Pesantren Al-Insyirah, pesantren yang terkenal dengan satu hal, hal yang cukup unik. dimana para santriwati yang sudah lulus biasanya langsung akan dilamar oleh Putra-putra tokoh agama yang terkemuka, selain itu ada juga anak dari para ustadz dan ustadzah yang mengajar, serta pembesar agama lainnya.
Ya, dia adalah Adzadina Maisyaroh teman-temannya sudah dilamar semua, hanya tersisa dirinya lah yang belum mendapatkan pinangan. gadis itu yatim piatu, sudah beberapa kali gagal mendapatkan pinangan hanya karena ia seorang yatim piatu. sampai akhirnya ia di kejutkan dengan lamaran dari kyai tempatnya belajar, melamar nya untuk sang putra yang masih kuliah sambil bekerja di Madinah.
tetapi kabarnya putra sang kyai itu berwajah buruk, pernah mengalami kecelakaan parah hingga membuat wajahnya cacat. namun Adza tidak mempermasalahkan yang penting ada tempat nya bernaung, dan selama setengah tahun mereka tidak pernah dipertemukan setelah menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penapianoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AKHIRNYA SAH
"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq."
Pagi ini di halaman masjid Nabawi, Azka mengucapkan ijab qobul nya secara sakral dan menikahi adza dengan didampingi oleh orang tuanya, saudaranya dan juga para anak buah adza yang menyaksikan secara langsung acara pernikahan majikan mereka.
Terlihat sederhana tapi sebenarnya untuk biaya ke sini itu bukan hal yang murah. Apalagi adza sendiri tidak meminta banyak hal jadi mereka juga tidak berani untuk menuntut lebih. Keadaan tidak tepat untuk melakukan resepsi jadi mereka hanya perlu menunggu selama 6 bulan sebelum majikan mereka ini berkumpul dengan suaminya.
Acara pemasangan cincin dan menandatangani buku pernikahan yang memang ada serta sertifikat lainnya, Azka dan akhirnya sudah resmi menjadi suami istri walaupun memang adza belum melihat wajah suaminya ini dengan jelas karena Syekh yang ada di hadapannya saja tidak begitu banyak berkomentar sebab dia tahu alasan di balik Azka yang menutupi wajahnya dengan menggunakan masker.
Dia tahu bagaimana wajah pria ini karena mereka cukup dekat, lagi pula adza sudah melihat wajah Azka yang sebelum rusak karena dijadikan sebagai foto untuk buku pernikahan. Karena konsep dan backgroundnya sama jadi setelah memohon pada negara, mereka akhirnya bisa menggunakan photo Azka untuk ditempelkan di buku pernikahan mereka.
Mereka menikah secara agama dan negara, jadi sudah sah dan bukan lagi siri. Hal itu membuat Adza merasa tenang karena memang dia membutuhkan status yang kuat sebab mereka harus terpisah beberapa tahun sebelum benar-benar tinggal dan hidup bersama.
Azka mengecup dahinya dengan masker yang menjadi alasnya sementara keluarga yang lain terlihat senang melihat interaksi kedua orang yang tidak pernah bertemu atau tidak pernah saling bicara ini sebab keduanya terlihat serasi.
Faiz? Tadi pagi dia mengeluh sakit dan tidak mau ikut dalam acara pernikahan kedua orang ini. Dia sengaja melewatkannya karena malas untuk melihat mereka ijab qobul. Percayalah kalau itu sedikit menyakitinya walau dia tahu kalau dia sendiri yang sudah terlambat dan tidak lebih dulu memiliki Adza.
"Kita sudah sah sebagai suami istri," ujar Azka dengan lembut sambil menggenggam tangan adza hingga gadis itu tersenyum dan menunduk.
Dia tetap merasa tidak percaya dan masih canggung karena sebelumnya tidak pernah saling bersentuhan dengan laki-laki secara langsung seperti ini. Makanya dia masih belum berani untuk membalas atau mengatakan sesuatu di hadapan Azka yang tak bisa berbohong, kalau dia bahagia. Semua orang bahkan melihatnya karena tak sedikit para jamaah yang ada di Masjidil Nabawi itu memperhatikan mereka karena menikah di sana.
Menikah di Masjid mulia itu bukanlah sebuah hal yang mudah dan tentu saja jika ada orang yang berhasil melakukannya maka itu sebuah hal yang sangat menarik. Tak semua orang bisa melakukannya karena biaya dan juga segala prosesnya yang tidak gampang, tapi tetap ada yang bisa melakukannya jika memang mereka mampu untuk mengurus semuanya sampai bisa terwujud seperti ini.
"Semoga Allah menjaga pernikahan kita sampai aku kembali, aku akan segera menyelesaikan pendidikanku di sini. Aku juga akan menyelesaikan pekerjaanku sebagai pengajar, semoga saja kita bisa bersama dalam waktu yang lebih dekat dan lebih cepat dari 6 bulan."
