Setelah kepergian Dean, sahabatnya, Nando dihadapkan pada permintaan terakhir yang tidak pernah ia bayangkan, menikahi Alea, istri Dean. Dengan berat hati, Nando menerima permintaan itu, berharap bisa menjalani perannya sebagai suami dengan baik.
Namun, bayangan masa lalu terus menghantuinya. Arin, wanita yang pernah mengisi hatinya, masih terlalu nyata dalam ingatannya. Semakin ia mencoba melupakan, semakin kuat perasaan itu mencengkeramnya.
Di antara pernikahan yang terjalin karena janji dan hati yang masih terjebak di masa lalu, Nando harus menghadapi dilema terbesar dalam hidupnya. Akankah ia benar-benar mampu mencintai Alea, atau justru tetap terjebak dalam bayang-bayang Arin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Dokter
"Jadi," ucap Dokter Rina, mengawali dengan suara tenang, "kalian ingin berkonsultasi soal kontrasepsi, dan saya asumsikan... kalian sudah aktif secara seksual?"
Arin menoleh sekilas ke Nando sebelum akhirnya menjawab. "Iya, Dok. Kami baru menikah belum lama ini. Tapi untuk sekarang... kami belum siap punya anak."
"Bukan karena apa-apa, tapi pekerjaan saya masih nuntut saya untuk tetap body goals. Karena pekerjaan saya nggak jauh-jauh dari aktris dan model." lanjut Arin sebelum dokter Rina salah faham.
"Saya paham, Arin. Terima kasih sudah menjelaskan. Memang penting sekali kontrasepsi disesuaikan dengan gaya hidup dan kondisi masing-masing. Dan saya hargai kalian mau diskusi dulu sebelum memutuskan."
"Karena kalian berdua sudah mulai berhubungan, kita perlu membahas dua hal penting, pencegahan hari ini dan rencana KB ke depan. Kalian ingin fokus ke yang mana dulu?" tanya dokter Rina, menatap kedua nya serius.
"Pencegahan untuk hari ini dulu, Dok. Kami belum ada diskusi untuk ambil keputusan jangka panjang sebelum pikir matang," jawab Nando cepat.
"Tentu, saya menghargai keputusan kamu itu. Kalau untuk pencegahan darurat, Saya menyarankan untuk Pil KB darurat. Pil Ini harus diminum dalam 72 jam setelah berhubungan. Semakin cepat diminum, semakin efektif, bisa sampai 85 sampai 95% mencegah kehamilan." ucap dokter Rina menjelaskan.
Arin menganggukkan kepalanya paham. "Kalau sudah terlanjur, ada kemungkinan hamil nggak, Dok?"
"Tergantung siklus menstruasi dan seberapa lama kalian berhubungan," jawab Dokter Rina. "Tapi untuk pencegahan awal, Pil KB darurat adalah solusi. Semakin cepat diminum, semakin efektif juga."
"Berarti masih bisa dicegah?"
"Bisa. Tapi ingat, Pil darurat ini hanya untuk sekali pakai. Setelah itu, sebaiknya dipikirkan kontrasepsi jangka panjang agar kalian nggak khawatir setiap waktu." ucap Dokter Rina sembari menunjukkan tablet digital berisi opsi kontrasepsi yang telah ia susun.
"Untuk kamu, Arin, saya bisa rekomendasikan tiga opsi paling aman dan nyaman "
"Yang pertama, Implan hormonal. KB ini biasanya ditanam di lengan, tahan sekitar 3 tahun. "
"Untuk yang kedua ada IUD hormonal atau IUD emas, KB ini juga efektif hingga sampai 10 tahun, dan KB ini juga minim efek samping."
"Yang ketiga Suntik KB premium, cukup 3 bulan sekali, tidak perlu kontrol sering."
Nando menggeleng pelan, memotong pembicaraan dokter Rina sebelum Arin sempat membuka suara. "Maaf, Dok. Kami berdua cuma mau pencegahan untuk hari ini dulu. Pil KB darurat itu saja. Untuk yang lain, nanti kalau kami sudah benar-benar siap dan sudah diskusi lebih dalam berdua." ucap Nando.
"IUD emas sebenarnya sangat aman dan minim efek samping, bahkan tidak mengganggu berat badan atau penampilan. " ucap dokter Rina. "Apa kalian yakin tidak ingin mencoba Tipe KB yang ini? "
"Terima kasih banyak, Dok. Tapi untuk sekarang cukup Pil KB dulu. Saya tidak mau Arin mengambil tindakan apa-apa hari ini selain itu." sahut Nando cepat.
Arin melirik Nando sejenak, sebelum akhirnya mengangguk setuju.
"Baik kalau itu memang keputusan kalian," kata Dokter Rina sambil menuliskan resep. "Ini resep Pil KB daruratnya. Sebaiknya pil ini diminum sekarang juga agar lebih efektif."
Setelah beberapa menit. Perawat masuk membawa pil tersebut. Arin meminum pil itu perlahan, lalu meneguk segelas air putih.
"Saya juga paham kekhawatiran kamu soal berat badan dan kulit," lanjut Dokter Rina menenangkan. "Pil darurat ini nggak akan bikin naik berat badan atau jerawatan. Efek sampingnya lebih ke mual, pusing, atau sedikit gangguan siklus, tapi sementara saja."
"Terima kasih, Dok. Jadi, saya gak perlu khawatir setelah ini, " ucap Arin lega.
Setelah semuanya selesai, Nando merangkul bahu Arin pelan saat mereka berdiri.
"Kita pulang sekarang ," ucap Nando .
