NovelToon NovelToon
Pusaka Penguasa Dunia

Pusaka Penguasa Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hendrowidodo_Palembang

"Tidak heran ini disebut Jurang Neraka, aku sudah jatuh selama beberapa waktu tapi masih belum menyentuh dasar..." Evindro bergumam pelan, dia tidak mengingat sudah berapa lama dia terjatuh tetapi semua kilas balik yang dia lakukan memakan waktu cukup lama.

Evindro berpikir lebih baik dia menghembuskan nafas terakhir sebelum menghantam dasar jurang agar tidak perlu merasa sakit yang lainnya, tetapi andaikan itu terjadi mungkin dia tetap tidak merasakan apa-apa karena sekarang pun dia sudah tidak merasakan sakit yang sebelumnya dia rasakan dari luka yang disebabkan Seruni.

Evindro akhirnya merelakan semuanya, tidak lagi peduli dengan apapun yang akan terjadi padanya.

Yang pertama kali Evindro temukan saat kembali bisa melihat adalah jalan setapak yang mengeluarkan cahaya putih terang, dia menoleh ke kanan dan kiri serta belakang namun hanya menemukan kegelapan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hendrowidodo_Palembang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23. Raja Siluman

"Tulang Naga Bumi sudah memberikanku kekuatan fisik yang besar, apalagi dikombinasikan dengan otot ini..." Evindro mengepalkan tangannya, tiba-tiba sosok seorang gadis muncul dalam fikirannya.

Gadis yang bertubuh mungil tetapi memiliki kekuatan seperti gorila, Aurora.

"Aurora..." Evindro tersenyum tipis, dia fikir gadis kecil itu akan menangisi kematiannya untuk waktu yang lama. "Aurora, setelah menyelesaikan tahap ini, aku tidak akan takut lagi terhadap pelukanmu..."

Evindro menelan ludahnya ketika berfikir mungkin sebelum mendapat pelukan dirinya akan mendapatkan cukup banyak pukulan karena ternyata belum mati namun baru muncul beberapa tahun setelahnya.

Aurora membuat Evindro teringat kondisi gadis itu yang membutuhkan bantuannya.

Biarpun telah dibantu dengan Wortel Biru, Aurora tidak akan bisa hidup lebih dari usia dua puluh tiga atau dua puluh empat tahun.

"Aku harus kembali sebelum terlambat..." Awalnya Evindro berfikir akan membutuhkan waktu lebih dari sepuluh tahun meskipun dengan sumber daya melimpah hutan kematian tetapi melihat perkembangannya setahun terakhir, dia cukup yakin bisa mengumpulkan enam ribu lingkaran tenaga dalam kurang dari sepuluh tahun.

Evindro memejamkan mata sejenak, menyadari fikirannya bisa mengganggu proses latihannya. Dia segera mengalihkan fikiran tersebut dengan membaca Kitab Seratus Pengetahuan.

Terburu-buru tidak pernah membawa dampak baik, Evindro tidak ingin fikirannya membuatnya menjadi terburu-buru dalam melangkah.

Selepas istirahat dan memulihkan tenaga dalamnya, Evindro kembali melakukan Perubahan Otot. Semakin lama akan semakin sulit mengubah otot merah menjadi otot pink, rasa sakit yang dirasakan juga akan terus meningkat.

Evindro akhirnya mengurung diri selama seminggu di goa tersebut dan berhasil mengubah dua belas persen dari keseluruhan ototnya menjadi otot pink.

"Ini jauh lebih cepat dari perkiraanku, Pemurnian Darah sungguh membantu mempercepat Perubahan Otot..." Evindro menyentuh beberapa bagian tubuhnya, hampir tidak ada perubahan secara tekstur pada fisiknya tetapi tenaga yang bisa dia lepaskan meningkat pesat.

Mengingat kandungan otot pink pada manusia biasanya hanya 0,5 sampai 0,8 persen, peningkatan selama seminggu terakhir begitu signifikan.

Evindro sebenarnya ingin melanjutkan latihannya lebih lama namun goa tempatnya tinggal tiba-tiba bergetar hebat, memaksanya harus meninggalkan goa tersebut jika tidak ingin terkubur di dalamnya.

Getaran itu tidak berhenti setelah dia berhasil keluar, Evindro bahkan disambut oleh pemandangan yang menakjubkan.

Seekor Kura-kura yang memiliki enam kaki dengan tinggi sekitar lima belas meter terlihat sedang bertarung dengan Harimau yang lehernya dikelilingi api berwarna biru dan memiliki tiga ekor yang ujungnya menyala api biru yang sama.

Ukuran harimau itu tidak kalah besar dari kura-kura yang dihadapinya. Pertarungan kedua siluman besar itu berhasil mengguncang Hutan Kematian di sekitarnya.

Evindro baru keluar dari goanya dan disambut dengan pemandangan luar biasa tersebut, dalam sekali lihat Evindro bisa merasakan kedua siluman itu masing-masing lebih kuat dari Pendekar Suci terhebat yang dia kenal.

"Siluman seribu tahun? Tidak, ini lebih kuat... Mungkinkah Raja Siluman yang ada dalam legenda?"

