Gara gara terjebak hujan semalaman, membuat hidup ku jungkir balik alias berubah total.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jee Jee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
...
..
"gak usah kerja hari ini istirahat aja" ucap gavin ketika menyadari istri nya itu kebingungan
"tapi.. "
"gak ada tapi tapian, . tas nya nanti aku ambilin" ucap Gavin mengecup kening Aluna
"aku pergi dulu ya" imbuh nya. Aluna mengangguk saja
padahal hari masih pagi, mungkin gavin orang pertama yang datang ke kantor.
Gavin sengaja, karena ingin mengambil tas Aluna saat gak ada orang di kantor.
Pagi ini Gavin datang lebih cepat tujuan nya ke ruangan divisi Aluna, untung tas yang di cari masih ada di sana.
saat balik dari divisi itu malah berpaspasan dengan teman nya Aluna Riana, bodoh nya dia malah tak menyembunyikan tas itu. Gavin terlihat tidak peduli dengan mereka,
Raya yang yang baru dateng terkejut melihat si bos dari sana, apalagi barang yang di pegang nya itu. raya menyerngit, mencoba mencerna penglihatan nya ini.
Sedangkan Aluna yang kebosanan mulai membuka HP nya. betapa terkejut nya Aluna mendapat banyak spam dari teman teman nya itu. Aluna lupa mengabari mereka sebab gavin yang tidak memberikan nya waktu.
_maaf gays aku gak ngabarin.. kemarin aku sakit perut jadi pulang aja.
pesan itu di bagikan ke grup nya, termasuk ada raya di dalam nya
"syukurlah" ucap dewi ketika membaca chat itu
"tapi btw kemana tas Aluna? " tanya dewi menunjuk meja yang kosong itu
Ryan bobi dan Nomi juga heran.. mereka bingung kemana tas itu? siapa yang mengambil nya
riana menghela nafas
"tadi.. " belum riana bicara, raya datang mengagetkan kan mereka
"apakah orang itu ada disini yan?" tanya raya penasaran
sungguh dia tak mau memikirkan ini sendiri, lagian mereka juga memikir kan hal yang sama dengan nya. bearti ini rahasia bersama juga, toh mereka semua yang ada disini peduli dengan aluna
"maksud nya! " Ryan heran melihat wajah raya yang serius
"bilang enggak yan! gua bisa gila mikirin ini dari pagi" celetuk raya menatap Ryan serius
"kamu tau orang nya? " tanya Ryan seolah tak percaya,
dari wajah raya saja menolak apa yang di ketahui itu tidak benar
"aku juga mikirin itu yan! berharap bukan itu orang nya" celetuk Riana
wajah riana tak kalah serius nya
"tunggu! siapa nih maksud kalian? " tanya Ryan masih bingung
"ini gila, gua tadi pagi gak sengaja liat dia bawa tas luna" ucap Raya merasa merinding sendiri
"aku juga. liat dia dari sini, berpaspasan sama aku" ucap riana
"siapa sih ri! gak usah kode kodean deh! aku juga pengen tau! " ucap dewi jengkel melihat drama mereka
"iya, siapa dia? " tanya Ryan juga merasa was was melihat mereka
"Pak bos" ucap mereka serempak
"anjir.. kalian jangan becanda.. itu gak mungkin" tolak dewi tak percaya
sedangkan nomi mengangguk saja. malas bahas ini sebenarnya. padahal nomi sangat menjaga privasi Aluna, mereka malah membeberkan nya
"Yang benar aja! bintitan mata pak bos kalau benar" ucap bobi malah ketawa
"heh! lu gak tau diam aja" ucap raya. seketika bobi kicep
"iya.. gua rasa juga" ucap Ryan membuat mereka semua terkejut bukan main
"lu becanda men! masa pak bos mau modelan gitu! " ucap bobi menyangkal
"heh. lu gak tau luna diam aja" bentak raya lagi
"aduh. gak mungkin dia sengaja goda pak bos. karena dia calon suami Laura, cari mati nih anak" ucap raya tampa sadar
"apa hubungan nya? " tanya riana
"meski kita tau Aluna tak suka dia, tapi aku rasa enggak deh" ucap nomi
"lu gak tau masalah nya nomi.. yang jelas gua gak bisa cerita, yang gua bilang saat ini tolong di simpan baik baik aja ya! " ucap Raya merasa bersalah
"gua emang gak tau raya, tapi gua liat mereka udah dekat dari lama, sebelum kedatangan Laura! " ucap nomi terpancing kemudian menutup bibir nya sendiri
mereka melotot ke arah nomi meminta penjelasan, dengan terpaksa nomi menjelaskan dan Ryan juga ikut memberi saksi waktu mabuk itu.
"anjir lah.. pake pelet apa dia" ucap bobi gak habis pikir
"tapi pak bos, punya calon istri" ucap dewi lirih
"gak habis pikir aku" ucap riana memegang kepala nya sendiri
"pokok nya kita harus minta klarifikasi ini! " ucap dewi
"takut nya luna gak nyaman kalau kita tau dew" ucap nomi tak setuju
"kita sahabat nya nomi, waktu itu kita udah berjanji? jadi masalah apapun kita wajib tau! apalagi udah tau gini! aku gak mau menerka nerka, jadi langsung aja tanya.. " ucap dewi gak setuju
"gua setuju sama dewi! toh dari pada penasaran menyimpan sendiri" ucap bobi
"terserah kalian" ucap Ryan
"gua kok sakit hati dan kecewa ya! kenapa luna gak bilang apa apa " celetuk raya
"mungkin dia punya alasan raya" ucap Ryan
"tapi aku terkhianati rasanya" ucap raya lagi
Sahabat mana yang tidak kecewa. selama ini mereka berbagi banyak hal, rahasia apa yang tidak di ketahuinya. tiba tiba menyadari sahabat nya itu menyimpan rahasia sebesar ini. meski di bilang privasi, tak ada yang lebih privasi dibanding masalah nya dengan keluarga flandos
tapi Ryan benar, mungkin Aluna punya alasan lain untuk menyimpan masalah nya sendiri. atau bisa jadi Aluna tak ingin melibatkan teman nya lagi dalam masalah itu.
Raya paham, Aluna selalu berusaha untuk terlihat baik baik saja, sampai dia lupa sedang berpura pura. kebohongan Aluna bahkan bisa terlihat nyata, saking sering nya dia menciptakan karakter untuk keamanan nya.
raya kasihan dengan luna, dia baik tapi hidup nya memang tak baik.
sekarang malah jadi simpanan si bos, apalagi cerita Ryan dan nomi membuat nya yakin kalau pak bos itu yang memaksa luna bersama nya.
Luna memang dalam masalah ketika Laura tau bahwa Aluna lah jadi simpanan pak bos, si calon suami laura sepupu Aluna sendiri.
Raya merasa ini rumit, jadi simpanan itu pasti menyakitkan. saat liat dia bersama orang yang di publikasikan, pasti ada rasa nyeri dan nyesek nya.
Raya berharap Aluna tidak di jadikan teman ranjang oleh pak bos nya itu, dan itu bahaya sekali.
Kalau gitu pasti pak bos nya itu tau wajah asli luna. wajar jika dia tergila gila, Luna sangat cantik bahkan laura bukan apa apa dihadapan luna.
kenapa Raya jadi merasa pak bos yang dingin dan kejam itu bajingan. ingin rasanya raya mengutuk orang itu
"sudah lah, gak usah di pikirin.. besok kita tanya" ucap nomi menepuk bahu Raya yang tampak tertekan
"nomi bener, kamu tanya saja alasan Aluna bersama pak Gavin" ucap bobi