NovelToon NovelToon
Takdir Di Balik Lensa

Takdir Di Balik Lensa

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Model / Office Romance
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Novaa

Sepuluh tahun lalu, Sekar kenanga atmaja dan Alex Mahendra prakasa terlibat dalam sebuah perjodohan dingin tanpa cinta. Di usianya yang masih belia, Sekar hanya memusatkan pikirannya pada impian yang ingi diraihnya. Dengan segala cara dia ingin membatalkan perjodohan itu. Namun sebuah tradisi dalam keluarganya sulit sekali untuk dilanggar. Pendapatnya sama sekali tidak di dengar oleh keluarganya. Sampai pada hari pertunangannya dengan Alex tiba. Sekar dengan berani menolak putra dari keluarga Prakasa tersebut. Gadis 18 tahun itu pergi meninggalkan acara dan Alex dengan luka samar, karena ditolak dengan kasar di hadapan banyak orang.

Kini takdir kembali mempertemukan mereka dalam ikatan bisnis. Sekar yang kini menjadi model terkenal dan di kenal dengan nama 'Skye' akan menjadi wajah utama untuk ATEEA group. Sebuah perusahaan fashion ternama yang ternyata dipimpin oleh Alex Mahendra prakasa, sang mantan calon suaminya.

Akankah bisnis ini batal seperti perjodohan mereka? simak disini ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30 #KEHANGATAN YANG NYATA

​Hotel Suite Mewah, Pagi Hari Berikutnya

​Pagi menyingsing. Cahaya lembut masuk melalui jendela suite mewah. Sekar bangun, merasa lebih segar meskipun ada rasa sakit yang berdenyut di telapak kakinya yang terbalut perban tebal.

​Alex sudah pergi, tetapi Dandi dan Mila tetap berada di sana, bergantian menjaganya semalaman. Alex hanya meninggalkan pesan singkat melalui Dandi. "Istirahatlah. Semua biaya ditanggung ATEEA."

​Sekar memanggil Mila yang sedang tertidur di sofa.

​"Mila, aku mau pulang," ujar Sekar, suaranya tenang.

​Mila terperanjat bangun. "Nona Skye! Jangan! Tuan Alex sudah mengatur agar Nona beristirahat di sini sampai sembuh."

​"Aku sudah lebih baik," balas Sekar, mencoba duduk. "Aku tidak mau menginap di sini. Aku mau pulang ke rumah. Di rumah ada keluargaku yang bisa merawatku. Aku tidak mau menyusahkanmu atau Dandi lagi. Kalian juga butuh istirahat."

​Sekar memang tidak suka merepotkan. Keengganannya menyusahkan orang lain adalah sifat mendasar yang membuat Alex semakin menghormatinya.

​Mila memprotes, "Tapi Nona, Tuan Alex akan marah besar jika Nona pergi tanpa izin!"

​"Biar aku yang mengurusnya," kata Sekar tegas.

​Mila akhirnya menyerah, tetapi ia segera menghubungi Dandi. Dandi, setelah mendengar keputusan Sekar, tahu ia harus segera melapor pada Alex.

​Alex, yang saat itu sedang berada di kantor dan sibuk memburu rekaman keamanan untuk mencari tahu pelaku sabotase, langsung frustrasi. Namun, ia tidak bisa menentang keinginan Sekar untuk pulang, terutama karena Sekar ingin dirawat keluarganya.

​"Atur kepulangannya, Dandi. Sangat aman, tanpa kamera, dan sangat rahasia. Aku tidak ingin ada satu pun media yang mencium ini," perintah Alex melalui telepon. "Aku akan segera ke sana."

​✨✨✨

​Setengah jam kemudian, Alex tiba di hotel dengan mobilnya yang sudah diposisikan di pintu keluar belakang yang tersembunyi. Sekar sudah menunggu di kursi roda, dibantu oleh Mila dan Dandi. Ia mengenakan pakaian kasual, dan wajahnya sudah kembali ke warna kulit normalnya.

​Alex keluar dari mobil, wajahnya tampak lelah tetapi tegang. Ia segera menghampiri Sekar.

​"Kenapa kau tidak tinggal? Kau harus istirahat total," tegur Alex, nadanya menunjukkan kekhawatiran yang tersembunyi di balik kekesalan.

​"Aku tidak suka digantung," balas Sekar, tanpa memandang Alex. "Aku lebih nyaman di rumahku sendiri. Terima kasih atas fasilitasnya."

​Alex tahu ia tidak bisa berdebat lebih jauh. Ia menatap kaki Sekar yang terbalut. Sekar jelas tidak bisa berjalan, bahkan untuk melangkah masuk ke mobil.

​Tanpa meminta persetujuan siapapun, Alex membungkuk.

​Dandi dan Mila terkesiap. Sekar mengangkat kepalanya, terkejut.

​Dengan gerakan cepat, Alex mengangkat Sekar dari kursi roda. Ia menggendongnya di lengan, gaya bridal style.

​Momen ini begitu tiba-tiba, begitu nyata, dan begitu berbeda dari ciuman penuh amarah di kantor waktu itu.

