Terjebak Pernikahan Dengan Pria Dingin

Melihat cara Barron menatap dirinya, Fla pun sadar kalau ada yang tidak beres dalam diri Barron.

Perlahan Fla menggeser duduknya menjauh dari Barro. Tapi sayangnya terlambat, Barron langsung menarik tangan Fla, menahan tengkuk Fla lalu menempelkan bibirnya di bibir Fla. Mata Fla membulat lebar kala bibir Barron mendarat sempurna di bibirnya, meski kaget tapi Fla sama sekali tidak menolak saat bibir Barron menempel dibibirnya.

Cukup lama Barron hanya menempelkan bibirnya di bibir Fla, maklum saja ini ciuman pertamanya, sama dengan Barron ini juga ciuman pertama Fla. Karena tidak ada penolakan dari Fla, Barron pun memejamkan matanya lalu dengan lembut melu.mat bibir Fla.

Fla masih membeku, ia tidak tahu harus berbuat apa, untuk beberapa detik Fla membiarkan Barron melu.mat bibirnya tanpa membalasnya. Tapi tak lama kemudian perlahan bibir Fla membalas luma.tan yang Barron berikan, Fla membalas ciuman Barron menggunakan instingnya saja dan mengikuti cara Barron bermain.

Ciuman mereka pun semakin panas, hasrat kelaki-lakian Barron pun menuntut lebih dari sekedar ciuman. Begitu pun dengan Fla, logikanya sudah tidak berfungsi untuk mengingatkan Fla dan membiarkan gejolak gairah yang berkuasa atas tubuh Fla.

Masih dalam bibir yang saling bertautan, Barron menggendong tubuh Fla apa bridal style lalu membaringkan Fla diatas ranjang.

Barron melepas sejenak tautan bibir mereka, selain untuk memberikan waktu Fla mengisi oksigen ke paru-parunya, Barron juga membuka kaos lekbok yang ia pakai.

Melihat otot tubuh Barron makin meronta-ronta saja gairah dalam tubuh Fla.

Setelah membuka kaos lekbongnya dan membuangnya kesembarang arah, Barron pun naik keatas ranjang lalu menindih tubuh Fla.

Saat Barron sudah berada diatas tubuh Fla, barulah Fla memperhatikan tompel yang ada di bahu sebelah kiri Barron.

"Tompel ini..." lirih sambil menyentuh tompel Barron.

"Ada apa dengan tompel ini? Apa kamu pernah melihat tompel ini sebelumnya?" tanya Barron.

Mata Fla pun beralih menatap mata Barron dalam-dalam. Dengan jarak yang sedekat ini, Fla bisa melihat dengan jelas bola mata coklat kehijauan milik Barron.

"Kak Barry..." lirih Fla.

Barron tersenyum sumringah saat Fla memanggil dirinya seperti waktu mereka masih anak-anak.

"Kamu ingat aku?" tanya Barron.

"Kamu beneran Kak Barry?" tanya Fla balik.

Barron menganggukkan kepalanya.

Melihat Barron mengangguk, Fla langsung memeluk Barron erat-erat.

"Beneran ini Kak Barry? Aku gak mimpi kan?" tanya Fla sambil menangis haru.

"Iya Fla, ini aku Barry. Masa kamu gak sadar sih kalau ini aku waktu pertama kali kita ketemu?" tanya Barry.

"Aku udah feeling kalau kamu itu Kak Barry, tapi aku gak yakin sama feeling aku karena si Barongsai itu dingin dan super ngeselin gak kayak Kak Barry yang aku kenal dulu." jawab Fla.

"Dari dulu kan memang aku seperti itu, kamu lupa saat pertama kali kita ketemu dimana?" balas Barron.

"Kamu tahu, aku kecewa sama kamu karena kamu gak inget sama aku!" kata Barron lagi.

"Maaf Kak, aku mana tau kalau Kak Barry bakalan seganteng ini pas udah gede." jawab Fla sambil makin mengeratkan pelukannya.

"Aku juga gak nyangka kalau kamu bakalan secantik ini padahal waktu kecil kamu bulat dan hitam persis seperti godok-godok pisang yang gosong."

"Ikh... Kak Barry!"

Barron terkekeh kecil.

"Tapi sekarang udah kayak bihun, kurus, putih, mulus, licin." ucap Barron.

"Jadi karena aku udah cantik makanya Kak Barry nikahin aku?" tanya Fla sambil menatap wajah Barron.

"Ya kira-kira begitulah." jawab Barron.

Fla memanyunkan bibirnya karena jawaban Barron tidak sesuai harapannya. Tapi tidak masalah bagi Fla yang penting sekarang mimpinya dari kecil yang ingin menjadi istri Barron terwujud.

"Fla..."

"Iya Kak."

Karena Fla sudah tahu kalau Barron itu adalah Barry, sikap Fla pada Barron pun berubah 180°, Fla langsung berubah menjadi sangat manis.

"Apa bisa kita lanjutkan yang tadi?" tanya Barron.

Blush. Wajah Fla memerah seketika, ia sangat malu mengingat ciuman panas-nya dengan Barron. Ingin rasanya Fla berubah menjadi keong agar bisa memasukkan kepalanya.

"Ta-ta-tapi a-aku ada kuliah hari ini, Kak." Fla mencoba menolak. Bukan karena tidak ingin tapi karena dirinya sangat malu, apalagi Fla sudah tau kalau laki-laki yang masih menindihnya itu adalah cinta pertamanya.

"Tidak pa-pa bolos satu hari aja. Toh juga belum mid semester." balas Barron. Ia sudah tidak bisa lagi menunda menjadikan Fla miliknya seutuhnya.

"Tapi Kak-"

"Aku gak bisa menundanya lagi, Fla." potong Barron.

Dan tanpa mau mendengar penolakan dari Fla lagi, Barron pun langsung mendaratkan bibirnya di bibir Fla dan melu.mat bibir Fla dengan sangat lembut. Fla yang awalnya malu-malu membalas ciuman Barron, lama kelamaan pun akhirnya luluh juga. Mereka pun memulai pemanasan dengan ciuman bibir yang penuh dengan gairah.

💋💋💋

Bersambung...

Gara-gara si Suhadi pengen balapan jadi bolos kuliah deh. Betewe, Suhadi singkatan dari apa hayo????

Jangan lupa tinggalin jejak yah. 💋💋💋