ini sebenarnya cs, tapi karena terlalu banyak bikin karakter jadi nya dibikin dalam bentuk novel.
kisah cinta antara wanita jutek dengan playboy seantero kampus.
anissa meylani dan thoriq adigantara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Author S., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4.
mereka pun tiba di kampus, fitri meminta maaf karena gara gara dia anissa gagal bersemedi. " sorry banget ya niss, gara gara aku kamu jadi gagal." Ucap fitri. anissa melirik sahabat nya, " santai aja, tapi nanti janji ya pulang nya temenin lagi." pinta nya memelas.
membuat fitri mengangguk.
" ya udah sana, nanti kamu di hukum kalo makin lama."
" sekali lagi sorry ya nis, aku pamit dulu bentar."
fitri keluar dari mobil anissa, membuat anissa bosan karena jadwal kuliah nya masih lama. mereka memang beda jurusan, jadi mereka harus saling mengerti satu sama lain.
berbeda dengan thoriq, pria itu sekarang sedang berhadapan dengan dosen nya, ya. thoriq lebih dulu sampai daripada dua wanita tadi.
" kenapa bisa telat, kamu tahu disiplin waktu itu sangat penting." Tegur dea dosen yang di katakan bawel oleh thoriq.
" maaf bu, saya kesiangan bangun."
"alasan saja, atau kamu memang sengaja menghindari kelas saya, mau saya turunin nilai kamu hah." bentak nya. mata nya yang tegas membuat siap apun yang melihat nya pasti takut.
" saya minta maaf bu, udah jangan marah marah terus, nanti cantik nya luntur loh." goda thoriq. membuat dea seketika mendelik tajam.
" Ya sudah, kamu keluar, tapi ingat! kerjakan tugas materi saya hari ini." titah nya mengusir mahasiswa nya. membuat thoriq harus sabar menghadapi nya.
" Iya ibu cantik, kalo gitu saya pamit dulu, dadah "
" hem!."
thoriq keluar dari ruangan dosen, sungguh ia tidak ingin telat lagi jika begini jadi nya. " huh untung aja." ia menghembuskan nafas nya. kalau tak di telpon oleh rio bisa jadi ia tidak akan ke kampus, dan hanya akan berjualan saja.
rio sahabat nya menepuk pundak nya, " gimana aman" Entah itu pertanyaan atau sindiran. yang jelas thoriq malas menanggapi.
karena tidak mendapat respon, rio makin penasaran." di tanya malah diem aja thor, gue kepo." Ungkap nya membuat thoriq menjawab pendek " ngak aman."
seketika itu juga, tawa rio pecah. membuat thoriq sebal sendiri, " ngapain ketawa, kagak lucu." delik nya namun tak membuat tawa rio berhenti.
sudahlah lebih baik ia ke kantin aja, rasa lapar kian mendera karena tadi tidak sarapan. tak mau di tinggal rio mengekor sambil meredakan tawa nya.
setelah tiba di kantin, mereka mencari tempat duduk. namun netra nya tak sengaja melihat anissa sedang makan juga.
" hay cewek, boleh duduk sini." tanya nya melirik anissa.
anissa melirik sekitar dan ia tidak melihat meja penuh. " mata lu rabun atau gimana, itu tempat banyak yang kosong." jawab nya membuat rio yang mengekor menahan tawa. jelas saja mereka tahu, tapi seperti nya thoriq memiliki niat terselubung pada anissa.
tak mempedulikan jawaban anissa, dengan santai nya thoriq menarik kursi di sebelah nya. " udah disini aja. yo pesenin makanan dong."
" Oke, tapi gue mau juga ya, "
" tinggal pesen nanti gue bayar." thoriq tahu maksud rio. karena rio tidak mau gratisan jika di suruh.
dengan semangat 45 rio akhirnya memesan makanan, meninggalkan dua sejoli yang hening.
" ga masuk kelas lu." thoriq bertanya dengan nada cuek. membuat anissa menanggapi nya dengan santai. " masuk siang" Sahut nya pendek tanpa menoleh, hanya mengaduk aduk minuman nya sendiri.
" oh, hebat lu ya bisa masuk fakultas fashion mau jadi desainer kah."
" ngak usah kepo sama urusan gue, dan sorry gue sibuk." Jawab nya lalu beranjak meninggalkan thoriq seorang diri.
sedangkan thoriq yang merasa di abaikan hanya menghela nafas kasar, namun kedatangan rio cukup membuat mood nya kembali baik.