Adza tersenyum dan mengangguk pelan. Azka mengerti kalau dia malu tapi dia juga tidak akan mempermasalahkannya. Hatinya sekarang diisi oleh letupan bahagia walau dia memang merasa ini semua belum afdol karena dia belum menunjukkan wajahnya. Dia ingin, tapi dia takut adza malah tidak bisa melihatnya yang masih sedikit cacat di bagian wajah. Tetapi dia akan segera sembuh dalam waktu kurang lebih 5 bulan jika selalu rutin meminum dan mengoleskan obat yang sudah diresepkan dokter di sini.
Setelah bicara singkat itu mereka akhirnya melakukan photo sambil menunjukkan bukti dan buku pernikahan. Terlihat kebahagiaan di wajah keluarga Firdaus, bahkan ketika mereka mengirimkan photo itu ke dalam grup pengajar di pesantren ada banyak yang memberikan ucapan selamat dan mendoakan pernikahan Azka dan Adza agar langgeng dan bahagia.
Walau ada sedikit komentar yang heran kenapa Firdaus dan putranya harus memilih Adza yang jelas tidak memiliki kedua orang tua lagi, padahal masih banyak gadis yang memiliki kedua orang tua dan jauh lebih pantas dan sempurna. Tetapi ucapan dan semua hal itu diabaikan oleh para pengajar lainnya yang sangat tulus mendoakan mereka.
Faiz juga melihatnya dari kamar hotel dan dia terlihat kesal. Di remasnya ponsel yang masih menunjukkan photo-photo keluarganya dengan syekh yang menikahkan adiknya itu. Ada rasa tak rela yang jelas terasa di hatinya, andaikan saja dia lebih cepat pasti dia bisa berdiri di sana dan dialah yang menjadi suami Adza.
"Tetapi aku akan melihat sejauh apa kalian mampu untuk melakukan LDR walau hanya setengah tahun. Setan yang menggoda ada banyak dan aku juga pasti bisa memastikan Adza tidak akan bisa bertahan di dalam hubungan aneh ini." Faiz mendengus kesal dan dia tidak akan pernah rela dengan pernikahan ini.
Selama ini dia tidak pernah melihat Adza dan sepertinya Gadis itu memang tersembunyi dari pandangannya. Jika saja dia melihat adza lebih dulu maka dia akan menikah dengannya dan dia yang akan melamarnya. Tetapi dia malah melihat gadis ini saat sudah ada di rumahnya dan mengatakan menerima lamaran dari Azka. Kenapa dia tidak pernah bertemu dengan adza sebelumnya?
"Atau memang sudah pernah hanya saja aku mengabaikannya?"
Faiz sadar kalau selama ini sifatnya adalah seorang yang merasa paling sempurna dan hebat. Semua orang harus menghormati dan memandangnya, dia mana pernah memandang orang lain makanya dia melewatkan adza yang sekarang sudah menjadi adik iparnya. Sifatnya memang sedikit berbeda dari kebanyakan Gus yang ada di luar sana, tapi itu tidak akan mengubah niatnya dan dia pasti masih bisa membuat Adza berpisah dari Azka.
Saat dalam pemikirannya, dia mendengar suara pintu yang diketuk dari luar. Dia bergerak malas turun dari atas ranjang, lalu membukakan pintu dan melihat siapa yang sudah mengetuknya.
Azka, Adza dan keluarganya. Mereka tersenyum sambil mengucap salam membuat Faiz mau tak mau menerima dan menjawab salamnya.
"Ada apa?"
Tak banyak bicara dan tak mau menanggapi terlalu dalam, Azka sadar kalau ada yang sudah salah dari kakaknya ini tapi dia tidak begitu ingin mengganggu dan bertanya.
"Aku dan Adza sudah sah sebagai suami istri jadi kami datang ke sini untuk mengantarkan barang sebagai hiburan untuk Mas karena aku harus menikah lebih dulu. Boleh kami masuk dan mulai menyerahkannya?"
Adza sadar saat melihat wajah Faiz ada kekesalan dan kebencian di sana, tapi dia juga tidak peduli karena dia memilih Azka, bukan Faiz. Dan dari sini dia merasa pilihannya semakin benar karena sifat Faiz mulai terlihat, kakak iparnya ini memiliki sifat licik yang sepertinya tidak pernah senang melihat orang lain bahagia.
"Masuklah dan lakukan dengan cepat, aku mau istirahat setelah ini," ujarnya datar membuat Azka tersenyum.
"Ayo, za..." ajak Azka lembut.
Mendengar panggilan akrab itu, Faiz mengepalkan tangannya dengan kesal. Tidak bisa dia bantah kalau dia sangat-sangat kesal, kesal dengan apa yang sudah terjadi dan menyesali geraknya yang lebih lambat daripada adiknya.
.
.
maaciiw sdh dukung othor, jangan lupa like komen subs dan vote terus yaw karya-karya othor😍
Ayo! Jangan sedih lagi. Cepat atau lambat bahagia sedang menantimu di depan.