Farah meninggal karena dibunuh. Namun itu bukanlah akhir kehidupannya. Farah diberi kesempatan untuk hidup kembali sebagai siswi bernama Rasti. Siswi yang tidak lain adalah murid di sekolah suaminya bekerja.
Nama suami Farah adalah Yuda. Sudah memiliki dua anak. Hidup Yuda sangat terpuruk setelah kematian Farah. Hal itu membuat Farah berusaha kembali lagi kepada suaminya. Dia juga harus menghadapi masalah yang di alami pemilik tubuhnya. Yaitu menghadapi orang-orang yang sering membuli dan meremehkan Rasti. Sebagai orang yang pernah bekerja menjadi pengacara, Farah mampu membuat Rasti jadi gadis kuat.
Apakah Farah bisa membuat suami dan anak-anaknya mau menerimanya? Mengingat dia sekarang adalah gadis berusia 17 tahun. Lalu bagaimana nasib Rasti yang selalu diremehkan karena bodoh dan berbadan gemuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30 - Pulang Bersama
Yoga menenggak salivanya. Ia mundur satu langkah agar bisa sedikit menjauh dari Rasti. Terlalu dekat dengan gadis itu membuat dirinya gugup.
"Ka-kau nggak perlu mengingatkan. Aku tahu kok kalau kau ingin merahasiakannya," gagap Yoga.
"Baguslah kalau begitu." Rasti mendengus sambil tersenyum tipis. Dia lalu menepuk pundak Yoga dan bekata, "Kau tidak usah cemas, aku baik-baik saja. Fatma dan gengnya bukan tandinganku!"
Usai berucap begitu, Rasti pergi dari hadapan Yoga. Sementara cowok itu hanya bisa tercengang akan sikap Rasti yang tak pernah dirinya lihat sebelumnya.
"Bagaimana dia bisa berubah sangat cepat?" gumam Yoga seraya menatap punggung Rasti yang kian menjauh.
Di waktu yang sama, Yuda sedang berada di ruang guru. Ketika semua guru sibuk membuat soal-soal ujian, dia justru melakukan hal lain.
Kebetulan Yuda baru saja mendapatkan info penting terkait Rudi. Dia melihat beberapa foto dimana Rudi ditemukan bebas berkeliaran. Padahal sekarang semua orang tahu kalau pria itu sedang di penjara.
Yuda mengambil ponsel dan menghubungi detektif swasta yang membantunya. Nama detektif itu adalah Harry.
"Apa kau belum mengetahui polisi mana saja yang terlibat membantu Rudi?" tanya Yuda.
"Aku sedang berusaha mencarinya. Ini cukup sulit, karena orang-orang berusaha menutupinya dengan rapat sekali," kata Harry dari seberang telepon.
"Aku akan menunggu dan berusaha juga mencari bukti," sahut Yuda. Ia mematikan telepon lebih dulu.
Yuda terdiam sejenak. Ia terpikir untuk menanyakan segala hal yang Farah alami sebelum meninggal. Mengingat Yuda telah tahu kalau istrinya bereinkarnasi.
"Mau dipikirkan bagaimana pun, ini sangat sulit dipercaya? Reinkarnasi? Tapi dia tahu letak tanda lahirku," kata Yuda.
...***...
Bel pertanda sekolah berbunyi. Rasti sengaja tetap duduk di kursinya karena menunggu Yuda. Kebetulan lelaki itu mengiriminya pesan untuk menunggu. Yuda juga berjanji akan mengantarkannya pulang.
Rasti memanfaatkan waktunya untuk memeriksa ponsel. Ia berusaha menemukan berita terbaru tentang Rudi.
"Kok belum pulang?"
Terdengar suara tak asing yang bertanya. Rasti tahu betul kalau pemiliknya adalah Jali. Perlahan Rasti menurunkan ponselnya dan menatap sosok Jali yang telah berdiri di depannya.
"Nggak apa-apa. Lagi malas aja dempet-dempetan," sahut Rasti. Dia tahu kalau keadaan parkiran dan gerbang sekolah akan sesak saat jam pulang. Mengingat semua murid saling berlomba-lomba untuk pulang.
"Mau aku antar pulang? Biar sekalian," ajak Jali. Dia melakukannya malu-malu, sebab baru kali ini dirinya mengajak seorang gadis pulang bersama.
Wajah Jali bahkan tampak memerah. Dia sampai melampiaskan salah tingkahnya dengan menggaruk kepala yang padahal tidak gatal sama sekali.
"Tumben banget kamu ngajak aku pulang bareng? Tapi nggak deh, aku ada janji. Lain kali aja." Rasti mencoba menolak.
Jali langsung cemberut. Baru pertama kali mengajak gadis pulang bersama, dia sudah harus mendapat penolakan.
"Ya sudah kalau gitu. Aku pulang duluan. Hati-hati! Jangan sampai sendirian di sekolah. Banyak setannya tahu," ucap Jali.
Rasti hanya tersenyum dan mengangguk. Ia lalu membiarkan Jali pergi. Kini Rasti kembali menunggu. Ia cukup lama menanti kedatangan Yuda.
Tak lama kemudian, Rasti dapat telepon dari Yuda. Dia mengangkatnya dengan raut wajah cemberut.
"Lama amat sih!" keluh Rasti.
"Kamu yang lama! Aku dari tadi nungguin kamu di depan mini market," sahut Yuda.
"Loh, kok di depan mini market? Aku masih di kelas tahu nggak."
"Kenapa di kelas? Kalau kita terlihat berhubungan di sekolah, nanti bisa ketahuan orang-orang kan? Aku cuman nggak mau kamu tambah kesulitan."
"Benar juga sih. Ya udah kalau begitu aku akan menemuimu. Tunggu beberapa menit." Rasti segera beranjak dari kelas.
Dari kejauhan Rasti bisa melihat mobil Yuda yang terparkir di depan mini market. Dia lantas segera berlari menuju mobil tersebut dan memasukinya.
Rasti tersengal-sengal karena kelelahan berlari. Ia juga tampak berkeringat banyak.
Yuda yang perhatian, sigap memberikan tisu untuk Rasti. "Mulai sekarang, aku akan membantumu diet. Ini semua demi kesehatanmu. Lihat saja, baru berlari beberapa detik sudah capek," tukasnya.
Ati ati yah ,jgn ampe kena jebakan betmen 😁