NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Presdir Dingin

Mengandung Benih Presdir Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Office Romance
Popularitas:28.6k
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Alika tak pernah membayangkan hidupnya bisa berubah secepat ini. Semua berawal dari satu permintaan sepele saudari tirinya, yang menyuruh Alika pergi ke sebuah hotel.


Karena sebuah kekeliruan, Alika justru masuk ke kamar hotel yang salah dan menghabiskan malam dengan Sagara, sang CEO dingin dan arogan yang selama ini hanya dikenalnya dari jauh.


Apa yang terjadi malam itu seharusnya dilupakan. Tapi takdir berkata lain.



Saat Alika mengetahui dirinya hamil. Ia dihadapkan pada pilihan yang sulit, menyembunyikan semuanya demi harga diri, atau menghadapi kenyataan dengan kepala tegak.


Namun, yang paling mengejutkan, justru adalah keputusan Sagara. Pria yang katanya selama ini tak tersentuh, datang kembali ke dalam hidupnya, menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar tanggung jawab.


Cinta perlahan tumbuh di antara keduanya. Tapi mampukah cinta bertahan saat masa lalu terus menghantui dan realita kehidupan tak berpihak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 04 Bukan Wanita Bayaran?

Sagara mengeluarkan ponselnya dan menekan tombol untuk menghubungi Lee—asisten pribadinya.

“Lee, datang ke kamarku sekarang juga. Aku butuh penjelasan darimu,” katanya dengan wajah dingin, lalu memutus panggilan sebelum Lee sempat menjawab.

Tak membutuhkan waktu lama, Lee tiba di kamar hotel milik Sagara. Pintu terbuka perlahan, Lee masuk dengan tergesa-gesa. Wajahnya langsung menegang ketika melihat kondisi Sagara.

Rambutnya acak-acakan, kemeja setengah terbuka, bekas cakaran kuku ada dimana-mana dan sorot matanya yang tajam, menatapnya penuh amarah.

“Tuan apa yang terjadi pada anda?” tanya Lee dengan hati-hati sembari memperhatikan kamar Sagara yang berantakan.

“Apa yang terjadi katamu? Kamu masih bisa bertanya seperti itu, Lee? Tidak lihat ini semua gara-gara kamu!” Sagara berdiri dengan mata menyala menahan emosi yang sudah memuncak.

Teriakannya membuat Lee semakin terkejut. Pria muda itu memang terkenal memiliki temperamen yang sulit ditebak, tapi jarang sekali Lee melihat Sagara semarah ini.

“Gara-gara saya, Tuan? Maaf, tapi saya benar-benar tidak mengerti apa maksud anda. Saya lembur semalam saat anda memutuskan untuk pulang lebih awal.” Lee mundur sedikit. Ia menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal.

“Semuanya kacau, Lee!” seru Sagara.

“Kacau?”

“Ya. Semalam ada seorang gadis asing yang salah masuk kamarku, dan sekarang aku terbangun dalam kondisi yang sama sekali tidak masuk akal!” Sagara memijat pelipisnya, berusaha mengatasi sakit kepala yang menghampirinya akibat alkohol semalam.

Lee diam sejenak, mencoba mencerna penjelasan dari potongan informasi yang diberikan Sagara.

“Tuan, bukankah anda mabuk tadi malam? Mungkin anda sedang bermimpi ada seorang gadis datang dan–”

“Jangan berikan aku alasan yang tidak masuk akal!” Sagara memotong ucapan sang asisten. “Cari tahu apa yang terjadi semalam dan aku mau jawabannya sekarang!”

“Tapi, Tuan–”

“Sekarang Lee!” bentak Sagara.

Tanpa banyak berkata lagi, Lee langsung bergegas keluar. Ia tahu, kalau Sagara sudah berada dalam mode marah seperti ini, tidak ada gunanya berdebat.

Lee mengeluarkan ponselnya, menghubungi beberapa orang yang bertanggung jawab mengatur reservasi dan acara di hotel semalam. Untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang apa yang telah terjadi.

Sementara Lee sibuk menyelidiki, Sagara masih duduk diam, mencoba mengingat kembali setiap detail kejadian semalam.

Wajah gadis itu terus terbayang di dalam benaknya. Mata polosnya yang dipenuhi ketakutan, tubuhnya yang gemetar, dan kata-katanya yang terbata ketika mencoba menjelaskan semuanya.

Meski amarah masih membakar dalam dirinya, ada rasa bersalah yang menyelinap di hati Sagara. Mungkinkah gadis itu benar-benar tidak bersalah? Pikirnya.

Tak lama kemudian, Lee kembali dengan wajah sedikit tegang. “Tuan saya sudah mendapatkan semua informasinya.”

