NovelToon NovelToon
Second Chances

Second Chances

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Reinkarnasi / CEO / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: cakestrawby

John adalah seorang CEO yang memiliki perusahaan yang sukses dalam sejarah negara Rusia, Keeyara menikah dengan John karena perjodohan orang tua mereka. Pernikahan mereka hanya jadi bumerang bagi Keeyara, John sangat kasar kepada Keeyara dan dia sering menjadi pelampiasan amarahnya ketika John sedang kesal. John juga memiliki kekasih dan diam-diam menikahi kekasihnya itu, Arriel Dealova.

Istri kedua John seringkali cemburu kepada Keeyara karena ia memiliki julukan sebagai 'Bunga Lilac' karena memiliki wajah yang cantik yang selalu menarik perhatian para pemuda. Bulan demi bulan berlalu dan Keeyara mulai kehilangan emosi dan bahkan tidak merasakan apapun saat melihat John dan Arriel sedang menggendong bayi mereka di depan wajahnya. Hingga, beberapa deretan kejadian dan permasalahan membuat Keeyara mengalami kecelakaan yang sangat berat dan menyebabkan Keeyara meninggal dunia. Tetapi anehnya, dia kembali bangun pada tanggal 20 April 2022, tepat dihari pernikahan John bersama kekasihnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cakestrawby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

Suara derap kaki memenuhi lorong yang sepi dan remang-remang. Shabiella Danish, wanita yang memiliki rambut pirang yang indah dan juga kulit yang putih pucat tengah berlari di sepanjang lorong rumah yang tak kunjung berakhir. Nafasnya menderu, bercampur dengan suara langkah kakinya sendiri.

"Cari dia, sekarang juga!"

Beberapa anak buah Kanneth berpencar untuk mencari keberadaan wanita itu, sebagian ada yang mencari di luar rumah, dan sebagian juga ada yang mencarinya di dalam rumah. Langkah Shabiella tertatih-tatih, jantungnya berdebar-debar karena merasa cemas.

Saat wanita itu berbelok di tikungan lorong, tubuhnya menabrak sesuatu yang keras. Dia mendongak dan mendapati Kanneth ada di sana, menatapnya dengan tatapan yang tak kenal ampun. Wajah Shabiella menjadi pucat pasi, belum sempat ia berbalik untuk pergi, pria itu melingkarkan kedua lengannya di sekeliling wanita itu dan mengangkatnya ke udara. Sekeras apapun Shabiella memberontak, pegangan Kanneth malah semakin kencang, menolak untuk melepaskannya.

"Lepaskan!!" teriak wanita itu sambil menghentak-hentakan kedua kakinya di udara dengan frustasi.

Pria itu tidak menyerah, malah dia membawa Shabiella ke sebuah ruangan yang remang-remang, hanya di terangi oleh cahaya lembut lentera yang tergantung di dinding. Wanita itu bisa melihat sebuah sangkar burung yang berukuran besar, cukup untuk mengurung seekor singa di sana, dan Kanneth melangkah mendekati sangkar itu.

"Katakan lagi ucapanmu tadi di sini, di depanku secara langsung." perintah Kanneth, suaranya tidak mengandung permintaan melainkan sebuah perintah.

"Aku ingin bercerai denganmu, aku tidak ingin menggugurkan bayi yang ada di dalam perutku!" teriak wanita itu dengan mata yang sudah sembab karena air mata.

Terdengar suara tawa yang dalam-tidak mengandung humor. Kanneth memasuki sangkar tersebut sambil menurunkan wanita itu hingga telapak kakinya menginjak lantai yang dingin. "Mulut yang pintar." gerutunya sambil mengunci pintu sangkar di belakangnya. Tubuh Kanneth tinggi dan berotot, rambutnya yang hitam acak-acakan. Mata birunya mengamati Shabiella dengan saksama saat ia perlahan-lahan melepaskan jas mahalnya dan duduk di sofa yang telah di sediakan, tepat di depan sangkar itu.