Keringat dingin mulai mengucur di keningnya, Evindro menelan ludah sebelum berfikir keras cara untuk menghindari kedua makhluk ini tanpa menarik perhatian.

Satu serangan dari makhluk seperti itu akan mampu mengambil nyawanya, Evindro sama sekali tidak menduga Hutan Kematian memiliki siluman yang sekuat dua makhluk di hadapannya.

"Evindro, meskipun kau berhasil lolos dari kematian, keberuntungan kamu tidak terlalu bagus ya... Kau bahkan bertemu dengan dua makhluk seperti ini sekaligus."

Nacha berada di samping Evindro, seolah-olah sudah sejak awal ada di sana, dia sedang menyipitkan matanya untuk melihat pertarungan dua siluman besar tersebut.

"Senior Nacha... Bagaimana kau..." Jantung Evindro berhenti sejenak, dia sama sekali tidak merasakan keberadaan Nacha, perasaannya campur aduk ketika melihat Nacha yang kini tersenyum ke arahnya.

"Evindro, kau bertambah kuat dengan cepat. Suatu hari kau akan berhadapan dengan mereka kalau ingin kembali ke duniamu tetapi sekarang belum waktunya..."

"Senior Nacha... Apa maksudmu?" Mata Evindro melebar, dia menoleh pada dua siluman yang sedang bertarung sengit. 'Harus berhadapan dengan mereka? Apa Senior Nacha bercanda denganku?'

Nacha tidak menjawab Evindro melainkan langsung mengangkat kerah bajunya seperti biasa dan membawanya pergi dari tempat tersebut. Beberapa bulan sudah berlalu dan kemampuannya meningkat pesat tetapi Evindro masih belum terbiasa dengan kecepatan Nacha.

Nacha membawa Evindro kembali menuju kediamannya, tempat yang telah Evindro tinggalkan selama beberapa bulan.

"Evindro, situasi Hutan Kematian sedang tidak aman. Dua raja siluman itu sedang memperebutkan wilayah, mereka akan bertarung selama beberapa bulan ke depan."

Evindro tersenyum canggung, Nacha mengatakan seolah Hutan Kematian aman ketika kedua makhluk itu tidak sedang bertarung. Bagi Evindro, Hutan Kematian adalah tempat yang dirinya harus selalu waspada selama dua puluh empat jam.

"Senior Nacha, bisa anda jelaskan maksudmu tentang aku harus menghadapi raja siluman seperti dua makhluk itu?"

"Oh, sebenarnya aku ingin memberitahumu saat kau sudah jauh lebih kuat. Selain membutuhkan setidaknya enam ribu tenaga dalam untuk bertahan ketika tubuhmu berpindah ke dunia asalmu, untuk mengaktifkan formasi sihir selain membutuhkan beberapa ratus lingkaran tenaga dalam akan diperlukan sembilan permata siluman dari raja atau ratu siluman."

"Permata dari raja atau ratu siluman?! Sembilan?!"

Kaki Evindro terasa lemas, dia belum lama ini berfikir semua telah berjalan lancar dan dia mungkin bisa kembali dalam beberapa tahun lagi tetapi penjelasan Nacha menjadi tamparan keras untuknya.

Menghabisi satu raja siluman yang baru ditemuinya saja merupakan tugas yang beberapa kali lebih sulit dibandingkan mengumpulkan enam ribu tenaga dalam.

"Evindro, jika kau tidak mampu melakukannya maka menurutku tiada gunanya kau kembali ke dunia asalmu. Ini tes yang harus kau lalui untuk membuktikan dirimu cukup kuat." Nacha tidak berniat membantu Evindro mengumpulkan sembilan permata raja siluman yang dibutuhkannya untuk kembali, ini termasuk ujian yang harus Evindro selesaikan sendiri.

"Senior Nacha... Ini... Mustahil..." Evindro kehilangan semangatnya, dia merasa putus asa untuk pertama kalinya dalam waktu begitu lama.

"Evindro, tidak ada yang mustahil. Raja siluman memang kuat, tetapi bukan mustahil bisa dikalahkan olehmu, terutama karena dirimu memiliki ilmu yang unik serta pedang yang bagus."

"Maksud Senior?"

"Dari ceritamu, Pendekar Suci yang ada di dunia asalmu bukanlah Pendekar Suci sejati."

"Mereka tidak bisa naik ke tingkat pendekar yang lebih tinggi karena latihan mereka tidak sempurna."

Evindro mengerutkan dahinya, memang dirinya pernah mendengar ada pendekar yang telah berhasil melampaui Pendekar Suci yang ada di Pemerintahan Sekayu namun itu hanya legenda. Di sisi lain, dia sudah curiga bahwa pencipta Ilmu Pedang Ilusi, Qutub adalah pendekar yang melampaui Pendekar Suci.

Masalahnya Evindro tidak memiliki informasi tentang tingkatan yang lebih tinggi tersebut.

1
Aman 2016
mantul Thor 💪💪💪
Aman 2016
jooooz pooolll
Aman 2016
mantab Thor lanjut terus updatenya
Aman 2016
top markotop Thor lanjut
Aman 2016
top top markotop lanjut terus Thor
Aman 2016
jooooz pooolll Thor lanjut
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!