Di sebuah desa tinggalah seorang lelaki tua yang hidup seorang diri.istrinya meninggal duabelas tahun yang lalu.desa yang ditinggalin jauh dari keramaian,akses masuk desapun harus tempuh dengan jalan kaki yang lumayan jauh.jarak rumah orang-orang desa juga sangat jauh,kalau ada yang sakit atau kesusahan mereka akan terlambat menolong,dipagi hari kakek Budi pergi mencari kayu bakar dihutan dan bahan makanan semenjak ditinggal pergi sang istri tercinta hari harinya dihabiskan dengan berpetualang dihutan,untuk menghilangkan rasa kesepiannya.pagi itu kake Budi pergi dengan membawa parang dan air minum,untuk bekal nanti,kakek budi melangkah dengan pasti dan sampai ditepi hutan.kakek Budi memotong kayu kering untuk dibawa pulang,setelah cukup diikat dan dipikul kayu itu,sepanjang jalan kake Budi juga memperhatikan pohon pohon siapa tau ada buah masak yang bisa dia petik,sepanjang jalan kakek Budi mendengar suara tangin bayi mendengar suara tangisan bayi ada rasa penasaran dan ingin tau
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queenvyy27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
putus asa
Kenyataannya bos mereka lebih cerdik dan lebih cerdik dan lebih pintar memasang strategi bahkan kita kalah ." ucap anak buah Reno.
" Baiklah kalau begitu suruh mereka mundur, yang mati biarkan saja dimakan sama hewan buas, yang masih luka luka obatin tsb kita akan meninggalkan tempat ini.
" Saya tidak mau mati konyol di sini, ya baik semuanya perhatikan yang meninggal kita tinggalkan dan yang luka kita akan obati selanjutnya kita akan melanjutkan perjalanan masih sangat jauh." ucap bos Reno.
" Horreeeeee ...... Horrreee ..... Hhhorrrre... Kita menang.... Kita menang." ucap warga serempak.
Karena mengetahui musuhnya telah meninggal kan tempat yang ada hanyalah teman teman mereka yang sudah mati ditinggalkan di jalanan , tanpa berusaha untuk di kuburkan terlebih dahulu tetapi mereka meninggalkan teman temannya.
Pak ketua kampung yang mengetahui itu menyuruh warga untuk segera menguburkan mereka secara layak, agar mereka tidak mati sia sia.
" terimakasih nak ..... Atas bantuan mu dan tanpa dirimu kita tidak akan bisa melawan orang orang kota, yang mempunyai persenjataan yang lengkap." ucap ketua kampung kepada Lia.
Lia yang merasa senang hanya tersenyum dan mengangguk selain mengucapkan syukur dan berterimakasih ke pada warga karena mau mendengar kan kata katanya.
Bu Alma yang merasa bangga dengan kepintaran Lia langsung mengajak pulang ke tiga anak kecil itu.
" Baiklah ibu mau kasih hadiah buat kalian bertiga." ucap Bu Alma.
" kok kita bertiga Bu, kan Lia yang pintar masak Abang sama Ali kan mereka gak bantu apa apa cuma ikut jalan." ucap Lia.
" haahaahahahhaha ....... adek gak boleh begitu Abang juga ikut loh tadi." jawab Lio.
" Abang ikut apa." tanya Lia.
" Ikut antar ibu kan." jawab Lio asal.
" itu bukan bantu Abang, tapi buat rame saja." ketus Lia yang lain ikut tertawa dengan Omelan Lia yang tak terima karna yang lain dapat hadia.
" Baik .... Baik kalau begitu ibu akan buatkan khusus untuk anak ibu yang paling cantik sekali." puji ibu.
" yeeeee ..... Ibu baik sekali." ucap Lia sambil peluk ibu Alma.
" Ya sudah kita ngalah saja Ali kan kita cowo pantang menangis." ucap Lio kepada Ali yang mengangguk setuju.
Mereka pun sampai di rumah Bu Alma dan langsung merebahkan tubuh mereka karena lelah, sedangkan Lia yang dari tadi ngomong saja tak perlu lama lama dia sudah terbawa ke alam mimpi karena capek.
Ibu yang sudah janji akan memberikan hadiah dengan cekatan mengambil seekor bebek yang gemuk dan di potong untuk santapan makan malam mereka.
Lio dan Ali pun ikut tertidur di bawah pohon mangga karena angin yang berhembus membuat orang orang yang santai di bawahnya pasti akan mengantuk.
Ketiga anak itu semua terlelap di alam mimpi masing masing, ibu Alma yang dengan cekatan membersihkan bulu bulu bebek dan menyiapkan bumbu agar anak anak bangun makanan telah siap untuk di santap.
Heeeem Harum sekali bau masakan ini pasti anak anak suka, batin Bu Alma.
Sementara orang orang yang terluka sudah di obatin dengan obat yang mereka bawa. Bos Reno sangat marah dengan warga yang bisa mengalahkan mereka, mereka dengan senjam sedangkan orang orang kampung hanya dengan ketapel , modal lari kencang dan tahtik.
Hufftttttt..... Bos Reno menarik nafasnya panjang.
Bagaimana bisa menemukan jejak anak yang di buang di hutan berapa tahun lalu, bos Reno merasa putus asa karena dia di perintahkan oleh orang yang membayarnya.
