Kehidupan Olivette Phoenix mendadak berubah drastis saat tahu perselingkuhan suaminya dengan mantan kekasihnya. Namun, Olivette tidak mau bertindak gegabah.
Jika suaminya bisa mendapatkan kebahagiaan dengan mantan kekasihnya, maka Olivette pun bisa mencari kebahagiaan yang sama.
Akankah mereka bertahan dengan pernikahannya? Atau, malah saling serang dan mencari pembenaran masing-masing?
Yuk ikuti kehaluan Emak author saat pelakor dan pebinor berjuang dengan caranya masing-masing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisy Arbia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Kejutan Menggetarkan
Keesokan paginya, Ethan merasa senang karena hari ini dia akan pergi bersama Olivette untuk menemui klien. Clara melihat perubahan wajah putranya semakin bahagia.
"Ethan, mama rasa ada yang berbeda dengan dirimu. Ada apa?"
"Oh, siang ini kami akan bertemu dengan Tuan Vincent, Ma. Dia datang bersama istrinya kemudian memintaku untuk membawa pasangan."
"Wah, mama turut senang. Beruntung Olivette sudah berada di sini, ya!"
"Ya, Ma. Rasanya aku tidak percaya bahwa semalam kami makan berdua saja. Mama tahu apa yang membuatku gugup?"
Clara menggeleng.
"Jantungku, Ma. Rasanya ingin meledak saat bersamanya."
"Wah, rupanya putraku sudah jatuh cinta."
"Sepertinya begitu. Oh ya, Ma. Ada yang ingin kubicarakan sebelum berangkat ke kantor."
"Hemm, apa itu?"
"Ma, sebaiknya pertunanganku nanti tidak perlu mengundang Will atau Wileen. Olivette pasti tidak akan nyaman."
Begitu besar perhatian Ethan pada wanitanya. Benar-benar ingin menjaga perasaan calon tunangannya.
"Baiklah. Terserah kau saja."
Clara tidak bisa memaksakan kehendak. Sebaiknya memang seperti itu.
Selain Clara, orang yang paling beruntung adalah Bella. Dia hari ini terlihat begitu memesona karena Ethan memberikan kelonggaran pekerjaannya. Terlebih pertemuan Ethan dengan Vincent hanya dilakukan dengan pasangan masing-masing.
"Kali ini kau beruntung, Bella," puji Ethan ketika sudah berada di ruangannya dan bertemu sang Sekretaris.
"Terima kasih, Tuan. Kurasa memang Nyonya Olivette beruntung mendapatkan pria seperti Anda. Tampan, pekerja keras, dan perhatian sekali pada wanita," canda Bella.
"Ya, hanya padamu aku perhatian, Bella. Selebihnya adalah pada wanita-wanita hebat yang ada bersamaku, seperti mama dan Olivette."
Kalau soal ini, Bella tidak bisa memprotes lagi. Dia tahu kalau Ethan adalah pria pekerja keras dan tidak pernah mempermainkan perasaan wanita.
Siang hari, sebelum pergi ke restoran, Ethan harus menjemput Olivette ke hotel. Tidak hanya itu, Ethan selalu saja memberikan hadiah-hadiah manis walaupun hanya setangkai bunga mawar.
Sampai di hotel, Ethan tidak turun. Dia mengirimkan pesan pada Olivette untuk menunggunya di depan lobi hotel.
Persis saat Olivette mendekati mobilnya, Ethan lekas turun untuk membukakan pintunya.
"Duduk saja di belakang. Kali ini aku akan menjadi sopirmu," ucap Ethan.
"Terima kasih."
Ethan kembali ke kursi kemudinya. Dia menyerahkan setangkai mawar itu dari tempatnya duduk saat ini.
"Maaf, hanya ini yang bisa kuberikan."
"Terima kasih untuk setiap mawar merah yang kau berikan. Aku suka. Semoga bukan hari ini saja, tetapi esok hari dan seterusnya."
"Kau menyukainya?"
Olivette tersipu. Ethan memang sangat romantis dan selalu bisa membuat Olivette tersenyum manis.
"Sangat suka."
Kata-kata manis seperti itu sudah membuat kondisi jantung Ethan kembali berdetak tidak beraturan. Sungguh, Olivette berhasil menghipnotis seluruh anggota tubuh lainnya. Yang paling berdampak adalah irama jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.
Saat sampai di restoran, Ethan memberikan kesempatan pada Olivette untuk melingkarkan tangannya kepadanya. Sayang, Ethan terkejut saat mendapatkan penolakan itu.
"Maaf, Tuan Ethan. Hubungan kita belum sejauh itu. Kuharap Anda mampu memahamiku lebih jauh lagi," tegas Olivette.
Malu? Tentu saja. Ethan lupa kalau mereka baru akan bertunangan beberapa hari lagi. Ethan kemudian mengembalikan tangannya seperti biasa. Satu tangannya lagi memegang berkas yang sudah disiapkan oleh Bella.
