Di Nikahi Majikan Ku

keduanya terkejut mendengar ucapa Adrian, Naura tidak tahu bahwa tuannya akan menikahinya dengan cepat.ibu anida lalu tersenyum tipis mengelus lembut pipi pria di hadapannya.

" tolong jaga putri ibu. jangan sakiti dia dan jangan tinggalkan dia sendiri " pinta ibu anida sambil tersenyum lembut. tatapan sayu nya begitu tulus pada Adrian.

" rara masih belum bisa mandiri dan masih memerlukan seseorang ada disisinya " lanjut ibu anida.

" iya aku janji bu " jawab Adrian. dia menggenggam tangan ibu mertuanya.

suara ibu anida semakin melemah bahkan alat dia sampingnya berbunyi menandakan jantung yang tidak teratur. garis-garis hijau pada monitor menunjukkan bahwa detak jantung semakin melemah,seiring nafasnya mulai berat ibu anida memanggil putrinya dengan isyarat bibir,Naura mendekatkan telinganya.

" ibu harap kamu bahagia dengan keluarga kecil mu sayang " bisiknya.nafasnya semakin pendek, ibu anida meraih tangan putrinya lalu menggenggam nya. senyum tipis itu terukir di bibi keringnya, tangan kurus dan dingin itu menggenggam erat tangan putrinya.

" janji pada ibu. jangan pernah menyerah dalam hidup dan teruslah melangkah meski kaki itu menginjak kerikil dan melukai kakimu, ibu yakin bahwa kamu bisa melewati sulit itu tanpa adanya ibu di sisi mu sayang " kata-kata itu terasa berat seperti batu yang menekan dadanya.

" ibu sangat merindukan rafa, tolong sampaikan pada adik mu bahwa ibu sangat menyanyangi nya dan mencintai nya. rara dan rafa dua-duanya adalah anak-anak ibu yang ibu cintai " pesan ibu anida.

Naura mengangguk pelan, berusaha untuk tersenyum meski air mata yang terus menetes.

" rara janji bu " lirih Naura,dia tahu bahwa ibunya tidak bisa lagi bertahan.

" nak Adrian tolong jaga putri ibu ya. " pinta ibu anida dengan suara yang hampir tidak terdengar.

" ya aku janji akan menjaganya " jawab Adrian.senyum tipis itu merekah di wajah ibu anida, tangan yang menggenggam tangan Naura dengan erat kini melonggar dan bunyi mesin-mesin itu berubah, menjadi satu nada panjang yang memilukan.

Air mata Naura mengalir deras Membasahi tangan ibunya yang tak lagi hangat, bisikin terakhir itu terus terngiang-ngiang di telinganya.

Adrian segera memencet Bell memanggil dokter dan para suster. tak lama mereka pun segera menangani ibu anida yang kritis.

" ibu.. " lirih Naura. air matanya bagaikan hujan deras tak berhenti, dengan suara pilu Naura terus memanggil ibunya yang tak lagi ada di dunia ini.

***

setelah kematian ibunya dia membawa pulang jenazah ibunya ke rumah Adrian. sebenarnya Naura ingin membawanya kembali ke kampung halamannya di makamkan di tempat lahir ibunya, tapi Adrian tetep kekeh ingin ibu anida di makamkan di kota. semuanya di urus oleh Adrian mulai dari pemakaman hingga pengajian semaunya Adrian yang melakukannya.

saat di pemakaman orang-orang sudah mulai pergi satu persatu. hanya Naura dan bibi rumi yang ada di sana, Adrian juga masih belum kembali dia menunggu Naura di mobilnya.

gadis malang itu tertunda menangis di makam sang ibu. dia masih belum bisa menerima kenyataan pahit ini, menangis pilu sampai suaranya serak.

" nak kita kembali sekarang ya. sebentar lagi mau hujan, bibi tidak mau kamu sakit " ujar bibi rumi. melihat Naura yang menangis membuat hati bibi rumi sakit, gadis itu bahkan belum makan dengan benar dari kemarin.

Naura pun menurutinya. dia menyeka air matanya lalu pergi bersama dengan bibi rumi.

" kepada siapa lagi aku bergantung bu " batin Naura, selama ini dia selalu bergantung pada ibunya, tapi kini sang ibu yang dia sayangi telah meningalkan nya sendiri di dunia ini.

terlihat Adrian bersandar pada mobilnya, sambil menghisap rokoknya, meliat Naura yang berjalan mendekat Adrian segera mematikan rokoknya.

