Setelah menikah selama 7 tahun, Erwin tetap saja dingin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arum Dalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ingin bercerai
Hal itu tentu membuat Elsa juga ikut merasa khawatir.
Hanya saja, karena ada Clara sedang bersamanya, jadi dia tidak menanyakannya.
Selera makannya pun menghilang, dia menarik Clara untuk berdiri, lalu berkata, "Mama, aku sudah selesai makan ayo kita cepat berangkat."
Meski tidak mengatakannya, Clara tahu apa yang Elsa rasakan dari sorot matanya.
Alasan Elsa ingin segera pergi tidak lain adalah karena dia ingin segera tahu apa yang terjadi pada Vanessa.
Tapi Clara memilih untuk diam.
"Kamu baru makan sedikit, bawa saja ke mobil." Kata Clara.
"Tidak usah, Ma. Aku sudah kenyang..."
Clara tertegun sejenak.
Kemudian dia tak lagi memaksa.
Begitu masuk ke dalam mobil, tanpa basa-basi lagi Elsa langsung mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Vanessa.
Clara tentu menyadarinya, tapi memilih untuk tidak mengatakan apapun.
Tidak lama kemudian, Vanessa membalas dan memberitahu kalau dia sedang demam saja, tidak perlu mengkhawatirkannya.
Namun, pesan suara yang Vanessa kirim terdengar serak.
Hal itu tentu membuat Elsa khawatir.
Dia pun memberi kabar jika sepulang sekolah nanti akan langsung menjenguknya.
Ada rasa bersalah dalam dirinya saat pesan itu terkirim.
Dia sudah lama tidak makan masakan ibunya.
Malam ini, Sebenarnya dia berencana untuk makan bersama ibunya.
Untungnya hal itu belum dia katakan.
Saat memikirkannya, diam diam dia melirik ke arah ibunya yang sedang fokus menyetir.
Dia merasa lega karena ibunya tidak menyadari apa yang dilakukannya saat ini.
Sesampainya di sekolah, Elsa memeluk ibunya dengan erat, sambil berkata, "Mama, Aku masuk dulu ya."
"Ya."
Elsa tidak menyadari bahwa jawaban itu terlalu dingin.
Elsa melangkah masuk ke sekolah dengan riang gembira.
*****
Setibanya di kantor, cara mendapat kabar Kalau rapat yang seharusnya berlangsung pukul 10.00 pagi ditunda hingga sore karena Erwin ada urusan mendesak.
Clara hanya bersikap biasa saja, dia kembali fokus dengan pekerjaannya.
Menjelang pukul 02.00 siang, harusnya Erwin sudah berada di perusahaan.
Makanya Farel menghubungi semua pemangku kepentingan untuk memulai rapat pukul 03.00 sore.
Tentunya, Clara diminta untuk membuatkan segelas kopi untuk pemimpinnya itu.
Rapat akan segera dimulai, saat Erwin memasuki ruang rapat, Clara yang kena sibuk mengetik pun mendadak berhenti.
Saat tersadar, dia mendapati Erwin sedang menatapnya dengan tajam.
Mungkin Erwin mengira kalau barusan dirinya sedang terkesima menatapnya.
Clara hanya mengepalkan tangannya saat teringat sikap lembut pria itu pada Vanessa tapi justru bersikap kasar kepadanya.
Dia pun segera mengalihkan pandangannya.
Tak lama setelah rapat selesai, Farel datang menemuinya dan mengatakan bahwa proses serah terima sudah selesai, jadi besok dia sudah tidak perlu lagi datang ke kantor.
"Terima kasih," Jawab Clara.
Meski Farel tidak menemuinya, dia tentu akan mencari Farel untuk diizinkan keluar dari perusahaan setelah pekerjaannya selesai.
Tetapi Farel justru datang dan itu membuatnya menghemat waktu.
Farel tidak menyangka Clara akan mengucapkan terima kasih.
Clara mengulurkan tangannya seraya berkata, "Terima kasih atas bantuannya selama ini."
Farel masih belum sadar, tapi tetap menjabat tangan Clara, "sama-sama."
Setelah selesai membereskan barangnya di kantor, Clara pun pergi.
Farel masih tidak percaya Clara akan benar-benar pergi.
"Kamu kenapa bengong?" Tanya Rio sambil menepuk pundak Farel perlahan.
"Clara dia resmi keluar dari perusahaan."
"Serius?" Rio pun tampak kaget.
Clara benar-benar meninggalkan perusahaan? Kenapa ini seperti mimpi?
cepat2lah clara pergi jauh2 dari kedua manusia tdk tau diri itu..
keberadaannya tidak dianggap sama suami dan anakmu....