Pangeran Dingin & Siluman Rubah

Dan kini tersisa Furkada dan Kang Fa, sepeninggal Incaru tidak ada yang memulai pembicaraan

Namun Furkada akhirnya membuka suara terlebih dahulu "Bagaimana keadaan nya?"

Mendengar pertanyaan itu Kang Fa menatap

"Bagaimana keadaan anak itu?" tanya nya lagi

"Pangeran dalam keadaan baik, dia sangat tangkas dalam menerima pelajaran yang guru Rong ajarkan"

Mendengar itu Furkada bernafas lega

"Syukur lah jika ia tidak kesulitan dalam pelajaran"

Kang Fa menatap sang raja "Yang mulia, sampai kapan anda harus melakukan ini?"

"Entahlah Kang Fa, yang jelas aku harus melakukan, demi Incaru dan Yu Lan, aku tidak mau Yu Lan menikah dengan putri perdana menteri"

"Apa maksud anda yang mulia, apa perdana menteri Yang sudah mulai bergerak?"

Furkada terdiam entah apa yang dipikirkan nya

...Pangeran Yu Lan (kecil)...

Sedangkan saat ini Pangeran Yu Lan sedang bersama dengan guru Rong

"Paman, kenapa aku tidak seperti anak yang lain" sambil menatap anak anak yang lewat bersekolah di sebuah sekolah umum sederhana

"Maksud tuan muda, apa maaf paman tidak mengerti"

Yu Lan menatap sang paman "Paman aku ingin seperti mereka belajar bersama dengan yang lain"

Mendengar penuturan dari bocah 12 tahun ini, membuat Rong tersenyum

"Apa anda ingin belajar dengan mereka tuan muda?"

"Yaa aku mau paman, apakah kau memperbolehkan nya?" tanya Yu Lan antusias

Guru Rong mengangguk

Melihat sang guru memperbolehkan nya

"Terima kasih paman terima kasih" ucapnya senang

"Tapi tuan muda, anda harus minta izin terlebih dahulu pada ayah dan ibu mu"

"Baik lah paman"

"Baiklah sekarang kita mulai belajar yaa"

Pangeran Yu Lan mengangguk dan mereka pun mulai belajar dan mengajar.

Dan tanpa mereka berdua sadari jika seorang pemuda menatap kearah Yu Lan sambil tersenyum

"Akhirnya aku bisa melihat mu adikku, aku bersyukur kau di kelilingi oleh orang orang yang sangat baik dan memperhatikan mu"

Saat ini pangeran mahkota Incaru sedang berjalan jalan dengan salah satu pengawal pribadi nya

"Yang mulia itu, apakah pangeran Yu Lan?"

"Hn, benar itu adikku"

"Yang mulia, mengapa anda tidak menghampiri beliau?" tanya sang pengawal

Sambil menggeleng Incaru berkata "Aku tidak bisa Wang, kau tahu kan bagaimana ayahanda"

Wang terdiam, pria itu tahu bagaimana Furkada saat itu bagaimana pria itu begitu membenci pangeran.

Flashback

Saat itu Pangeran Incaru sedang berusaha meminta izin pada sang ayah untuk bertemu dengan Yu Lan

"Ayahanda, aku mohon berikan aku izin untuk melihat adik bayi"

"Incaru! bisakah kau tidak mengungkit anak sial itu! Kau tahu dia akan menjadi penyebab gagal nya kau naik tahta"

Mendengar itu Incaru menatap tidak suka "Ayah! Bisakah kau tidak mengatakan kata kata tidak pantas untuk adikku?"

Mendengar itu Furkada membuang muka

"Aku tidak mau tahu ayahanda di izinkan atau tidak aku akan menemui Yu Lan"

Setelah mengatakan itu Incaru pun pergi

Furkada yang melihat itu pun hanya menghela nafas lelah

Ming Xi yang mendengar perdebatan itu pun menangis "Nak, kenapa ayahmu sangat keterlaluan, dia begitu jahat terhadap adikmu"

"Ibunda, kau harus sabar ya, setidaknya walaupun kita tidak bisa menghampiri nya, kita bisa melihat nya dari jauh"

Sungguh miris memang seorang ibu kandung tidak bisa memeluk putra hanya karena hal sepele seperti tahta yang takut di perebutkan

Dan benar saja saat ini Seorang wanita cantik sedang berdiri tidak jauh dari sebuah rumah nan sederhana melihat seorang wanita yang sedang menggendong bayi

Perempuan itu menatap miris kearah Wanita.tersebut

"Andaikan saja wanita itu aku, mungkin saat ini aku bisa merawat mu dengan baik anakku"

Para dayang yang kebetulan mendengar ucapan itu pun terenyuh

Mereka pun saling tatap "Kasihan sekali yang mulia permaisuri, bayi yang menjadi hidupnya harus di berikan pada orang lain hanya karena takut tahta kerajaan jatuh ke tangan pangeran bungsu" ucap seorang dayang

Di saat mereka asyik bergosip ternyata ada seseorang yang melihat nya

"Apakah kalian dibayar untuk membicarakan orang lain" tegur orang itu

Para dayang yang ditegur langsung menunduk

"Maafkan kami tuan, kami sebenarnya bukan bergosip tapi kami kasihan melihat yang mulia permaisuri saat melihat bayi yang di asuh nyonya Wei"

"Kalian benar, tapi siapa kita, walaupun kita ingin pangeran berkumpul dengan ibundanya tapi raja melarang permaisuri Ming Xi bertemu dengan pangeran"

Namun saat itu Wei menatap wanita itu dan langsung menghampiri nya

"Yang mulia akhirnya anda datang, anda tahu dia juga merindukan Ibunda nya"

Mendengar itu Ming Xi tersenyum bahagia, ia sempat tidak percaya dengan apa yang dikatakan

"Benarkah Wei La, apa benar jika pangeran mencari ku"

Wei La mengangguk "Benar yang mulia"

Wei La pun menyerahkan bayi mungil itu pada Ming Xi

Wanita itu menerima bayi itu dengan hati hati

"Putra ku sayang, kau pasti haus ya"

Ming Xi pun menyusui sang anak, dan tanpa sadar air mata wanita itu menetes "Maafkan aku nak, aku tidak bisa sepenuhnya bisa menjadi yang baik hiks~ maaf maafkan aku nak" ucapnya sambil menangis

Wei La yang melihat sang permaisuri menangis ia pun miris

Kasihan sekali yang mulia walaupun dia melahirkan seorang anak, namun ia tidak bisa melihat tumbuh kembang pangeran, sedangkan aku

Sambil mengusap air mata nya yang tidak sengaja jatuh

Aku sampai sekarang belum di karuniai anak, apakah ini adalah kehendak dewa