Ariana Lyra Aurelia tidak pernah menyangka cinta tulusnya dibalas dengan pengkhianatan kejam dari sang kekasih yang tega menghabisi nyawanya.
Di ujung napas yang masih bisa Ia pertahankan, Kael Ethan Thomson, pria yang dijodohkan oleh ayahnya datang. Memeluk tubuh Ariana dengan air mata membasahi pipi pria itu. Pria yang selama ia abaikan karena perjodohan justru menjadi pria yang sangat tulus mencintainya dan selalu ada untuknya, bahkan ada disaat terakhirnya.
"Andai aku memiliki kehidupan kedua, aku akan mencintaimu setulus hatiku..."
Apa yang akan Ariana lakukan ketika kehidupan kedua benar-benar diberikan untuknya?
Ikuti kisah mereka...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4.
"Tidak bisa!" bantah Ariana segera bangun dari duduknya, hatinya menolak untuk menerima keputusan profesornya.
Profesor wanita yang biasa dipanggil dengan sebutan Mrs. Kally itu menatap Ariana seakan ingin menemukan ketakutan dalam diri Ariana. Namun, bukan rasa takut yang ia lihat, melainkan tekad untuk mempertahankan hak nya.
"Mrs. Anda harus adil dalam hal ini! Saya tidak melakukan kecurangan apapun,"
"Tapi semua temanmu mengatakan hal itu," sahut Mrs. Kally.
"Apakah Anda akan menelan mentah tuduhan mereka terhadap saya, Mrs?" tembak Ariana. "Anda bahkan belum menyelidikinya. Apakah Anda akan percaya begitu saja tanpa bukti?"
Apa yang baru saja Ariana ucapkan praktis membuat seisi kelas diam. Ariana yang mereka kenal tidak pernah membantah perkataan profesor mereka. Jangankan Profesor, Ariana bahkan lebih memilih diam ketika teman-temannya merundung Ariana dengan satu alasan Ryder tidak akan suka dengan tindakan Ariana.
Namun hari ini, Ariana bahkan berani menyudutkan Mrs. Kally di depan semua teman kelasnya. Hal yang membuat mereka menydari bukan hanya penampilan Ariana saja yang berubah, tetapi bagaimana cara Ariana berbicara, bagaimana Ariana bersikap jauh berbeda dengan Ariana yang selama ini mereka kenal.
"Jika hanya satu atau dua orang saja yang mengatakan kamu berbuat curang, saya tidak akan mempermasalahkannya, Ariana. Tapi, ini semua teman sekelasmu mengatakan hal yang sama," ucap Mrs. Kally.
"Hanya karena mereka semua melemparkan tuduhan itu terhadap saya, bukan berarti Anda bisa menjatuhkan hukuman tanpa penyelidikan!" sindir Ariana.
"Saya bisa membuktikan bahwa saya mendapatkan nilai itu karena saya belajar,"
"Dengan cara apa? Belajar sendiri? Membayar tutor baru? Kamu pikir kamu mampu membayar seorang tutor baru?" Emma mencibir.
"Saya bisa membuktikannya!"
DEG!
'Suara itu...'
Jantung Ariana tiba-tiba berdetak lebih cepat, suara familiar yang baru saja ia dengar sama persis dengan suara yang terakhir kali ia dengar sebelum ia menghembuskan napas terakhirnya.
'Kael...'
'Bagaimana mungkin?' batin Ariana.
Otak Ariana berpikir keras, mengingat dengan jelas bahwa waktu sekarang belum saatnya bagi Ariana untuk bertemu dengan Kael. Pandangannya terkunci pada pemuda berwajah hangat itu, dia tersenyum, membuat dirinya yakin bahwa dialah Kael yang ia kenal.
'Kenapa aku bertemu Kael disini?'
Ariana terpaku.
Penyelaan yang baru saja terjadi menarik atensi semua orang untuk mengarahkan pandangan mereka ke arah di mana suara itu datang, memberikan tatapan bingung saat melihat pemuda yang tidak mereka kenal melangkah masuk.
"Kamu siapa?" tanya Mrs. Kally.
"Maafkan saya karena belum memperkenalkan diri," dia menunduk sopan. "Saya Ethan Thomson, mahasiswa baru. Karena beberapa alasan, saya terlambat datang dan tidak bisa mengikuti kelas Anda,"
'Mahasiswa baru?' batin Ariana bingung
Mrs. Kally diam sejenak, alisnya bertaut singkat sebelum tersenyum hangat menyambut kedatangan pemuda itu. Seisi kelas seketika berubah ribut setelah mendengar jawaban si pemuda, terutama para gadis yang terpesona melihat ketampanan pemuda yang akan menjadi teman mereka.
"Ya ampun,,, dia tampan,"
"Apakah dia sudah memiliki kekasih?"
Beberapa komentar para gadis mulai terdengar mengisi ruang kelas, terutama saat mereka melihat Kael tersenyum. Namun, pandangan Kael justru tertuju pada Ariana yang kini juga tengah menatapnya, tersenyum tipis, sampai suara Mrs. Kally memutus pandangan mereka berdua.
"Ah... Kael Ethan Thomson?" tanya Mrs. Kally.
