NovelToon NovelToon
Aset Besar Milik Istri Kecilku

Aset Besar Milik Istri Kecilku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Mafia / Cintapertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Atik's

Semua orang terkejut saat bos besar mereka muncul dengan menggandeng seorang wanita muda. Karyawan pria terpesona karena lekuk tubuh dan aset besar yang terpampang itu, sementara karyawan wanita merasa cemburu pada sosok yang berjalan bersama atasan mereka.

"Turunkan pandangan kalian!" desis Vino dengan nada dingin. Banyak yang berbisik-bisik tentang Sea menyebutnya sebagai perayu ulung. Mendengar itu, David merasa darahnya mendidih. Ia berhenti, berputar, dan menatap tajam mereka yang berani menggunjing istrinya.

"Berani-beraninya kalian menyebut istriku penggoda!Kalian ingin mencari masalah, ya?"

Semua orang kaget saat tahu bahwa wanita yang mereka bicarakan ternyata adalah istri dari atasan mereka.

"A-ampun, Tuan. Kami tidak tahu kalau Nyonya adalah istri Anda!" kata salah satu dari mereka dengan nada takut.

David mendengus kesal. Wajahnya menjadi lebih lembut saat merasakan usapan halus di tangannya.

"Jangan emosi, sayang. Nanti mereka bisa ketakutan," bisik Sea den

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atik's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 21

21

David yang sudah rapi dengan jas hitamnya segera berbalik. Matanya bersinar ketika melihat Sea. Ia melangkah cepat mendekatinya, menggenggam tangan gadis itu dengan lembut dan mengecup keningnya perlahan. "Kamu cantik banget, Sea," ujarnya dengan nada lembut.

Sea tersenyum malu. Mereka kemudian berjalan bersama ke ruang makan, di mana meja sudah dihiasi bunga mawar putih dan hidangan sarapan mewah sudah disiapkan.

Mereka langsung berangkat ke gedung resepsi yang sudah disiapkan. Gedung bertingkat itu terletak di pusat kota, dengan fasad yang megah berwarna emas dan putih. Saat mobil mereka sampai, karpet merah sudah dipasang dari pintu mobil ke pintu gedung, dan petugas berpakaian rapi menyambut mereka dengan senyum.

David membimbing Sea memasuki gedung. Kedalaman ruangan membuat mereka terkejut – langit-langitnya tinggi dengan lampu kristal yang mengkilap seperti bintang-bintang, dinding dihiasi bunga segar impor dari luar negeri, dan meja-meja tamu ditata rapi dengan pakaian meja yang lembut. Suara musik live dari band yang sedang bersiapa di panggung memenuhi ruangan.

Tamu-tamu sudah mulai tiba satu per satu – sebagian dari mereka tokoh penting di bisnis dan sebagian lagi teman-teman lama David dan Sea. Mereka menyapa pasangan pengantin dengan senyum dan doa baik. Yudi berjalan ke sana kemari memastikan semua urusan berjalan lancar, sementara Vino membantu mengatur urutan acara.

Saat jam menunjukkan pukul 10.00 pagi, pemimpin pesta memanggil pasangan pengantin ke panggung. David menggenggam tangan Sea dengan erat, dan mereka berjalan bersama melewati barisan tamu yang membuka jalan untuk mereka. Di atas panggung, gedung yang dihiasi bunga putih dan merah membuat suasana semakin romantis.

*****

Malam harinya...

David tengah menikmati malam yang indah bersama wanita yang dicintainya. Ia melepaskan semua beban dan salurkan energinya untuk mendapatkan kebahagiaan tanpa batas.

Di atas rangkaian kasur berukuran king size, pria dan wanita itu saling beradu dalam pertempuran penuh gairah meskipun awalnya Sea menangis karena ulah David. Namun setelah ronde ke tiga, barulah Sea bisa memperlihatkan senyumannya. Sebuah kenikmatan yang seakan-akan terbang melayang, membebaskan mereka dari segala beban dunia.

