Ketika Liora terjebak dalam malam penuh kesialan, ia tak pernah menyangka hidupnya akan berubah selamanya setelah bertemu Felix Dawson, Sang CEO yang dingin sekaligus memikat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourhendr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa yang Kau Lakukan?!
Suasana jamuan makan malam di mansion keluarga Felix semakin meriah. Alunan musik instrumen ditambah dengan banyaknya keluarga yang bersulang, membuat suasana malam seakan masih terasa sore.
Malam sudah larut, tapi banyak keluarga yang masih bercengkerama. Wajar saja, mereka semua jarang sekali berkumpul seperti sekarang ini. Biasanya mereka berkumpul lengkap jika ada momen tertentu, seperti sekarang Maggie memperkenalkan calon suaminya.
Hal yang membuat banyak keluarga terkejut adalah Felix telah memiliki kekasih. Selama ini mereka tidak pernah mendengar Felix terlibat hubungan asmara.
Memang, sudah sering Felix masuk majalah gosip tengah dekat dengan banyak wanita, tapi belum ada yang dibawa pada pihak keluarga.
Jika sampai Felix membawa seorang wanita di pertemuan keluarga, maka itu artinya Liora adalah sosok wanita yang sangat penting dan berarti di hidup Liora. Ada beberapa keluarga yang menyambut Liora, dan ada juga yang kurang menyambut. Mengingat mereka semua mendengar tentang Liora yang merupakan karyawan di perusahaan yang baru Felix beli.
Percakapan bisnis sejak tadi tak luput dari pertemuan keluarga. Bisa dikatakan hanya Maggie yang enggan untuk membahas bisnis. Wajar saja, karena Maggie adalah wanita pasti jarang jika membahas bisnis.
Apalagi di momen seperti sekarang ini.
“Felix, aku ke toilet sebentar, ya?” bisik Liora pelan di telinga Felix. Dia butuh untuk pergi ke toilet, demi menenangkan dirinya yang dari tadi pusing.
Felix membelai pipi Liora. “Apa kau ingin aku temani?” tawarnya lembut.
Liora menggelengkan kepalanya. “Tidak usah, Felix. Biar aku sendiri saja. Tidak enak, kau kan sedang berbicara dengan keluargamu.”
Felix mengecup kening Liora. “Baiklah, kau hati-hati. Kalau kau membutuhkan sesuatu hubungi aku. Di dekat toilet juga selalu ada pelayan, kalau kau butuh bantuan bisa bilang pada pelayan.” Nadanya hangat dan penuh kasih sayang.
Liora mengangguk dan tersenyum. “Iya, Felix. Tenang saja. Aku bisa menangani diriku sendiri.”
Felix membelai pipi Liora lembut. Detik selanjutnya, Liora melangkah pergi meninggalkan Felix—menuju ke toilet. Tepat saat Liora sudah pergi, Bella menghampiri putranya itu sambil menarik tangan putranya—menjauh dari banyak orang. Rupanya, Bella sudah tidak tahan ingin berbicara dengan putranya.
“Felix!” seru Bella dengan tatapan dingin dan tajam pada putra sulungnya.
Felix mengembuskan napas jengah, menatap ibunya yang bertingkah menyebalkan. “Ada apa, Mom?” jawabnya menahan kesal.
Bella bertolak pinggang sambil mendelik tajam. “Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu, Felix? Kenapa kau malah menjalin hubungan dengan karyawanmu sendiri? Di mana letak otakmu berpikir, Felix?!”
Nadanya menggeram penuh rasa kesal. Dia ingin sekali berteriak pada putranya, tapi kondisinya sekarang berada di tengah-tengah pesta. Hal tersebut yang membuat Bella berusaha menenangkan dirinya agar tidak terpancing emosi.
Sejak di mana Bella mendengar tentang status wanita yang dibawa putranya, dia ingin sekali memberikan teguran keras pada putranya itu. Namun, sayangnya tadi dia mendapatkan peringatan dari sang suami. Untungnya sekarang sang suami tengah sibuk berbincang dengan keluarga lain.
“Bukankah tadi aku sudah menjelaskan? Aku mengenal Liora jauh sebelum aku tahu dia karyawanku. Lagi pula apa masalahnya kalau dia karyawanku?” Felix menatap dingin ibunya, berusaha menahan rasa kesal.
Sebenarnya, Felix sudah menduga ibunya akan mempermasalahkan status Liora. Namun, dia tidak peduli sekalipun ibunya mempermasalahkan status sosial Liora. Pun selama ini memang Felix terkenal pembangkang. Pria itu paling tidak suka jika kehidupannya diatur-atur.
