Perjalanan kisah cinta seorang gadis cantik bernama Alexandra Pranoto dan seorang laki-laki yang baru ia kenal bernama Devan Mahendra.
Berawal dari sebuah perjodohan, akankah kisa cerita mereka berakhir bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja Pertama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Membutuhkan waktu 1 jam 30 menit untuk bisa sampai di rumah alexa.
Alexa pun turun dari mobil devan ketika mobil itu berhenti tepat di depan pintu rumah alexa. Padahal tadi ia sudah meminta untuk di turunkan di depan gerbang saja, tapi devan tetap bersikeras untuk mengantarkan nya sampai depan pintu rumahnya.
"Kenapa kau ikut turun?" Tanya alexa pada devan yang saat ini sedang berdiri di sampingnya.
"Untuk memastikan sesuatu" jawab devan.
Saat alexa ingin menjawab ucapan devan, tanpa diminta alexa, devan sudah membunyikan bel rumahnya, dan tidak lama pintu itu terbuka.
Sungguh waktu yg tidak tepat, sebab widya sendirilah yang membuka pintu tersebut.
"Alexa" ucap widya yang begitu kaget melihat wajah anaknya yang berantakan, bagaimana tidak makeup nya sudah luluh lantah karena air mata, eyeliner sudah meleleh kemana mana.
Alexa langsung memeluk ibunya, dan melanjutkan tangisnya.
Pandangan widya tertuju pada devan, dan devan hanya tersenyum.
Saat widya ingin menanyakan apa yg terjadi, suami nya sudah menghampiri mereka.
"Ada apa alexa ?" Tanya sang ayah kepada anaknya.
Namun alexa tidak menjawab , ia hanya terus menangis.
Rian yg kebingungan kini mulai mengalihkan pandangannya pada laki-laki yg datang bersama alexa
Tapi alangkah terkejutnya ia, ketika mengetahui sosok laki-laki itu.
Devan hanya tersenyum ke arah rian.
Rian buru-buru menyuruh widya untuk membawa anaknya kedalam kamar, dan menyuruh devan untuk masuk.
"Bagaimana kau bisa ada disini nak ?" Tanya rian pada devan
"Devan tidak sengaja bertemu alexa di bandara tadi pagi dengan keadaan seperti itu, karena pesawat devan juga landing tadi pagi. Awalnya devan tidak mengenali bahwa perempuan itu Alexa yang devan kenal, devan menawarkan tumpangan kepadanya karena melihatnya di pinggir jalan seperti orang kebingungan, tapi ketika dia menyebutkan sebuah alamat yang terdengar tidak asing, akhirnya devan penasaran memastikan apakah dia benar alexa yang devan kenal atau bukan" jelas devan
"Om tau akan seperti ini, tapi setidaknya dia tau tentang laki-laki itu" ujar rian
"Maksud om ? Om tau apa yg terjadi pada alexa ?" Tanya devan heran
Rian pun menceritakan semuanya, ia tidak membiarkan alexa pergi begitu saja, dia selalu menyuruh seseorang untuk membuntuti alexa dan menjaganya, hanya saja tadi orang itu kehilangan alexa ketika tengah mengambil mobil. Untung saja devan yg mengantar alexa.
"Kau sudah mendengar rencana om dengan papimu ?" Tanya rian
Devan hanya menganggukan kepala nya.
"Gadis jelek tadilah yang akan menikah dengan mu" ujar rian sambil tertawa kecil.
"Dia tidak jelek om, dia sangat cantik, hanya sedikit berantakan saja" jawab devan sambil tersenyum
"Maka dari itu tolong jaga dia untuk om" ucap rian.
Setelah lumayan lama bertukar kabar dan bercerita, devan pamit pulang.
*****
"Aku benci bastian ma" kata itulah yang di ucapkan alexa pada ibunya setelah ia sedikit tenang.
Ibu nya hanya mengiyakan, sambil membelai rembut rambut anaknya.
"Inilah yang ayah mu takutkan nak, oleh sebab itu dia memilih laki-laki yg menurut nya baik untuk mu. Kau tau kan sekarang harus bagaimana?" jelas widya kepada sang anak.
Alexa terdiam, ia enggan di jodohkan tapi jika sudah begini dia tau akhirnya.
Alexa mengangguk, ia bangun dari tempat tidur nya dan melangkah ke arah cermin. Ia berniat untuk menguatkan dirinya sendiri, dan memberikan kata-kata motivasi untuk bayangan nya sendiri.
Tapi sungguh, dia malah terkejut melihat wajah nya sendiri di depan cermin.
"Ma, sejak kapan wajah ku seperti ini?" Tanya alexa
"Saat pertama kali mama melihat mu di depan pintu tadi" jawab sang ibu.
"Jadi devan melihat aku yg seperti ini" tanya alexa lagi
"Devan ? Siapa devan ?" Ucap widya bingung
"Laki-laki yg mengantarku tadi"
Widya tidak menjawab, ia hanya tersenyum dan langsung meninggalkan anak semata wayang nya yang tengah asyik memaki dirinya sendiri.