Shela... Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan laki-laki yang belum ia kenal demi mendapatkan uang dari ibu laki-laki itu untuk biaya operasi adik satu satunya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akahkah dia mendapatkan cinta Zevan yang sama sekali tidak mencintainya atau dia harus pergi dan mengakhiri pernikahannya dengan Zevan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4. Apa benar kamu bahagia?
Di apartemen
Shela berguling diatas tempat tidur, dia kembali teringat tentang kejadian beberapa hari yang lalu dengan Aldo saat di cafe. Laki-laki itu akan melepaskan rasa cintanya pada Shela jika dia benar-benar melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Shela sudah bahagia.
"Kalau kamu bahagia aku juga akan bahagia, tapi jika aku melihat kamu tidak bahagia atau disakiti oleh suamimu, aku tidak akan segan merebutmu darinya" Ucap Aldo serius dengan kata-katanya.
Kata-kata Aldo terngiang di telinganya.
"Sekalipun aku tidak bahagia, aku tidak mungkin kembali padamu Al. Aku tidak mau lagi berhubungan dengan orang yang sudah membohongiku" gumam Shela sambil memeluk guling. Kembali teringat kejadian beberapa tahun lalu saat dia memutuskan pergi meninggalkan Aldo.
Flashback
Diparkiran kampus
Shela berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya, hari ini dia pulang lebih awal karena hanya bertemu dengan dosen pembimbing untuk revisi skripsinya. Shela mahasiswi semester akhir yang sebentar lagi akan pengajuan sidang. Setelah selesai urusan dengan dosen pembimbing Dia berniat langsung pulang kerumah. Shela hanya fokus pada kelulusannya, dia berharap segera lulus dengan nilai yang baik. Saat telah sampai didepan motornya tiba-tiba ada yang memanggil.
"Nayshela" Shela menoleh ke arah suara yang memanggilnya, tapi dia celingukan apa benar dia yang dipanggil. Sebab dia tidak mengenali orang yang berjalan mendekat kearahnya.
"Kamu panggil aku" Tunjuk Shela pada dirinya sendiri.
"Iya kamu, emang ada orang lain disini?" jawabnya ketus
Shela masih menatap heran pada perempuan didepannya yang sepertinya seumuran dengannya.
"Ada perlu apa ya?" tanya Shela
"Aku cuma mau memperingati kamu, mulai sekarang jauhi Aldo, kamu itu pengganggu hubungan antara aku sama Aldo. Aku udah lebih lama menjalin hubungan sama Aldo tapi semenjak dia dekat sama kamu, dia jadi cuek sama aku. Itu semua gara-gara kamu. Teriak perempuan itu yang Shela tidak tau namanya, bahkan dia tidak berniat menanyakannya. "Dan satu lagi, orang tua Aldo udah merestui hubungan kami, jadi jangan coba-coba dekati Aldo lagi karena sebentar lagi kami akan bertunangan" ucap perempuan itu panjang lebar dan penuh peringatan.
"Maaf, tapi aku gak pernah merebut Aldo dari siapapun, Aldo yang mendekati aku, jadi kamu jaga pacar kamu itu baik- baik biar gak mencari perempuan lain". Shela yang merasa emosi karena berprasangka ternyata dia hanya jadi yang kedua untuk Aldo.
"Dasar perempuan murahan, udah merebut pacar orang masih gak tau diri" Tersulut emosi dengan jawaban Shela. Perempuan itu sudah mengangkat tangannya hendak menampar Shela, namun dengan cepat Shela menangkis tangan perempuan itu dan menghempaskan nya dengan kasar berlalu pergi dari area parkir.
Sejak hari itu Shela memblokir nomor dan semua akun sosial media Aldo. Tidak berniat menanyakan pada Aldo perihal perempuan itu, sakit hati dan kecewa setelah mengetahui ternyata Aldo sudah punya pacar dan bahkan sudah mau bertunangan. Dia benar-benar kecewa dan merasa sudah tertipu dengan kebaikan Aldo selama ini. Sebisa mungkin dia menghindari bertemu Aldo saat di kampus. Tidak terlalu sulit bagi Shela karena selang beberapa bulan dia lulus dan benar² tidak pernah bertemu lagi dengan Aldo.
Flashback off.
Shela tersadar dari kenangan buruk masa lalunya. Karena merasa haus Shela keluar kamar menuju dapur untuk mengambil air dingin di kulkas. Setelah sampai di dapur terdengar suara pintu kamar Zevan dibuka, Zevan keluar kamar dan melihat Shela ada didapur.
"Kamu belum tidur?" Tanya Zevan
"Udah mau tidur sih, tapi tiba-tiba haus jadi aku ambil minum dulu" jawab Shela menatap Zevan kemudian dia mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Jangan tidur larut malam gak baik buat kesehatan" Ucap Zevan.
"Iya, ini juga mau tidur". Jawab Shela berlalu meninggalkan Zevan menuju kamarnya.
