Seorang wanita harus mengakui akan posisi dirinya transmigran ke tubuh seseorang wanita yang tidak dia kenali,bahkan posisi dia berubah menjadi seorang istri dan itu semua karena perjodohan yang sengaja direncanakan oleh keluarganya.
Mengira dirinya akan menikah dengan seorang pria tua,tapi kenyataannya bukan dirinya menikah dari seorang pria tampan dengan sifat dinginnya bahkan berlanjut sampai di pernikahan mereka karena perjodohan yang keluarga mereka lakukan.
Tapi semua berubah setelah semua terjadi dan tergantikan posisi seseorang wanita lain menempati tubuh wanita ini.
Apakah dia akan mendapatkan kebahagiaan dari semua pengorbanannya itu.Dan apakah dia bisa meluluhkan perasaan suaminya yang begitu dingin padanya.
Walaupun diam-diam dia memiliki rahasia yang besar yang dia sembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia lukita 1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Target selanjutnya
Sebelum dia menuju lokasi,Miranda mampir ke cafe membeli minuman untuk dirinya.Baru saja dia selesai memesan minum tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang menghadang langkah kakinya.
"Kamu lagi."
"Sungguh beruntung kita bertemu." ucap wanita itu dengan nada sombong.
Miranda pun memilih pergi dari tempat itu dari pada berdebat dengan adik tirinya."Berhenti!" teriak Lily yang spontan berteriak menghentikan langkah kakinya.
"Ada apa lagi?" tanya Miranda dengan tatapan tajam kearah adik tirinya itu.
"Aku ingin bicara penting denganmu."
"Hal penting apa yang ingin kamu bicarakan denganku."
"Kamu bilang pada suamimu itu agar dia bisa memasukkan ku bekerja kedalam perusahaannya." mendengar apa yang saudara tirinya katakan langsung saja Miranda membalasnya dengan nada tertawa.
"Kenapa kamu malah tertawa,aku ini serius." ucap Lily dengan nada sedikit ditekan.
"Apa kamu tuli,suamiku bilang sendiri bukan,jika dia tidak bisa membantumu kenapa malah sekarang meminta padaku.Dasar aneh." jawab Miranda dengan nada mengejek bahkan menganggap aneh pada saudara tirinya.
"Aku bicara serius denganmu." ucap Lily yang menunjukkan ekspresi kesalnya pada Miranda.
"Aku juga bicara serius, apa harus aku ulangi lagi perkataan suamiku.Dan aku tahu kok kalau kamu menyukai suamiku, tidak perlu kamu tutup-tutupi lagi."
Seketika Lily terdiam mendengar apa perkataan dari Miranda."Kalau iya kenapa." dengan beraninya Lily berbicara menjawab.
"Kalau kamu suka dengan suamiku kenapa bukan kamu saja yang menikah kenapa harus aku.Tapi syukurlah aku yang akhirnya menikah dengan dia,hidupku jauh lebih baik." jawab Miranda dengan nada sombong,yang sebenarnya memancing emosi Lily yang terlihat menahan rasa marahnya pada dirinya.
"Kamu." ekspresi Lily benar-benar marah setelah Miranda mulai memancing emosinya.
"Jangan sekali-kali kamu berani bermasalah denganku,karena nantinya hidupmu akan berakhir lebih cepat." Miranda pun secara langsung mengancam, karena setiap waktu Lily selalu membuat masalah tak jauh dengan ibunya yang selalu membuat masalah dengan dirinya.
"Oh jadi kamu mengancam,berani kamu!"
"Siapa yang tidak berani,aku bahkan siap memberikanmu pada jiko jika perlu."
"Jiko?"
"Pasti kamu penasaran bukan siapa jiko,jika sudah waktunya pasti kamu kenal dengan jiko." jawab Miranda dengan senyuman sinis.
"Pasti dia selingkuhanmu kan?" pertanyaan itu langsung membuat Miranda tertawa terbahak-bahak.
"Kenapa kamu tertawa, jadi benar kan kamu punya selingkuhan?"
Miranda pun hanya bisa menahan tawa."Terserah kamu bilang apa,setidaknya aku memberikan tanda jika nantinya kamu orang selanjutnya yang akan menjadi korban Jiko." jawab Miranda yang tak pernah main-main dengan ucapannya.
Miranda pun langsung pergi dari tempat itu dan dengan ekspresi dingin dia tujukan pada Lily saudara tirinya.
Sedangkan ekspresi Lily begitu kesal dengan Miranda yang sekarang mulai berani melawan dirinya .
"Tidak bisa dibiarkan,jika seperti ini terus aku akan kalah ." ucap Lily yang benar-benar tak bisa menahan emosinya.
