klasik Hara tengah sibuk mengetikkan sesuatu di laptopnya dengan ditemani kopi dan croissant yang sedari tadi hangat hinggi kini sudah dingin. Hara masih tetap berjibaku dengan laptopnya.

Ini sudah di akhir semester genap, yang mana setelahnya Hara akan lulus SMA. Ia ingin meneruskannya ke salah satu universitas terbaik di daerah tersebut.

Dewi datang membawa nampan berisi es dan beberapa cemilan yang ia pesan.

“Hara, makan sih. Itu kopi udah dingin”

Hara menoleh ke arah suara tersebut, ia tersenyum sedikit untuk memberi jawaban kepada Dewi. 

Sebelum ia memalingkan wajahnya Hara terfokus pada percikan merah di baju putih yang Dewi kenakan, baju putih itu hampir tertutupi oleh vest yang Dewi pakai.

Ia menajamkan pandangannya untuk memastikan bahwa apa yang ia lihat itu benar, namun Dewi dengan gerakan gugup ia langsung merapikan baju nya hingga percikan merah tersebut tertutupi lagi oleh vest nya.

“Makan dulu, nanti dilanjut” ucap Dewi

“Kamu pesen apa? Tumben lama banget” 

“Emm, kentang goreng, es matcha, sama carbonara”

Seharusnya tak selama itu ia baru sadar bahwa ia menunggu Dewi memesan makanannya sudah hampir 1 jam, ia melihat jam di laptop nya memastikan bahwa benar waktu ia menunggu Dewi hampir 1 jam tadi.

Padahal cafe tersebut tidak begitu ramai, dan juga makanan Dewi tak akan membutuhkan waktu selama itu. Namun tak mau pusing Hara melupakan kejadian tersebut.

Waktu nya ia habiskan untuk belajar, dan mengumpulkan beberapa berkas untuk persiapan tes nya nanti. 

Pukul 17.00 tertera di laptopnya ia mengedarkan pandangan untuk mengistirahatkan matanya yang sedari tadi menatap layar laptop, ia menoleh ke arah Dewi yang tengah bersandar santai sambil bermain handphone.

“Kita pulang aja, udah sore” ucap Hara sambil merapikan meja yang sangat berantakan oleh tugasnya

“Mau pulang? Udah selesai?” 

Hara mengangguk dan memasukkan laptop itu ke tas Dewi.

Ya, benar laptop itu milik Dewi yang Hara pinjam untuk belajar. Ia akan mengikuti tes untuk masuk ke universitas pilihannya, sedangkan Dewi ia akan mengikuti Hara namun beruntungnya Dewi ia tak perlu susah payah belajar untuk tes sebab ia akan menggunakan uang Ayah nya untuk bisa masuk ke universitas yang sama dengan Hara.

“Rumah kamu lagi baik-baik aja ngga?” tanya Dewi begitu melangkah meninggalkan meja 

Dewi sudah tahu kondisi keluarga Hara yang sebenarnya, Dewi sudah tahu banyak. Dari cerita Hara, dari kejadian langsung yang ia lihat juga.

Hara mengangguk sebagai jawaban, kaki nya terus melangkah membuka pintu kaca cafe itu dan berjalan keluar.

Namun baru saja mereka melangkah semua orang disana dikejutkan dengan jatuhnya tubuh kucing dari atas rooftop cafe tersebut.

Kucing itu jatuh tepat di hadapan Hara dan Dewi.

Dewi berteriak keras karna saking terkejutnya, namun Hara hanya menatap datar pada tubuh kucing yang tergeletak bersimbah darah dengan leher yang hampir putus.

Ia menatap lamat pada kucing itu, lalu menoleh ke arah Dewi yang yang hanya menutup mulutnya karna terkejut. Namun pada dasarnya, Hara adalah peneliti paling handal ia memperhatikan Dewi di sebelah nya yang sejujurnya ekspresi itu bukan lah terkejut biasa.

Ia kembali melihat tubuh kucing tersebut, melihat ada kertas juga di bawahnya. Ia berjongkok lalu berniat meraih kertas tersebut, namun lagi-lagi Dewi membuat Hara mengurungkan niatnya.

“Hara, jorok” kali ini itu ucapnya

Hara menoleh ke belakang menatap Dewi yang seharusnya menampilkan wajah memohon agar Hara menuruti nya.

Tapi kenapa Hara merasa bahwa Dewi menginginkan ia mengambil kertas itu meskipun di bibir Dewi terucap agar Hara tak melanjutkan niatnya.

Hara kembali menatap kertas itu, berpikir dan berpikir ia harus apa. Namun tubuhnya ia bawa berdiri lagi di sebelah Dewi.

“Kamu inget gak kejadian ini mirip kaya waktu kita SMP?” tanya Hara

Dewi mengangguk sambil terus menatap kucing yang mati mengenaskan itu.