​Tubuh Sekar terasa ringan, dan aromanya yang lembut langsung menyeruak ke indra penciuman Alex. Alex merasakan kehangatan Sekar menembus kemejanya, dan ia menyadari betapa lama ia merindukan perasaan ini. Alex tidak peduli pada Dandi atau Mila yang melihat.

​Sekar terperangah. Ia seharusnya marah, menuntut Alex menurunkannya. Tetapi ia hanya bisa melingkarkan lengannya di leher Alex secara naluriah untuk berpegangan. Jantungnya berdebar, kali ini bukan karena pingsan atau ciuman marah, melainkan karena keintiman dan perlindungan yang nyata.

​Wajah Alex berada sangat dekat dengan wajahnya.

​"Kenapa? Aku bisa minta Dandi—" bisik Sekar.

​"Dandi mengemudi," potong Alex, tatapannya dingin namun matanya dipenuhi emosi yang tidak terucapkan. "Dan aku tidak mau ada orang asing menyentuhmu."

​Alex menggendong Sekar dengan mudah, membawa Sekar ke mobil tanpa tergesa-gesa. Perasaan yang melingkupi mereka kini terasa lebih nyata daripada ciuman beberapa waktu lalu. Ciuman itu adalah ledakan amarah; ini adalah keintiman yang lahir dari kepedulian yang mendalam.

​Sekar menatap Alex sepanjang perjalanan singkat ke mobil. Ia melihat garis rahang Alex yang keras, lelah, dan protektif. Ia menyadari bahwa Alex yang menggendongnya ini bukan lagi CEO yang mencari pembalasan, melainkan pria yang masih mencintainya.

​Alex meletakkan Sekar dengan hati-hati di kursi belakang mobil, lalu masuk ke kursi pengemudi.

​"Aku akan mengantarmu sampai ke rumahmu," kata Alex, mengabaikan protes Dandi bahwa dialah yang seharusnya menyetir. Alex ingin memastikan Sekar aman dan ia ingin menghabiskan waktu yang tersisa dengan Sekar.

​Sekar hanya bisa mengangguk pelan, menikmati momen itu, di mana mereka kembali menjadi 'mereka' yang lama.

​Dandi dan Mila, setelah memastikan semuanya sudah diatur, segera menyusul masuk. Dandi duduk di kursi penumpang depan, sementara Mila duduk di sebelah Sekar di kursi belakang.

​Alex mulai menyetir dengan fokus penuh, menembus lalu lintas kota.

​Di kursi belakang, Sekar mencoba mencari posisi duduk yang nyaman agar kakinya yang terluka tidak tertekan. Sekar tidak bisa berhenti menatap Alex. Pria itu tampak lelah, tetapi garis rahangnya terlihat protektif.

​Sekar kembali mengingat perkataan Alex yang diucapkan saat menggendongnya, "Dandi mengemudi, dan aku tidak mau ada orang asing menyentuhmu."

​Sekar merasakan kehangatan yang aneh menyebar di dadanya saat mengingat kalimat itu. Alex tidak menganggap dirinya asing. Alex menganggap dirinya sebagai pengecualian.

​Monolog Batin Sekar, Dia bilang Dandi orang asing, tapi... lalu dia sendiri? Dia juga orang asing bagiku.

​Sepuluh tahun telah berlalu. Mereka tidak berinteraksi sebagai kekasih atau bahkan teman. Alex adalah CEO yang kejam, dan Sekar adalah model yang terikat kontrak. Mereka adalah dua orang yang asing dengan kehidupan satu sama lain. Alex hanya tahu versi dirinya yang pahit, dan Alex baru tahu versi dirinya yang penyayang.

​Namun, Sekar menyadari, meskipun Alex dan dirinya adalah 'orang asing' dalam hitungan waktu dan pengalaman, hati mereka tidak pernah menganggap satu sama lain asing. Alex masih bereaksi padanya dengan kepemilikan yang mendalam, dan Sekar masih bereaksi pada Alex dengan kerinduan dan kepanikan yang tidak terkendali.

​Mila, yang menyadari Sekar menatap Alex tanpa berkedip, menyenggolnya pelan.

​"Tuan Alex terlihat sangat khawatir, Nona Skye," bisik Mila, memberikan isyarat bahwa skenario romantis ini adalah nyata.

​Sekar mengalihkan pandangannya, tersipu malu. Ia menyandarkan kepalanya ke jok kursi, mencoba menyembunyikan wajahnya. Ia harus cepat kembali ke rumah, ke lingkungan yang akrab, agar ia bisa menyingkirkan perasaan aneh yang ditimbulkan oleh kedekatan Alex.

​Di kursi depan, Dandi berbisik pada Alex, "Mas, Anda yakin mau mengemudi sendiri? Biar saya yang urus."

​"Aku bilang tidak, Dandi," jawab Alex tegas, tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan. "Pastikan teleponku diam. Dan jangan biarkan Miranda menghubungi siapa pun hari ini. Aku akan mengurus ini sendiri."

​Alex Mahendra tidak lagi fokus pada balas dendam. Semua yang ia lakukan kini didorong oleh satu tujuan yang jauh lebih tulus, menjaga Sekar tetap aman dan berada di dekatnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!