Setelah 15 tahun menikah, Elma dan Danu merasa hidup mereka terenggut, mereka sama-sama lelah, sama-sama marah dengan keadaan yang memaksa untuk bertahan.
Hingga di suatu malam mereka memutuskan untuk berpisah dan mencari bahagia masing-masing.
Mampukah itu terwujud? saat hati masih saling bertaut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
S15TMD BAB 28 - Anggap Saja Bodoh
Elma menurut, meski dengan perasaan yang campur aduk dia akhirnya duduk di samping Danu.
Sesaat mereka saling diam, hanya saling tatap, sebelum akhirnya Elma memutus tatapan itu lebih dulu.
"Aku harus ambil baju mu, Mas," ucap Elma, dia sungguh tak merasa nyaman dengan kecanggungan ini. Dia lebih dulu bicara untuk memecah keheningan.
"Nanti saja, kita makan dulu," pinta Danu.
Lagi-lagi Elma menurut, dia mengangguk kecil dan mulai melayani sang suami makan. Menyajikannya di dalam piring, ada sambel tempe dan teri juga lalapan timun.
Elma juga mengambil untuk dia sendiri.
Mereka berdua makan, sesekali Elma bertanya apa yang kurang dan Danu hanya menggeleng, tentang makanan semuanya sempurna, hanya kurang Arkan di rumah ini.
Selesai makan, Danu kembali mencegah Elma yang hendak bangkit.
"Bisakah kita bicara?" tanya Danu.
"Bicara apa?"
"Tentang kita, tentang Arkan."
Elma terdiam.
"Opa dan Oma meminta kita untuk merenungkan semuanya, juga memberikan pilihan yang sangat sulit ..."
"Kamu dan Arkan adalah orang yang sangat aku cintai El, tidak bisakah kita coba memperbaiki semuanya?" tanya Danu lirih.
Elma memalingkan wajah, dia juga masih sangat mencintai Danu. Namun sebelum semua keraguannya terjawab, rasanya dia sungguh enggan untuk kembali. Tentang slip gaji adalah yang paling banyak menguasai pikirannya. Juga ketakutan tentang adanya orang ketiga di tengah-tengah rumah tangga mereka.
Dan melihat reaksi Elma, Danu cukup kecewa. Bingung bagaimana lagi untuk bicara akhirnya Danu memilih memeluk sang istri erat.
"Aku tidak pernah berselingkuh El."
"Lalu kenapa empt_!" Ucapan Elma terpotong saat tiba-tiba Danu mencium bibirnya, meraupnya dengan rakus seolah tak membiarkan Elma bicara.
"Mas ..." Elma coba bicara dan menghentikan Danu, namun usahanya tak membuahkan hasil. Karena ada bagian dalam dirinya juga yang menginginkan sentuhan ini.
Lama-lama tubuh berontak Elma jadi tenang dan Danu terus memperdalam ciuman mereka. Elma membalas meski hanya dengan gerakan kecil.
Ciuman yang lambat laun lebih menuntut dan menjalar kemana-mana.
"Aku merindukan mu El," ucap Danu lirih, lalu kembali menyesap bibir istrinya dengan begitu dalam.
Anggaplah Elma bodoh, dia masih marah tapi tidak menolak sentuhan ini. Di dapur itu keduanya saling menanggalkan baju, saling memeluk erat dan memberikan kehangatan yang telah lama tidak mereka rasakan.
Danu mengecup setiap inci wajah sang istri dan ciuman itu terus turun hingga sampai di puncak dada Elma yang mengeras.
"Jangan disini," lirih Elma, bicara diantara nyawanya yang seperti mau melayang.
Danu pun segera mengangkat tubuh sang istri yang sedari tadi sudah duduk diatas pangkuannya.
Dia menggendong Elma seperti bayi koala dan membawanya masuk ke dalam kamar mereka.
Membaringkan tubuh polos sang istri dan mulai menindihnya dengan lembut.
Keduanya kembali berciuman, saling bertukar Saliva dan beradu desahaan. Seolah tak pernah ada pertengkaran hebat diantara mereka.
Semuanya melebur jadi satu, jadi hasrat yang menggebu dan menuntut untuk dipuaskan.
Danu menyentak tubuh sang istri, melakukan penyatuan yang paling terdalam. Dan Elma hanya mampu menutup matanya, seraya menggeliat tak karuan.
"Aku masih marah," lirih Elma, kemudian dia mendesaah panjang menyambut pelepasannya yang pertama. Sementara Danu masih kokoh, masih belum puas menyatukan diri dengan sang istri.
Gesekan itu menciptakan decit ranjang yang nyaring, bersahut dengan suara merdu Elma yang merintih nikmat.
"Aku mencintai mu El."