“Dan saat itu juga ada kertas dibawahnya” 

Dewi menoleh ke arah Hara, memasang wajah yang total kebingungan

“Kertas apa?”

“Tuh, kalo kamu liat di bawah kucing itu dengan bener kamu bakal liat kertas yang emang udah kena darah”

Dewi menuruti perkataan Hara, ia menatap fokus pada bagian bawah kucing itu.

“Oh! Bener! Ada kertas” tunjuk nya

Semua orang sontak ikut memperhatikan dan mencari kertas yang di sebutkan, dan seketika semuanya ricuh saling dorong agar ada yang mau mengambilnya.

Namun karna semua orang merasakan hal yang mengerikan mereka tak ada yang mau mengambilnya.

Hara kembali berjongkok mengulurkan tangan dengan pelan untuk mengambil kertas tersebut. Dengan mudah ia menggapai kertas yang berlumuran darah itu.

Membalikkan kertas itu dan membaca kata-kata yang tertulis disana 

...“...

...Kamu hanya akan mati seperti ini...

...jika tak ada keberanian untuk melawan....

...Bunuh yang menyakitimu, atau kau akan lebih dulu terbunuh oleh yang menyakitimu...

...“...

Hara memberikan kertas itu pada Dewi agar ia membacanya, Dewi hanya menoleh sebentar lalu memberikan kertas tersebut pada orang-orang yang juga penasaran.

Tak lama suara sirine polisi menghampiri tempat tersebut lalu membubarkan kerumunan yang sedari tadi menutupi pintu cafe tersebut.

Tampak beberapa orang dengan seragamnya kini mengelilingi kucing itu, namun ada seorang yang juga tak sengaja beradu pandang dengan Hara.

Ia menatap seragam lalu membaca nama dari lelaki yang tak sengaja beradu tatap itu

‘Oh, Hakim namanya’ batin Hara

Ia masih berdiri tak jauh dari sana, menunggu barangkali ia akan dibutuhkan jika polisi meminta kesaksian. Bagaimana tidak, jelas-jelas kucing itu jatuh tepat di hadapan Hara dan Dewi.

Sambil memainkan jari nya ia menunduk, hingga melihat sepatu besar warna hitam berdiri tak jauh dari hadapannya. Hara mengangkat wajahnya menatap lelaki yang berdiri di hadapannya.

“Kamu yang nemuin ini?” tanya nya

Oh, ini adalah Hakim yang tadi sempat memperhatikannya.

Hara mengangguk.

“Bisa di jelasin gimana kejadiannya pas Adek keluar dari cafe ini?”

Hara menatap manik coklat lelaki dihadapannya, tak bersuara sedikitpun.

“Bukan nya temen aku udah jelasin ya, tuh” Hara menunjuk dengan dagunya ke arah Dewi

“Ya, kami juga butuh kesaksian kamu”

“Tadi keluar dari cafe terus baru jalan sebentar kucing itu jatuh dari atas, terus liat ada kertas diambil deh”

Hakim menggeleng, tak salah sih tapi sesingkat itu perkataan Hara.

Hakim menuliskan kesaksian Hara, lalu menuliskan sesuatu dan merobeknya setelahnya ia memberikannya pada Hara.

“Ini takut nya teror, hubungin saya kalo Adek ngerasa ada yang aneh ya” 

Hakim berlalu pergi setelah memberikan nomor telepon dan nama di kertas tersebut, Hara acuh hanya saja tetap memegang kertas tersebut lalu kembali menatap Dewi yang belum selesai berbicara dengan salah satu penyidik.

Ia menoleh melihat tas Dewi yang tergeletak begitu saja di bawah, dengan gerakan perlahan ia meraih tas yang masih terbuka. 

Niat hati Hara ingin menutup tas itu namun tas nya tak sengaja terbuka lebar memperlihatkan isi yang cukup berantakan di dalam nya, ada yang menarik perhatian Hara saat itu sebuah kertas note yang tinggal beberapa lembar lagi.

Hara merasa tak asing dengan kertas itu

ini mirip seperti?

Ah! Kertas ini mirip seperti kertas yang Hara temukan di bawah tubuh kucing tadi, bukan hanya bentuk namun warna nya pun sama-sama kuning muda. Hara menatap Dewi yang masih berbicara dengan penyidik, ia mengingat kembali kertas yang tak sempat ia ambil di tubuh kucing yang mati di depan kelas saat ia SMP.

Benar, kertas nya sama dan warna nya sama.

1
Ulla Hullasoh
keluarga yang kejam..... apa hara itu anak tiri?
lin
wah seru nih lanjutkan thorr jangan lupa buat mampir
Ryohei Sasagawa
Thor, ceritanya seru banget! Aku suka banget sama karakternya.
Jonjuwi: Kakaaa makasi banyak, trs dukung aku yaa🥺❤️
total 1 replies
Nadeshiko Gamez
Terperangkap dalam cerita ini.
Jonjuwi: Makasih kaaa udah mampir, dukung aku trs yaa🥺❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!