"Kau benar-benar berpikir aku akan membiarkan istriku yang sedang hamil pergi?" tanyanya lembut, hampir berbahaya. "Tidak... sebelum kau menghilangkan nyawa yang ada di dalam perutmu." lanjutnya yang membuat bulu kuduk Shabiella merinding.

"Aku bukan properti, Kanneth... aku adalah istrimu!" isak wanita itu sambil berlutut di depannya, jari-jarinya yang lentik melingkari besi jeruji di sana.

"Dan kau ingin menceraikanku?" tanyanya, suaranya berbahaya seperti seekor singa yang siap menerkam. Ia memperhatikan wanita itu dengan saksama, sambil perlahan-lahan melepaskan dasinya sehingga yang tersisa hanyalah kemeja putihnya yang tidak dikancing di bagian atas, memperlihatkan dadanya yang bidang.

Mata birunya menatap mata istrinya yang telah berkaca-kaca, ia pun sedikit mencondongkan tubuhnya untuk berbisik. "Biar kukatakan sesuatu padamu, istriku tersayang. Kau milikku. Hanya milikku. Dan bayi di dalam dirimu... juga milikku. Dan akulah yang menentukan hidup dan matinya bayi kita," katanya dengan suara gemuruh pelan, urat-urat di lehernya seketika menonjol dengan cukup jelas.

"Bajingan... kau bajingan, Kanneth! aku menyesal karena terbuai dengan kata-kata yang kau ucapkan saat itu!"

Ekspresi Kanneth langsung berubah gelap, ia pun tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya untuk berlutut di depan sangkar, tangannya bergerak cepat untuk memegang dagu wanita itu dengan kuat dan hampir menyakitkan. "Bahasa seperti itu dari istriku yang manis... kau pasti benar-benar ingin mulutmu yang pintar itu dihukum." Ibu jarinya menyentuh bibir bawahnya, ia pun kembali melanjutkan dengan nada mengancam. "Dan untuk informasimu, sayang... Aku memang bajingan. Bajingan yang kaya, berkuasa, dan berbahaya. Dan kau... kau terikat bersama bajingan itu." Mata birunya menatap bibir Shabiella sebelum kembali menatap matanya. Ia melepaskan dagunya dengan tiba-tiba dan kembali bangkit.

"Panggilkan dokter untuk mengambil bayi yang ada di dalam perutnya!" teriak pria itu dengan keras, hingga dapat di dengar oleh anak-anak buahnya yang sedang berjaga di depan pintu.

Salah satu anak buahnya segera bergegas keluar untuk menjemput seorang dokter. Dalam hitungan menit, dokter sudah berada di dalam ruangan tersebut dengan tas medis di tangannya. "Keluarkan bayi itu dari perutnya." Kanneth memerintahkan, suaranya terdengar dingin saat ia kembali duduk di sofa.

Dokter itu, seorang wanita paruh baya berkacamata, menelan ludah sebelum mendekati sangkar yang di tempati Shabiella. Ia membuka kuncinya dan masuk, tangannya gemetar saat menyiapkan peralatan medisnya. "Tuan, prosedur ini berisiko..." ia memperingatkan, "Nyawa ibu bisa terancam..."

"Diam dan lakukan saja pekerjaanmu." Perintah Kanneth dingin, mata birunya menatap tajam ke arah dokter. Sementara itu, si dokter mengangguk, tangannya gemetar saat memulai prosedur yang berisiko itu. Beberapa menit kedepan, Shabiella mulai menangis dan menjerit kesakitan saat dokter mencoba mengeluarkan bayi dari perutnya menggunakan forsep. Tidak perduli dengan rintihan dan berontakan Shabiella, bahkan beberapa anak buahnya pun turun tangan untuk memborgol wanita itu di sana.

Tiba-tiba saja, Shabiella terbangun dengan sedikit tersentak. Wajahnya berkeringat deras saat mimpi di malam itu kembali menghantui tidurnya. Secara otomatis, tangannya terulur untuk memegang perutnya yang masih terlihat rata, merasakan kehidupan si kecil di dalam sana.