Di tengah kehangatan itu, mereka berdua sama-sama merasa puas dan merasa berada di puncak kebahagiaan, menandai akhir dari sebuah malam yang penuh gairah dan kepuasan.

Di ruang kamar Yudi..

Saat pelaksanaan pesta pernikahan tadi siang, beberapa peliput berita yang diundang mulai mengunggah foto dan video pesta ke media sosial. Satu demi satu, kontennya menyebar cepat – tak terasa, salah satu foto Sea yang sedang berdansa dengan David sudah menjadi topik pembicaraan di timeline banyak orang.

Di sebuah rumah sederhana di pinggiran kota, Bu Tari sedang menggeser ponselnya sambil merenung. Tiba-tiba, dia melihat foto yang diunggah peliput itu. Matanya terbuka lebar, tangannya menggigil. Wajah gadis yang tampak cantik di foto itu dari mata, hidung, bibirnya, sama sama persis dengan wajah putrinya yang dia titipkan di panti asuhan lima belas tahun yang lalu. "Sea... itu pasti Sea putriku. Hiks..," gumamnya pelan, air mata segera menetes.

Dia menatap foto itu lama-lama, tangisnya makin deras. Setiap kenangan masa lalu terlintas – saat Sea masih bayi, saat dia harus membuat keputusan sulit untuk menitipkannya di panti karena tidak mampu membayar biaya kehidupannya. "Aku sangat menyesal.. semua karena uang, aku harus meninggalkannya. Aku ingin bertemu dia lagi, minta maaf padanya..." gumamnya sambil menepuk dada.

Sambil menangis, Bu Tari segera mencari cara untuk menghubungi panitia pesta. Dia mengirim pesan ke akun media sosial peliput yang mengunggah foto, menjelaskan siapa dia dan keinginannya bertemu Sea. Peliput itu yang merasa tergerak segera memberitahukan Yudi, yang kemudian memberitahu David.

*****

Sinar matahari pagi bersinar melalui jendela kamar tidur. Sea baru saja selesai mandi dan sedang menyusun rambutnya ketika David keluar dari kamar mandi. Mereka berjalan keluar bersama, berencana untuk sarapan di ruang makan.

Tepat di lorong depan kamar, Yudi sudah menunggu dengan wajah yang serius. Dia segera melangkah mendekat ketika melihat pasangan pengantin.

"Tuan Muda, maaf mengganggu pagi ini," ujar Yudi dengan nada hormat. "Semalam, setelah pesta selesai, ada seorang wanita yang menelepon nomor panitia. Dia mengatakan namanya Tari, dan mengaku sebagai ibu dari Nona Sea. Dia bilang dia melihat foto pesta di media sosial dan yakin itu adalah putrinya yang dia tinggalkan di panti asuhan dulu. Dia ingin sekali bertemu Nona Sea secepatnya."

David mengangkat alis, wajahnya menunjukkan keraguan. Dia melepaskan tangan Sea sebentar dan menatap Yudi. "Seorang wanita bernama Tari yang mengaku ibu Sea? Kamu yakin dia bukan cuma orang sembarangan yang mau mengambil keuntungan?" tanya David dengan nada tegas.

"Dia juga mengirim pesan teks dengan cerita singkat tentang masa lalu Nona Sea, Tuan Muda. Tapi saya juga tidak bisa memastikan kebenarannya," jawab Yudi jujur.

Sea yang mendengar hal itupun Matanya memerah, tapi dia tidak berkata apa-apa. David melihatnya, lalu kembali menatap Yudi. "Jangan beritahu Sea dulu lebih banyak. Cari tahu dulu siapa dia sebenarnya – dari mana dia tinggal, apakah dia benar-benar pernah menitipkan anak di panti asuhan. Aku tidak mau Sea kecewa jika ini cuma lelucon buruk."