" Loh, nissa nya mana riq? kok ngak ada." tanya rio ia membawa nampan yang cukup besar bahkan makanan nya banyak.
" kalo ngak ada berarti udah pergi, ngak perlu di pertanyakan." Sahut nya jengkel.
karena lapar thoriq pun mulai menikmati makanan yang di bawa oleh rio. begitupun rio ia tidak akan membiarkan jatah nya di ambil thoriq.
" lapar apa doyan lahap bener makan lu." ejek nya, namun thoriq tak mempedulikan hal itu. ia tetap menekuni makan yang tertunda karena di kejar waktu.
" tadi gue buru buru, maka nya belum sempet sarapan." elak thoriq membuat rio mencibir nya dalam hati.
***
tiga jam berlalu, sesuai janji nya, fitri akan menemani anissa, mengganti waktu yang terpotong karena tugas nya.
" hari ini capek banget, mau yang seger seger. ada ide ga fit" tanya nissa membuat fitri mengetuk ngetuk dagu nya sendiri.
" gimana kalau kita makan bakso nis, di jamin seger apalagi di makan saat cuaca lagi sejuk begini."
" bakso" Ucap nya.
" boleh kamu tahu rekomendasi bakso enak itu dimana."
" hehe enggak, ini aja karena pengen.tiba tiba ngebayangin gurih nya gitu." fitri menggaruk rambut yang sebenarnya tidak gatal.
anissa menggelengkan kepala sambil menoyor lengan fitri. " kirain tahu, dasar!"
" Yaudah keliling aja dulu nis, siapa tahu nemu."
dan akhirnya mereka mencari tempat jualan bakso yang enak dan nyaman.
Setelah melirik kanan kiri, akhirnya ada juga tempat yang cocok untuk mereka singgah. makin senang lah fitri, karena bisa menyantap bakso tanpa harus di bawa pulang.
" yuk turun, kita makan disini aja." ajak nissa yang di setujui oleh fitri.
mereka berdua turun, dan masuk kedalam ruko yang tak terlalu ramai, mungkin karena hujan jadi pada malas antri.
Ruko Bakso Ganteng.
geli sendiri anissa membaca spanduk nya, seperti tidak ada nama lain saja, kenapa harus ganteng.
" aneh banget namanya." gumam nya. namun di dengar oleh fitri.
" mungkin pemilik nya cowok ganteng nis, udahlah jangan musingin spanduk, kita duduk udah laper aku." cerocos nya.
" Iya fit, makan aja nanti aku yang bayar." anissa berucap dengan enteng nya, membuat fitri diam mematung.
karena tak ada sahutan anissa menoleh ke arah fitri.
" malah bengong, jadi ga nih." Tegur nya.
" kenapa selalu kamu yang traktir, sesekali akulah niss." fitri berujar dengan memelas.
" boleh! kebetulan ga bawa uang" celetuk nya.
tuk...
seketika fitri menoyor kepala nya." ngibul itu yang berkelas. masa ga bawa uang tapi bisa beli buku di gramed." sindir nya. membuat anissa cengengesan.
mereka memang habis dari gramedia, tapi setelah tuntas, malah kejegat hujan, alhasil membuat mereka lapar.
" nah itu tahu, duit aku habis buat buku." Jawab nya enteng.
namun saat fitri ingin protes lagi anissa memanggil pelayan. " Mbakk!!" Panggil nya.
melda yang merasa terpanggil menghampiri pelanggan nya.
" mau pesan bakso kayak gimana?" tawar nya ketika sudah berada di depan mereka.
" bakso seporsi, sama es teh satu." samber fitri duluan. melda mengangguk lalu melirik anissa yang mendelik pada sahabat nya.
" saya pesan bakso mercon, pake bihun, tapi jangan pake wajah." Ucap nya membuat melda bingung dan fitri melongo.
" maksud kamu nis gimana." tanya fitri dengan raut wajah yang bingung. melda pun tak kalah bingung dengan ucapan anissa.
" Kali aja bakso nya di tempel wajah ganteng." Celetuk nya membuat fitri tertawa dan melda mengulum senyum nya.
" ada ada aja kamu, udah mbak jangan di dengerin, ngeracau temen saya ini." Ucap fitri yang tidak enak hati pada pelayan.
" baik di tunggu ya, saya jamin bakso nya cantik karena di makan sama mbak yang cantik." Ucap melda yang menanggapi candaan anissa.