Masuk Ke Raga Ibu Tiri Kejam

 "Song, ibu adalah ibu kandung mu. Semua orang tau itu, bahkan kakak kakak mu juga anak kandung ku. hanya anak bungsu ku yang bukan anak kandung ku, dan hanya sebatas anak angkat di keluarga coksu. Tapi dari ketiga anak kandung ku, tak ada satu pun orang yang perduli dengan kesehatan ku ini." ucap nya dengan air mata yang menetes.

Sebagai seorang ibu, saat anak nya berkata memutuskan hubungan, adalah hal yang paling menyakitkan. sejak menikah dengan wanita yang saat ini menjadi istrinya, sifat paman song semakin buruk, dan selalu meremehkan orang lain.

"Ibu, apa yang kau ucapkan, aku sama sekali tak paham." ucap nya dengan berpura pura bodoh.

Fili tau, hati nenek tua re pasti saat ini, merasa sakit, tapi dia berpikir, bahwa saat paman song memutuskan keluarga dengan keluarga coksu, adalah hal yang paling baik. Memiliki kakak ipar yang sangat buruk, membuatnya merasa sangat tertekan.

"Aku yang melahirkan kalian bertiga, aku yang mengupayakan agar kalian bisa makan, Makanan enak. Aku selalu memprioritaskan kalian dengan kerja keras ku, dan hasil dari jeri payah ayah mu itu.

"Bahkan, semua warisan juga jatuh ke pada kalian bertiga, tak sedikitpun tersisa untuk adik bungsu mu. Karena kalian menganggap bahwa David tak pantas menerima warisan keluarga ini. Saat itu, aku diam bukan berarti, lemah, tapi aku tak bisa berbuat apa apa, dan merasa begitu sedih saat kalian hanya memikirkan warisan keluarga, tanpa mau sedikit pun menampung ku yang sudah tua renta ini." pekik nya dengan tatapan yang begitu sedih.

"Kalian berkata, bahwa ibu sudah tua, dan hanya bisa sakit sakitan. Akan menghabiskan banyak uang, saat ibu tinggal di rumah kalian. Dan kalian juga mengusulkan bahwa ibu, harus di rawat oleh David, karena harus membalas Budi, karena telah di asuh oleh ku. Apakah ibu protes saat itu? Tidak kan. bahkan saat kau dan kakak kakak mu, mengatakan itu, hati ku sangat sakit. rasanya seperti aku bener bener sendirian. Menantu yang lain juga tak ingin menampung ku, tapi anak angkat ku itu, yang menampung ku dengan senang hati, dan merawat ku dengan baik, sebelum berangkat tugas kerajaan. walaupun dulu nya, adik ipar kalian begitu buruk, tapi dia sama sekali tak pernah mengusir ku pergi dari rumah ini. dia tetap memberikan kami makanan, walaupun hanya rumput liar yang dijadikan sebagai sup.

" tapi sekarang, menantu ku ini, bekerja begitu keras, dan mencari uang agar kami bisa makan. Dan saat kau datang bersama istri mu, memaksa ku meminta resep yang di jual, hati ku begitu sakit, saat kalian hanya datang mencari keuntungan dari keluarga ini. apakah warisan yang aku berikan, tak cukup untuk mu song?" pekik nenek tua re dengan bercucuran air mata nya.

Kepala desa begitu terharu sekaligus sedih mendengar kisah nenek tua re, dan tak menyangka anak anak nenek tua re begitu kejam dari menantu yang selama ini di rumorkan sangat buruk.

"Ibu, kau jangan sembarangan bicara, aku tak suka melihat mu yang berakting di depan para sepuh, untuk menarik simpati mereka." cibir paman song dengan sinis nya.

"Ibu mertua, kau terlalu senang mengucapkan hal hal yang buruk untuk suami ku ini, apakah kau menginginkan bahwa suamiku lebih baik memutuskan hubungan antara ibu dan anak ini?" ancam bibi song dengan tatapan tajam nya.

"menantu song, jangan berkata sembarangan seperti ini, kita akan berdiskusi bersama terlebih dahulu." ucap paman ji sebagai kepala desa yang jujur dan bijak.

Sedangkan paman song yang mendengar ucapan ibu nya tadi, sambil berfikir keras, dan kemudian dia tersenyum memikirkan ide gila yang baru saja hadir di otak kecil nya itu.