Setelah terjadi kesepakatan antara keduanya, Zevan terlihat bersikap lebih baik pada Shela. Dia berfikir mungkin Shela juga tidak mencintainya maka Shela menerima kesepakatan itu. Hanya raga mereka yang tinggal satu atap, tapi hati Zevan tidak pada perempuan yang tinggal bersamanya. Shela benar-benar menjaga hatinya agar tidak terjebak dengan sikap Zevan yang mulai sedikit perhatian. Dia hanya berpasrah, jika suatu hari kesepakatan itu selesai dia tidak mau pergi dengan hati terluka. Maka dari itu dia menutup rapat hatinya dengan perubahan sikap Zevan. Mereka menjalani hari- hari dengan kesibukan masing-masing. Shela memasak hanya untuk dirinya sendiri. Tak pernah tau suaminya makan dimana, dia juga tidak pernah menanyakan. Zevan selalu berangkat pagi dan pulang hampir larut malam.
***
Satu bulan kemudian
Shela sudah mulai terbiasa dengan pekerjaannya, dia juga sudah banyak kenal dengan teman-teman satu divisinya. Namun sebisa mungkin dia berusaha menjaga jarak dengan Aldo.
Jam makan siang
"Shela, yuk makan siang bareng" Ajak Dinda
"Iya tunggu bentar, aku beresin laporan ini dulu. Setelah makan siang sudah harus diantar keruang Manajer" Jawab Shela
"Ya udah buruan aku tungguin" Dinda masih berdiri didepan meja Shela
Tak berselang lama Shela selesai menyusun berkas laporannya.
"Udah selesai, yuk Din kita turun" ajak Shela sambil menggandeng tangan Dinda. "Oh ya, Tiara mana?" celingukan mencari Tiara.
"Tiara udah turun duluan, katanya laper banget soalnya tadi pagi gak sempat sarapan" jelas Dinda. Sebab sebelum jam makan siang Tiara sudah berisik kelaparan, pagi tadi dia bangun kesiangan.
Shela hanya tertawa mendengar penjelasan Dinda.
Dikantor tempat Shela bekerja kantin perusahaan menyediakan menu makan siang secara prasmanan jadi karyawan bisa memilih makanan sesuai selera.
Setelah selesai mengambil makanan, Shela dan Dinda mencari dimana keberadaan Tiara, setelah menangkap sosok yang dicari mereka berjalan menuju meja tempat Tiara berada.
"Maaf ya aku tadi turun duluan soalnya udah laper banget" Ucap Tiara dengan sedikit tertawa sambil menggeser duduknya memberi duduk untuk Dinda. Sedangkan Shela duduk di depannya. Tiba-tiba Aldo menghampiri meja mereka sambil membawa piring berisi makanan.
"Boleh gabung?" tanya Aldo menatap ketiga nya berganti.
"Boleh pak, silahkan duduk disebelah Shela masih kosong" jawab Tiara. Shela bergeser sedikit agar tidak terlalu dekat dengan Aldo.
Mereka makan sambil sesekali terdengar obrolan ringan, namun Shela hanya diam mendengarkan tak menanggapi.
Selesai makan, Dinda pamit mau ke toilet.
"Aku ke toilet dulu ya" Dinda beranjak dari tempat duduknya.
"Aku juga mau ke toilet, udah gak tahan" Tiara ikut berdiri dan pergi meninggalkan Shela dan Aldo berdua.
Sampai di toilet, Dinda dan Tiara langsung saling pandang.
"Aku sebenarnya gak kebelet, tapi aku kayak ngeliat pak Aldo mau ngomong sesuatu sama Shela" Dinda
"Iya aku juga ngerasa gitu, makanya aku ikut kamu ke toilet. Gak enak kan kalau duduk disitu terus, sementara mata pak Aldo udah kayak ngusir gitu" Tiara
"Tatapan pak Aldo ke Shela itu beda banget deh, padahal pak Aldo tau kalau Shela udah punya suami. Apa jangan-jangan beneran pak Aldo mantannya Shela dan belum move on sampe sekarang" Dinda meluapkan rasa penasarannya pada Tiara.
"Jangan- jangan Pak Aldo mau jadi pebinor" Kedua nya terkekeh dengan asumsi masing-masing.
Walaupun mereka sudah akrab Shela tidak pernah bercerita tentang bagaimana hubungan nya dengan Aldo dimasa lalu.
Kembali pada Shela dan Aldo.
"Nay, suami kamu kerja apa?" Aldo bertanya pelan takut Shela tersinggung. "Kok aku gak pernah liat kamu diantar atau dijemput suami kamu?"
"Suamiku kerja di perusahaan Wira Utama. Akhir-akhir ini dia sibuk banget, berangkat lebih pagi kadang pulang sampai larut malam, jadi gak sempat buat antar jemput aku" Shela menjelaskan tapi tidak memberi tau jika sebenarnya suami nya pemilik perusahaan itu.
"Maaf, aku hanya memastikan kalau kamu benar bahagia dengan suamimu. Kamu ingat janjiku kan, aku akan merebutmu darinya kalau dia tidak bisa membahagiakanmu" ucap Aldo menatap Shela. Namun Shela tidak menjawab, sebab dia tidak tau harus menjawab apa. Semua dugaan Aldo tentang rumah tangganya benar adanya.
"Sebentar lagi waktu istirahat habis, Saya duluan Pak...." pamit Shela dengan bahasa formal dan beranjak dari duduk meninggalkan Aldo sendirian.
"Apa benar kamu bahagia Nay? gumam nya dalam hati. Dia pun beranjak dari duduknya menuju lift untuk kembali ke ruangannya.
Bersambung
Part ini banyak cerita Aldo ya 😅
mampir
thor