Setelah menerima perintah dari David, Yudi segera menghubungi Bu Tari melalui nomor yang dia berikan. Dia mengusulkan untuk bertemu di sebuah kafe tenang di pinggiran kota, jauh dari pusat agar tidak terlalu ramai. Bu Tari segera menyetujui, katanya sudah siap datang kapan saja.

Jam setengah dua siang, Yudi sudah sampai di kafe terlebih dahulu. Dia memilih meja di sudut yang tersembunyi, memantau pintu sambil menunggu. Beberapa menit kemudian, seorang wanita dengan rambut sedikit keputihan dan baju sederhana memasuki kafe. Wajahnya terlihat lelah tapi penuh harapan – itu pasti Bu Tari.

Bu Tari mendekati meja Yudi dan menyapa dengan hormat. Setelah mereka duduk, Yudi langsung berbicara dengan lugas. "Maaf Bu, saya Yudi, asisten Tuan David. Saya tahu anda ingin bertemu Nona Sea, tapi saya harus memastikan terlebih dahulu kebenarannya, apakah anda benar-benar orangtua Nona Sea. Bisakah anda menceritakan lagi apa yang terjadi dulu, ketika anda menitipkan Nona Sea di panti asuhan?"

Bu Tari mengangguk, matanya segera memerah. "Tentu, mas. Lebih dari lima belas tahun yang lalu, saya sedang dalam kesulitan finansial parah. Sea baru berusia tiga tahun saat itu. Saya tidak mampu membeli makanan dan obatnya ketika dia sakit. Akhirnya, saya memutuskan untuk menitipkannya di Panti Asuhan Bina Kasih. Saat itu, saya memberikan kepada pengasuh sebuah kalung perak kecil dengan bintang di tengahnya – kalung warisan dari ibu saya, yang saya berikan ke Sea saat dia lahir."

Yudi mendengarkan dengan cermat. Dia tahu Sea punya kalung seperti itu – dia pernah melihatnya ketika Sea melepas jam tangan di kamar. Tapi dia tidak mau terburu-buru percaya. "Ada bukti apa lagi yang anda punya, Bu?" tanya dia.

Bu Tari menarik tasnya dan mengeluarkan sebuah foto tua yang sudah agak pudar. Di foto itu, seorang wanita muda (yang pasti dia sendiri) memegang seorang bayi dengan wajah yang sangat mirip Sea. Di leher bayi itu, terlihat kalung bintang perak yang dia sebutkan. "Ini foto Sea ketika dia baru berusia sembilan bulan, mas. Hanya ini yang saya punya selain kenangan."

Yudi mengambil foto itu dan menatapnya lama-lama. Rasa keraguannya mulai meluruh. Dia harus memberitahu ini kepada David segera.

 

1
azka
👋
Uji Coba
Mr p
Uji Coba
dari awal baca sampai bab 21 masih ok. alur masih nyambung. semoga kedepannya tidak ada pelakor ya Thor. semangat nulisnya. aku akan setia padamu seperti David ya g setia pada Sea. wkwkwk.. ku tunggu dobel update setiap hari
Uji Coba: dari awal sampai bab 21 dibikin senyum-senyum sama tingkah Sea dan David. semoga kedepannya tidak ada drama pelakor ya Thor. tapi ya terserah author lah. aku akan setia padamu.. wkwkwk.. seperti David yang setia pada istri kecilnya yang agak oon.. Ups... bukan ngejek ya Thor, ya. 😍😍
total 1 replies
Uji Coba
🤣
azka
Sea bikin ngakak brutal🤣🤣
sabun
Sea Sea😎😎
sabun
semangat💪💪
Mama Farez
buatlah karya dengan fikiran sendiri jangan menjiplak karya orang lain..
karna cerita anda sama dengan orang lain yg judulnya istri kecil sang pewaris cuma yg beda cm nama tokohnya...klu gak percaya cb cek dia udah ada bab 2 hargailah karya orang tor ...
jangan asal ketik kasihan orang yg udah mikir2 eh gak tau udah d jiplak
baru 2
nice
baru 2
😍
baru 2
sangat puas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!