“Jelaskan tanpa ada yang terlewat sedikitpun!” tegas Sagara.

“Ternyata, kekasih anda telah memesan wanita bayaran untuk datang ke kamar anda sebagai hadiah perpisahan.”

“Hadiah?” Sagara terdiam, ia membeku mendengar penjelasan itu. Kemarahannya yang semula diarahkan ke Lee kini berbalik.

Kekasihnya? Mengirim wanita sebagai hadiah perpisahan? Sagara merasa muak dan marah pada saat yang bersamaan.

“Jadi, wanita yang datang seharusnya datang semalam bukan gadis itu? Maksudnya, gadis itu bukanlah wanita bayaran?” tanya Sagara.

Lee mengangguk.

“Ya, Tuan. Sepertinya terjadi kesalahan. Wanita yang dipesan belum datang pada waktu yang sudah ditentukan. Dan gadis malang itu secara tidak sengaja masuk ke kamar anda. Ini murni kesalahpahaman.”

Sagara menghela nafas panjang, menahan gejolak kemarahan yang bergolak di dalam dirinya. Seluruh kejadian ini seolah semakin memperparah rasa kecewa dan pengkhianatan yang ia rasakan.

Kekasihnya, yang pergi tanpa memberinya kabar, ternyata masih ingin mempermainkan dirinya sampai saat terakhir. Dan gadis malang yang tidak tahu apa-apa itu, tanpa sengaja terseret dalam masalah ini.

“Pantas saja aku melihat darah,” gumamnya merasa bersalah sudah menuduh Alika yang tidak-tidak. Lalu, dengan mata tajam, Sagara menatap Lee. “Aku akan mengurus masalah ini nanti. Untuk sekarang, aku butuh waktu sendiri. Jangan biarkan siapapun menggangguku!”

“Tentu, Tuan,” jawab Lee cepat, lalu meninggalkan kamar.

Sagara terdiam di dalam kamar, rasa marah bercampur dengan perasaan bingung yang terus berputar di kepalanya.

Tiba-tiba saja, ponselnya yang berada di atas meja samping tempat tidur, bergetar. Nama kakeknya muncul di layar.

“Ya, Kakek?”

“Pulang sekarang! Ada hal penting yang ingin kakek bicarakan denganmu.” Suara kakeknya terdengar tegas seperti biasa, tanpa basa-basi.

“Hal penting apa lagi? Bisakah kita membicarakannya besok? Aku sedang tidak enak badan, Kek,” ucap Sagara sengaja mengulur waktu. Ia benar-benar tidak siap untuk menghadapi masalah lain setelah semua yang terjadi.

“Tidak bisa. Masalah ini tidak bisa ditunda seenak gundul mu. Pulang sekarang, atau kamu akan tahu akibatnya.”

Dari nada bicara Hermawan mengisyaratkan bahwa ini bukanlah sebuah permintaan, melainkan perintah.

Dan Sagara tahu, ketika kakeknya sudah berbicara seperti ini, tidak ada ruang untuknya menolak.

“Ya ya. Aku akan pulang, puas!” jawab Sagara akhirnya, menutup telepon dengan kesal.

1
Sari Mut
kakek pintar
Sari Mut
ah aku padamu kek..good job😍😍
Sari Mut
yaelah sagara
Sari Mut
ah lee keren.garcep
Sari Mut
moga awal kebahagian alika
Sari Mut
nah Alika hamil
Sari Mut
ealah mak lampir
Sari Mut
keisha jahat
Sari Mut
kasian Alika
Sari Mut
mampir kak
Susi Akbarini
jangan turuti Alika..
lain di bibir....
lain di hati..

bisa2 disuruh manfi kembang 7 rupa dan tidur di luar kamar RS...
😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
jgn terkecoh..

bisa saja cindy bohong...
❤❤❤❤❤
Ani Basiati
lanjut
partini
weh modus ini mah,,come on Lee do you best tuh ulet bulu dah bikin rencana masa kalah sih ga guna kamu Lee
arraa
otewe buciinn
PengGeng EN SifHa
menyuruh
SenjaKala: 😂 siapp kak makasih
total 1 replies
partini
saga dah mulai oleng ini mah ,, part aku tunggu rasa cemburu saga ihhhh gumuss tak cubit ginjalnya
SenjaKala: Cubit kak wkwk
total 1 replies
olip
lnjut thor,,jngn pindah lapak
LISA
Baguslah kalau Sagara sadar dan mau mengubah sikapnya terhadap Alika..moga aj mereka dapat menjadi pasangan yg harmonis..😊
LISA
Ceritanya bagus & menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!