"aahh teriak Mila, ampun jin penunggu kebun teh, saya tidak sengaja.
Biarkan saya pergi jin, saya gadis biasa tidak pantas jin jadikan istri.
"kata-kata Mila membuat Andrean ingin tertawa, lelaki tampan itu sekuat tenaga menahan tawa nya.
"Jan jin, Jan jin" sembarangan saja kalau ngomong.
ini saya guru kamu, ngapain kamu masih gelap lari-lari di jalan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizah salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cerita Masa lalu
Setelah kedua orang tua Excel meninggal kan ruang keluarga.
Azizah mengajak suami nya, untuk segera masuk kedalam kamar.
"Mas kamu juga butuh istirahat, ''kita masuk kamar yuk mas, "aku juga sudah merasa lelah."
"Ayo sayang, "maaf kan mas ya, "karna mas kamu ikut merasakan lelah."
"Tidak mas, "itu bukan salah mas, "jangan suka nyalahin diri sendiri."
Excel bangun dari tempat duduk nya, pasangan muda itu naik ke lantai dua rumah pak luis.
Ada nya kejadian itu, Excel melupakan niat awal nya datang kerumah pak luis.
Sebenernya kedua pasangan muda itu, ingin membagi kebahagiaan nya dengan kedua orang tua Excel.
Excel mengurungkan niat nya untuk memberitahu orang tua nya, kalau Azizah sudah mengandung.
Sepertinya untuk saat ini, waktu nya memang belum tepat.
Di dalam kamar Excel membaringkan tubuh nya di atas kasur.
"Mas kamu kenapa, "dari tadi kok diem saja." tanya Azizah.
Excel meraih tangan istri nya, menarik nya kedalam pelukan suami nya.
"Mas tidak apa-apa sayang, "mas hanya sedikit pusing saja."
Excel mengusap dan mengecup lembut pangkal rambut istri nya, yang berada di pelukan.
"Mas jangan bohong, "dari raut wajah mas saja terlihat mas lagi kawatir."
"Mas cerita sama Zizi, "apa yang membuat mas kawatir."
"Mas kawatir sama Ervina, "sayang."
Lelaki tampan itu menatap langit-langit kamar nya, bercahaya kan lampu yang berada di atas meja nakas di samping tempat tidur nya.
Excel punya cerita masa lalu, dimana teman sekelas nya yang bernama Devita di kerjain Kaka kelas nya.
Menjadikan Devita bahan taruhan, membuat gadis malang itu depresi dan mengakhiri hidupnya.
Excel takut kisah Devita terjadi sama adik perempuan nya.
Dengan tidak sadar Excel meneteskan air mata nya, jatuh mengenai pipi kiri Azizah.
Azizah terkejut ada cairan bening menetes di pipi nya.
Gadis yang berada di pelukan Excel, mengangkat wajah nya melihat ke arah suami nya.
"Mas kamu menangis." tanya Azizah.
Seketika Excel mengusap sisa air mata nya.
"Tidak sayang, mas cuma kelilipan." ucap Excel berbohong.
Azizah bangun merubah posisi nya, menjadi duduk di atas kasur.
"Mas ayo duduk, "cerita sama Zizi, ada apa, "mas anggap apa keberadaan Azizah di kamar ini."
"Sampai mas tidak mau bercerita, "sama istri mas sendiri.
Excel mengikuti kemauan istri nya, duduk berhadapan dengan Azizah di atas kasur.
Lelaki yang berada di hadapan Azizah, menggenggam tangan istri nya dengan lembut.
"Maafkan mas sayang, "bukan mas tidak mau bercerita."
"Mas cuma kawatir sama Ervina, "dulu mas punya teman perempuan, "nama nya Devita."
"Dia depresi akibat permainan lelaki, "sampai mengakhiri hidup nya."
"Mas takut itu terjadi sama Ervina."
"Astaghfirullah mas, "jangan mikir kejauhan.
"Itu tidak akan terjadi sama Ervina."
Azizah memeluk suami nya dengan penuh kasih.
"Ini sudah malam, "kita istirahat dulu mas, "kamu jangan berpikir yang macam-macam."
"Besok kamu harus pergi kerja, "jangan sampai mas susah lagi di bangunin nya."
"Ya sudah pelukan nya, "jangan di lepas." ucap Excel manja.
"Ih mas jangan manja gitu, "geli denger nya."
Kedua nya kembali berbaring di atas kasur yang sama.
Azizah tidur di pelukan suami nya.
Perlahan Azizah memejamkan mata nya, Excel juga ikut memejamkan mata nya.