Membayangkan tempat itu, terutama sangkar yang membuat hidupnya di penuhi dengan rasa bersalah... Shabiella segera menggeleng dengan kuat, kedua netranya mengamati sekeliling untuk mencari tanda-tanda keberadaan suaminya, namun tidak ada tanda-tanda yang menunjukan batang hidung Kanneth di sana. Dan keputusannya telah bulat, dia akan mencoba untuk melarikan diri kembali.

Saat malam hari, Keeyara memperhatikan pemandangan kota dari balik jendela mobilnya. Kai yang berada di sampingnya sesekali meliriknya sambil tersenyum tipis, merasakan kehangatan yang anehnya asing di dadanya.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Kai yang membuat wanita itu menoleh ke arahnya.

"Jauh lebih baik, terima kasih untuk semuanya."

Kai mengangguk, matanya tetap menatap tajam ke arah jalanan yang ada di depannya. "Kau tahu..."

"Mm?" Keeyara menjawab singkat. Kai mengalihkan pandangannya sebentar untuk meliriknya, sebelum kembali menatap jalan. Dia tersenyum, tampaknya berusaha menahan sesuatu yang ada di pikirannya.

"Aku senang kau sudah lebih baik..." gumamnya pelan, nadanya mengandung sedikit rasa puas. Hal ini membuat Keeyara tersenyum tipis, meskipun tatapannya tidak tertuju padanya. "Tentu saja... Kau banyak membantuku," Jawab Keeyara.

"William sudah mencarikan Apartemen untukmu, bukan? kau akan aman di sana, dia tidak akan menemukanmu."

Keeyara mengangguk menanggapi perkataan Kai. "Mm, malam ini aku akan tinggal di Apartemenku." jawabnya. Kai terdiam sejenak, sebelum akhirnya senyum tipis muncul di wajahnya.

"Bagus..." gumamnya pelan. Sebelum akhirnya melanjutkan. "Kau hanya perlu fokus pada penyembuhan mu dan proses perceraianmu, lalu setelah itu... kau tahu sendiri.. um.." Kai tidak melanjutkan ucapannya saat ia merasakan panas di seluruh wajahnya, sambil berdehem ia pun melonggarkan sedikit dasinya.

Keeyara terkekeh pelan saat melihat perilaku Kai yang aneh. "Tentu saja, aku tahu... kita akan segera menikah setelah perceraianku dengan John selesai, benar? aku harus bertemu dengan Nenekmu-"

"Untuk apa?" potong Kai dengan cepat, matanya melirik Keeyara sejenak.

"Tentu saja untuk mengenalnya, aku juga akan menemui orang tuamu dan juga sepupumu."

"Kau tidak perlu menemui sepupuku." kata laki-laki itu, buku-buku jarinya memutih saat mencengkram roda kemudi lebih erat. "Lagipula... dia tidak akan perduli, jadi kau tidak perlu menemuinya," lanjut Kai.

Keeyara terdiam sejenak, ia memperhatikan profil laki-laki itu dari samping, bagaimana kerutan di wajahnya muncul saat ia membahas tentang Kanneth, seketika perkataan Yona kemarin siang memenuhi kepalanya.

"Baiklah, aku tidak akan menemuinya..."

Suasana di dalam mobil kembali di penuhi dengan keheningan yang tiba-tiba saja terasa canggung, Keeyara tidak ingin mempermasalah kan hal itu lebih dalam karena tidak ingin membuat Kai merasa tidak nyaman, sebaliknya ia kembali memandangi pemandangan kota dari balik jendela mobil yang tertutup.

1
Piet Mayong
harus ya punya jati diri dulu sebagai istri kuat baru lah suami mu sakit kepala
🤦🏻🤦🏻🤦🏻🤦🏻
Khabib Firman Syah Roni
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
Hoa thiên lý
Cerdasnya plot twistnya bikin aku kagum!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!