Posisi Miranda sudah sampai di markas, seperti biasanya Miranda sedang rapat dengan Dave untuk membicarakan tentang Harry.
"Apa kamu sudah mengetahui jejak mereka?" tanya Miranda pada Dave.
"Sudah nona,bahkan orang suruhan kita sudah masuk kedalam markas mereka." jawab Dave yang sudah bekerja sedari awal.
"Bagus berarti kita tinggal menunggumu kabar dari mereka." jawab Miranda yang mulai bersabar menunggu kabar .
"Iya nona,bahkan jujur saya kaget jika tuan juga bermasalah dengan orang yang sama dengan nona." ucap Dave yang baru mengetahui jika tuannya juga bermasalah dengan dengan orang yang sama pula.
" Aku pun tak mengira jika suamiku sendiri memiliki masalah dengan pria itu,sekiranya aku yang harus turun langsung membereskan pria itu." jawab Miranda dengan santai.
"Apa pun perintah nona ,saya akan mengikuti nona."
Tiba-tiba saja ia mengingat sesuatu."Oh iya, bagaimana dengan Flo?" tanya Miranda tentang keadaan wanita itu
"Dia benar-benar berlatih keras,bahkan selama beberapa hari ini dia sering latihan dengan saya dan benar dia benar-benar menunjukkan keseriusannya walaupun dia merasakan takut dan ragu tapi rasa itu dia lawan ."
"Bagus,dia benar-benar menunjukkan perubahan dalam dirinya, biarkan dia seperti itu.Dia sendiri yang memilih jalan itu,jadi biarkan dia melakukan sesuai kemauannya ." jawab Miranda .
"Iya nona." jawab Dave , tiba-tiba saja terdengar suara ketukan dari arah pintu.
"Tok...tok..."Dave segera membuka pintu yang ternyata didepan pintu ada Flo yang berdiri.
"Kamu."
"Tuan." sapa Flo pada Dave, Miranda melihat kehadiran Flo langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Kamu masuk." perintah Miranda Pada Flo,pada akhirnya Flo masuk dan duduk di depan Miranda.
"Bagaimana,apa kamu nyaman tinggal disini?" tanya Miranda pada Flo.
"Nyaman nona. Maaf nona,apa saya boleh tanya sesuatu?" tanya Flo yang memberanikan diri bertanya sesuatu.
"Silakan." jawab Miranda yang mempersilahkan Flo untuk bertanya.
" Maaf jika saya lancang,saya mendengar informasi dari beberapa teman jika nona sedang merencanakan sesuatu." Flo mulai memberanikan diri berbicara.
Reaksi Miranda langsung mengernyit dahinya."Itu benar,aku sedang mengawasi seseorang yang bernama Harry Avram.Orang yang selama ini kami cari,bahkan orang itu yang menghabisi keluargamu " sontak saja Flo kaget ,ternyata orang yang membunuh keluarganya ternyata orang itu.
"Jadi dia pelakunya." gumam Flo yang langsung diselimuti rasa amarah yang dia pendam.
"Benar,dia pelakunya.Kamu tenang saja,kita semua sedang berusaha mencari celah agar kita dapat menerobos markas mereka."
"Bolehkah saya juga ikut melakukan misi itu." sontak saja Miranda kaget, setelah mendengar keinginan dia untuk ikut dalam misi itu.
"Apa kamu yakin dengan apa yang kamu ucapkan,yang kamu hadapi itu bukan orang biasa." ucap Miranda yang mulai menjelaskan orang yang sedang mereka hadapi dan mereka pun sangat berhati-hati.
"Saya benar-benar serius nona, mungkin anda menganggap saya sedang bercanda tapi kali ini saya benar-benar serius nona." jawab Flo dengan tegas.
"Apa mungkin kaitannya dengan dendam kamu?" tanya Miranda yang langsung menebak apa yang ia perkirakan.
Flo pun membalas dengan anggukkan,Miranda hanya bisa menghela nafas.
"Jika kamu langsung menghadapi mereka ,kamu harus siap-siap dengan kemungkinan yang akan terjadi.Aku bicara serius,bukan hal main-main yang sedang kamu hadapi." ucap Miranda yang menyakinkan apa dia sudah siap apa belum menghadapinya.
"Saya tahu betul nona,apa pun akan saya lakukan bahkan menghabisi pria itu." ucap Flo yang semakin dikuasai rasa dendam.
"Jika kamu mau melakukan misi itu,apa yang ingin kamu lakukan?" pertanyaan itu sontak membuat Flo menatap tajam kearah Miranda yang langsung dengan tegasnya menjawab.