" nak bibi pulang bareng pak bang bang " ujar bibi rumi. dia tahu meski hanya sekilas Adrian menyuruhnya untuk meninggalkan nya berdua dengan Naura.

" ah.. iya bi " jawab Naura.

" masuk " perintah Adrian.Naura pun mengikuti perintah majikannya tanpa mengeluh.Dalam perjalanan keduanya memilih diam, Naura yang masih bersedih karena kehilangan ibunya, sedangkan Adrian sibuk dengan ponselnya.

" kamu bisa membatalkan pernikahan ini " celetuk Adrian, dia membuka suaranya menghilangkan keheningan di antara nya.

" kenapa " tanya Naura dengan suara serak.

" operasinya tidak berjalan lancar, dan pada akhirnya ibu mu meninggal. jadi itu terserah pada mu mau menikah dengan ku atau membatalkan nya,dan membayar uang itu dengan hasil kerja mu " jelas Adrian. dia tidak bisa memaksa wanita malang itu.

Naura terdiam sejenak, memikirkan apa yang harus dia lakukan memilih untuk tetap menikah sesuai perjanjian atau melunasi utang dengan hasil kerjanya, meski itu memerlukan waktu yang cukup lama karena uang operasi sangatlah banyak.

" ibu sudah menitipkan saya pada tuan. dan tuan juga sudah berjanji pada ibu bahwa tuan akan menjaga saya, saya tidak keberatan menikah dengan anda " ujar Naura. meskipun sedikit memaksa dirinya terlalu jauh, ia akan tetap memilih untuk menikah dengan majikannya janji adalah janji.

" bukankah tuan lebih dulu menawarkan pernikahan ini, kenapa anda ingin membatalkan nya " tanya Naura.

" aku tidak ingin memaksa seseorang terus di sisi ku, karena itu terkesan egois " jawab Adrian. ya memang dia bukanlah pria yang baik, bukan pula pria yang jahat, jika dia terus memaksa Naura menjadi istrinya pasti rumah tangganya akan seperti yang dulu lagi hancur berantakan dan pada akhirnya bercerai.

" pikirkanlah " ujar Adrian.

" saya.. saya akan menerima tawaran tuan.karena ini adalah wasiat dari ibu, dan karena tuan juga sudah membantu saya dan ibu " kata Naura. dia menundukkan kepalanya, menatap kakinya.

" apa kamu yakin " tanya Adrian sekali lagi.

" ya tuan.ini pilihan saya " jawab Naura.Dia akan menerimanya apapun yang terjadi di masa depan nanti, karena ini adalah pilihan nya.

Adrian memalingkan wajahnya ke arah jenderal mobil,mengulum senyum tipis Adrian menyembunyikan nya dengan cara tangannya menutupi bibirnya.

Galang sang asisten dari Adrian.Mendengar seluruh percakapan tuanya, dia mengintip Adrian di kaca mobilnya, lalu galang tersenyum kecut.

" tuan pada akhirnya anda pemenangnya, sungguh anda adalah rubah licik " batin galang sang asisten.

****

Sesampainya di rumah Naura kembali ke belakang untuk istirahat, sedangkan Adrian masih di luar membicarakan tentang pekerjaannya dengan sang asisten.

" bagaimana " tanya Adrian. dia bersandar pada mobilnya sambil merokok.

" perusahaan membutuhkan anda tuan. mereka tidak bisa mengurusnya, jika terus seperti ini kita akan mengalami kerugian yang lumayan besar " jelas galang.

" hmm.. " gumam Adrian.

" urus data yang ada di sini. lalu kita pindahkan ke sana " perintah Adrian.

" maksud anda memindahkan semua datanya " tanya galang.

" iya. apa ada masalah kamu bisakan mengurus nya " ujar Adrian.

" iya tuan. namun jika semua data di pindahkan itu perlu waktu cukup lama " kata galang.

" aku akan memberikan mu waktu satu minggu. setelah pernikahan ku kita langsung berangkat ke Jakarta " ujar Adrian. dia mematikan rokoknya lalu berjalan masuk kedalam rumah.

" pada akhirnya anda menikahi gadis kecil itu " celetuk galang.

" itu sesuai dugaan mu " jawab Adrian dia pun meninggalkan galang sendiri di luar.