"Kalau ibu menginginkan pemutusan hubungan, Maka berikan kami uang 1000 tael sekarang!" ucap paman song dengan tak tau dirinya.

Deg.....

kepala desa tak menyangka, anak ketiga keluarga coksu, akan bertindak sangat kejam. Bahkan hubungan saja di anggap main main seperti ini, itu membutuhkan nya kesal dan ingin segera mengetuk kepala nya agar lebih sadar diri. tapi dia tak bisa emosi, sebab citra nya akan buruk nanti nya.

"Paman, apakah begini cara mu menghormati orang yang lebih tua, apakah begini bakti mu, kepada ibu yang telah melahirkan mu." ucap Fili dengan tatapan santai sambil menatap sinis ke arah kedua pasangan itu.

"Ckck, adik ipar, apakah kau tak mengaca terlebih dahulu. Kau juga dulu menyiksa anak anak kecil itu." Sinis paman song.

Memang ini lah tujuan Mereka kemari, mendapatkan keuntungan, dan menekan keluarga coksu. walaupun marga nya telah berubah menjadi keluarga song, tapi pemutusan hubungan itu, belum resmi dilakukan. Kebetulan sekali ada tetua desa, dan kepala desa disini, maka tujuan nya sudah semakin dekat, dan dia ingin terbebas dari nama coksu. Dia membenci ibunya sendiri.

"Apakah hubungan antara ibu dan anak ini, tak berarti untuk mu song?" ucap nenek tua re dengan perasaan yang bergetar.

"Nenek, jangan bersedih, kau masih memiliki aku, kakak dan ibu." ucap Sachi menggenggam tangan keriput milik nenek tua re.

"Kepala desa, kau dan para sepuh disini menjadi saksi, paman song ingin memutuskan hubungan keluarga, dengan ibu mertua ku. Maka aku akan mewujudkan nya sekarang. tolong jadikan hari ini, adalah hari terakhir paman song menyandang nama coksu di belakang nya. jika suatu hari paman song mengalami hal yang buruk, maka keluarga coksu bukan siapa siapa lagi sekarang!" ucap Fili dengan tegas nya.

Paman song yang mendengar ucapan adik ipar nya, merasa emosi. Tapi dia menyetujui bahwa dia ingin memutuskan hubungan keluarga. Sebaiknya dia tak akan berpura-pura lagi sekarang. Ibunya juga sudah tak berguna, dan hanya bisa sakit sakitan.

"Suami ku, apa yang di katakan oleh adik ipar benar, kita sudah lama tak menjalin hubungan yang baik dengan keluarga coksu, sebaiknya putuskan saja hubungan antara kau dan ibu mu itu. Kita bisa membuat nama song lebih berharga di mata para orang orang desa Hawai.

Dalam hati kepala desa, mencibir kelakuan anak ketiga coksu, yang begitu tega kepada ibu kandung nya sendiri.

"Baiklah, kalau begitu di depan para sepuh ini, kau bisa mengucapkan janji mu dulu," ucap kepala desa dengan sikap tenang nya.

"besok datang lah ke balai desa, kita akan melakukan pemutusan hubungan di sana. setelah itu, dokumen surat nya akan di resmikan."

"Kami permisi dulu." ucap kepala desa kepada Mereka.

"kita harus pulang suamiku, urusan kita dengan orang orang ini sudah selesai besok, dan tak perlu lagi bersikap baik kepada keluarga coksu." cibir bibi song dengan tatapan sinis nya.

Pemutusan keluarga, bukan masalah yang sepele. nenek tua re tau, bahwa putra ketiga nya membenci nya saat ini. Dari dulu juga sifat paman song begitu keras kepala. Hal itu membuat nya begitu sakit dan terduduk lemas di tanah. setelah kepergian mereka.

"Ibu, ayo masuk ke dalam, tidak apa apa. Mungkin rasa sakit nya hanya sebentar. Setelah ini, kita akan bahagia dan melawan orang orang yang jahat sama keluarga coksu. Aku berjanji, akan melindungi ibu, dan anak anak dengan sangat baik." ucap Fili yang berjongkok, sambil menatap ibu mertua nya dengan wajah yang sudah sembab habis menangis.