Bella berdecak tak suka. “Felix, meski kau sudah mengenal Liora jauh sebelum kau tahu dia adalah karyawanmu, tetap saja kalian tidak bisa bersatu!”
Mata cokelat Felix memberikan tatapan tegas pada ibunya. “Bukan tidak bisa, tapi kau yang selalu menghalangi pilihanku, Mom. Kau menjadi masalah utama. Kau selalu menilai seseorang dengan uang.
Bagimu jika memiliki banyak uang, maka orang tersebut memiliki value yang tinggi. Maaf, sudut pandang kita berbeda. Aku tidak melihat seseorang dari uang.”
Bella tak henti mengumpat dalam hati saat putra tunggalnya susah diajak bicara. Padahal tujuannya adalah baik. Bella tidak mau sampai putranya salah dalam melangkah dan berujung pada penderitaan.
“Felix, kau sedang dibutakan oleh cinta. Mommy yakin pasti Liora hanya memanfaatkanmu saja. Liora tidak tulus padamu. Lebih baik kau sudahi hubunganmu dengan Liora. Mommy akan mencarikan pasangan yang jauh lebih cantik dan hebat daripada Liora,” tukas Bella menekankan.
Felix tersenyum samar mendengar ucapan ibunya. “Aku bukan pria bodoh. Aku tahu mana wanita tulus dan mana wanita yang sekadar ingin memanfaatkanku saja. Kau tidak usah mengajariku. Aku bukan anak kecil. Satu lagi, aku bukan dirimu yang selalu melihat seseorang dari uang. Ingat, Mom. Uang yang kita miliki tidak akan pernah dibawa sampai mati.” Nada bicara Felix begitu tegas dan penuh penekanan.
Setelah mengatakan itu, Felix melangkah pergi meninggalkan ibunya begitu saja. Raut wajah Felix nampak menunjukkan rasa kesal, tapi dia berusaha keras untuk menahan segala kemarahan dalam dirinya.
“Felix! Tunggu! Mommy belum selesai bicara!” seru Bella kesal, tapi sayangnya Felix tak mau menghentikan langkahnya. Malah Felix terus berjalan menjauh dari kerumunan banyak orang.
“Anak keras kepala!” Bella menatap dingin dan tajam punggung Felix yang mulai lenyap dari pandangannya.
Wanita paruh baya itu bermaksud untuk memberikan nasihat pada putranya, tapi alih-alih didengar malah putranya itu bersikap tak acuh tak mau mendengarkan nasihatnya. Padahal sebagai seorang ibu, Bella ingin putranya mendapatkan yang terbaik.
Liora menatap cermin di toilet. Raut wajahnya sedikit muram dan sedih. Dia sama sekali tidak menyangka kalau akan berada di posisi sekarang. Jauh dari dalam lubuk hati Liora, dia tidak ingin bertemu lagi dengan mantan kekasihnya.
Akan tetapi, takdir sepertinya sedang mengajaknya untuk bercanda. Dia malah kembali dipertemukan dengan mantan kekasihnya. Padahal selama ini, dia sudah memblokir nomor sang mantan kekasih.
Liora bukan tipe wanita lemah yang mengemis-ngemis cinta setelah ditinggalkan. Memang, dia hancur ketika Kevin meninggalkannya, tapi dia sudah berdamai dengan kenyataan. Lagi pula dia sekarang sudah move on total dari Kevin. Bisa dikatakan sudah tidak ada Kevin lagi di dalam hatinya.
Liora sekarang telah memiliki seseorang sangat spesial di hidupnya, yaitu Felix Dawson. Sosok Felix sudah sangat sempurna di hidup Liora. Dia tidak membutuhkan siapa pun lagi. Felix sudah lebih dari cukup. Bersama dengan Felix, telah memberikan warna baru di hidup Liora.
Hanya saja, sekarang posisinya Liora harus menerima kenyataan bahwa dirinya akan sering bertemu dengan Kevin. Meski berat, tapi dia harus melewati ini. Liora sudah tidak memiliki perasaan lagi pada Kevin.
Liora melangkah keluar dari toilet hendak menuju Felix, tapi tiba-tiba Kevin datang menarik kasar tangan Liora—menuju ke taman belakang yang jauh dari pesta. Tampak raut wajah Liora terkejut melihat Kevin menariknya.
“Kevin! Apa yang kau lakukan! Lepaskan aku!”
mampir karna nama PM sama kayak nama di cs aku Felix & Leora (Saudara kandung)/Sob//Sob/
lah disini malah nikah