"Baiklah, Nyonya. Aku minta maaf."
Mereka kemudian masuk ke ruangan VVIP yang sudah direservasikan atas nama Ethan. Rupanya Vincent dan istrinya baru saja tiba di sana. Saat melihat kedatangan Ethan, pasangan suami istri itu berdiri menyambut klien bisnisnya.
Ada yang berbeda dari tatapan Vincent dan juga istrinya. Bukan kepada Ethan, melainkan wanita yang ada di sebelahnya.
"Sayang, itu bukan istri Tuan Ethan. Aku sudah bertemu dengan Wileen beberapa kali," bisik Grace.
"Iya, Sayang. Orang yang berbeda," balas Vincent dengan suara lirih.
"Maaf, Tuan Vincent. Kami baru saja sampai. Tidak terlambat, kan?" tanya Ethan sedikit basa-basi.
"Tidak, Tuan. Justru Anda langsung berutang penjelasan padaku. Apakah ini sekretaris baru Anda? Bukankah biasanya bersama Nyonya Bella?" tanya Vincent.
"Perkenalkan Nyonya Olivette. Calon tunanganku!" ucap Ethan penuh percaya diri.
Vincent dan Grace berpandangan. Mereka kemudian mengambil kesimpulan bahwa pernikahan Ethan dengan Wileen sudah gagal.
"Grace Mackenzie, Nyonya." Grace mengulurkan tangannya.
Olivette menyambut uluran tangan wanita yang sama berkelasnya itu. "Olivette Phoenix."
Vincent seperti tidak asing dengan nama itu. Phoenix adalah pengusaha kaya raya yang selalu menyembunyikan identitas putrinya.
"Apakah kau putri Tuan Zion?" tanya Vincent saat mengingat pria paruh baya itu.
"Iya. Aku putrinya," jawab Olivette dengan suara yang begitu lembut.
Ethan mempersilakan mereka duduk. Ethan dan Vincent melakukan meeting terlebih dahulu. Barulah mereka menikmati makan siang bersama. Kesepakatan hari ini begitu mudah karena suasana sedang santai dan sangat menyenangkan. Terlebih saat Vincent tahu kalau Ethan memang sudah bercerai.
"Nyonya Olivette, kurasa kita bisa pergi berbelanja bersama hari ini," usul Grace.
Olivette menoleh ke arah Ethan. Sepertinya dia meminta persetujuan dari calon tunangannya itu.
"Pergilah! Kau perlu bersenang-senang sebelum pertunangan berlangsung," ucap Ethan.
"Sayang, kau jangan kecewakan Nyonya Olivette," pesan Vincent.
"Tentu, Sayang. Mari, Nyonya!"
Sebelum pergi, Grace memberikan kecupan manis pada suaminya. Hal itu dilakukan dengan cara yang sangat baik sehingga membuat Ethan melirik ke arah Olivette.
Olivette berpura-pura tidak tahu. Sebenarnya dia paham kode yang ditunjukkan Ethan padanya. Namun, dia mencoba masa bodoh. Hal itu akan sangat sulit dilakukan saat Olivette belum bisa mencintai Ethan.
"Kau beruntung, Ethan," puji Vincent saat para wanita sudah pergi.
"Maksudmu?"
"Aku kenal baik Tuan Zion. Olivette itu bagaikan permata yang disembunyikan. Bahkan, aku tidak tahu dia sudah menikah atau belum," ungkap Vincent.
"Dia janda dari Will Wesly. Kau pasti mengenalnya."
Vincent memang tahu, tetapi dia tidak pernah menjalin hubungan kerjasama dengannya. Dia hanya tahu bahwa tempat untuk menjalankan bisnis yang tepat adalah dengan Ethan, rekannya saat berada di universitas.
"Aku tahu, tetapi aku tidak ada hubungan bisnis apa pun. Oh ya, sekali lagi kau sangat beruntung, Ethan. Sebagai pria normal, kalau wanitanya secantik Olivette, aku pun akan tergoda," canda Vincent.
"Apakah aku perlu merekamnya kemudian menunjukkan itu pada Grace?" balas Ethan.
"Ck, tenang saja. Aku tidak akan jadi perebut istri orang. Apalagi itu akan menjadi istri teman terbaikku. Jangan lupa undang kami dalam acara pertunanganmu itu. Kalau perlu, undang aku pada saat kalian menikah. Aku akan memberikan hadiah istimewa untuk kebahagiaan kalian," janji Vincent.
Jangan salah. Hadiah pemberian Vincent akan menjadi kejutan yang menggetarkan siapa pun yang melihatnya. Itu sudah pernah dilakukan olehnya pada saat pernikahan Ethan dengan Wileen beberapa tahun yang lalu.
...🌾🌾🌾...
Sambil menunggu update, jangan lupa mampir ke karya keren teman Emak. Jangan lupa tinggalkan jejaknya ❤️
baru baca aja udh esmosi akuuuu😡