"Benar," jawab Kael tersenyum, kembali mengalihkan pandangan pada Mrs.Kally.
Mrs. Kally mengangguk maklum, namun tetap memberikan teguran ringan untuk Kael terkait keterlambatan pemuda itu menghadiri kelas miliknya.
"Kamu mengenal Ariana?" tanya Mrs. Kally kemudian.
"Saya dan Ly... Uhm maksud saya... Saya mengenal Ariana," jawab Kael.
"Dan tentang bukti yang kamu ucapkan?" Mrs. Kally bertanya lagi.
"Saya dan Ariana belajar bersama," jawab Kael.
"Bagaimana mungkin?" celetuk salah satu mahasiswi.
"Saya melihat bagaimana Ariana belajar sampai dia tertidur karena kelelahan. Jadi, sangat tidak mungkin bagi saya jika Ariana melakukan kecurangan setelah dia berusaha keras dalam belajar," sambung Kael tanpa memberikan tanggapan akan celetukan yang baru saja ia dengar.
"Lalu, bagaimana caramu untuk membuktikannya? Jika hanya kamu yang berbicara, itu juga bisa dilakukan oleh orang yang Ariana bayar," sela Sienna.
"Kalaupun benar bahwa Ariana belajar sendiri atau belajar bersamamu, apakah masuk akal jika dia menjadi cerdas dalam waktu semalam?" Emma menimpali.
"Rye yang tercerdas di kelas ini saja sampai kehabisan cara untuk mengajari Ariana karena dia selalu tidak mengerti dengan apa yang diajarkan Ryder padanya,"
Kedua tangan Ariana terkepal, menatap dua orang yang terus merendahkannya dengan kekesalan yang kian bertambah seiring setiap kata yang terucap dari mulut mereka. Sementara Ryder yang selalu ia puja dan ia cinta selama ini justru tidak melakukan pembelaan apapun terhadap Ariana.
"Apakah begitu?" sambut Kael.
Suara Kael menarik Ariana untuk kembali menatap pemuda itu, merasakan kekesalannya berkurang hanya dengan menatap wajahnya.
"Bukankah itu seharusnya metode pembelajaran dia-lah yang perlu dipertanyaakan?" sahut Kael.
"Kau..." Ryder berdesis marah. "Apa maksudmu mengatakan itu?"
"Tidak ada," jawab Kael menaikkan bahunya. "Hanya logika dasar yang aku tangkap jika memang seseorang cukup cerdas untuk menjadi seorang tutor, dia akan membawa perubahan baik pada orang yang dia bimbing,"
"Jika hasilnya adalah sebaliknya, maka yang perlu dipertanyakan adalah bagaimana caramu dalam mengajar," tandas Kael.
"Cukup! Berhenti membuat keributan!" lerai Mrs. Kally.
"Dan jaga batasanmu, Ethan Thomson! Kamu masih baru di sini,"
"Maafkan saya, Mrs. Saya hanya ingin mempertahankan hak yang seharusnya saya jaga. Terutama jika itu menyangkut Ariana karena dia teman saya," jawab Kael.
"Saya memang baru di sini, tapi itu bukan alasan bagi saya untuk menutup mata saat saya melihat teman saya diperlakukan tidak adil,"
Suasana berubah hening dalam sekejap. Profesor yang menjadi pengajar hari itu pun dibuat bungkam.
"Jika Anda tidak keberatan, saya memiliki satu saran," ucap Kael lagi.
Kael melirik sekilas Ariana, tidak rela jika wanita itu dirundung di depan matanya. Meski ia juga sadar, statusnya yang masih menjadi mahasiswa baru jutsru akan membuat alasan belajar bersama terdengar tidak masuk akal jika perubahan dalam diri Ariana terlalu mencolok.
"Katakan apa itu!" sambut Mrs. Kally.
"Lakukan ujian ulang. Bukan ujian tertulis, melainkan ujian lisan. Jika memang jawaban yang dibutuhkan adalah tulisan, lakukan itu dengan disaksikan semua orang," jawab Kael.
"Ariana hanya akan mempermalukan dirinya sendiri jika dilakukan ujian ulang," cibir Emma.
"Dan biarkan mereka berdua mengikuti ujian ulang," tambah Kael sembari menunjuk Sienna dan Ryder tanpa memperdulikan apa yang Sienna ucapkan.
"Sebagai pembanding, apakah Ariana memang bodoh seperti yang mereka katakan atau itu hanya tuduhan yang mereka layangkan karena mereka takut bersaing,"
"Kenapa aku harus mengulang ujian?" protes Sienna.
"Hasil akhir akan tetap sama, Ariana akan gagal dalam ujian apapun," sambung Ryder.
Ariana mendengus, tidak tahan lagi untuk tetap diam hingga ia melangkah mendekati Ryder. Namun, alih-alih mengeluarkan emosinya, Ariana justru tersenyum, menatap Ryder dan Sienna secara bergantian.
"Apakah kalian takut?" tantang Ariana.
. . . .
. .. .
To be continued...
tetiba lampu mati dari pagi dan baru nyala sore😫🤧🤣
ngiriiiiii terossss kerjaannya 🤣🤣
uhukkk uhukk /Awkward//Awkward/
ehhhh
🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️