Li Fei Yang adalah seorang anak berusia 8 tahun yang lolos dari maut, akibat rombongannya di serang oleh sekelompok perampok bertopeng.
Li Fei Yang yang lolos dari maut tanpa sadar membawa langkah nya ke suatu lembah.
Di mana dia bertemu dengan dua orang sakti sedang bertempur dengan sengit.
Li Fei Yang yang bermaksud baik ingin melerai kedua orang tersebut.
Malah terseret dalam pusaran tenaga kedua orang itu. Secara ajaib kedua tenaga raksasa itu tersedot dan berpindah ke dalam tubuh Li Fei Yang.
Kedua orang yang kehabisan tenaga, setelah menceritakan masa lalu mereka dan menerima Li Fei Yang sebagai murid mereka.
Kedua orang itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir mereka sambil tertawa gembira.
Li Fei Yang sendiri sangat tersiksa dengan kedua kekuatan yang saling bertentangan di dalam tubuhnya.
Akhirnya pingsan tidak sadarkan diri ditempat tersebut.
Bagaimana kelanjutan nasib Li Fei Yang Si Bocah yang lolos dari maut, menemukan berkah Kekuatan dahsyat tak terhingga, tapi justru membawa petaka besar bagi dirinya.
Silahkan ikuti petualangan Li Fei Yang di PENDEKAR API DAN ES
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MING2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MELEWATI JEMBATAN PENGHUBUNG
"Guru pernah menjelaskannya secara garis besarnya, untuk perinciannya aku juga tidak begitu tahu."
ucap Fei Yang apa adanya.
"Apa yang kamu ketahui soal pertandingan tersebut. ?"
Fei Yang pun menjelaskan apa yang dia ketahui, dari guru Yi Han.
Selesai mendengarkan cerita Fei Yang, Li Sian Sian baru berkata,
"Yang guru Yi Han ceritakan memang tepat, tapi ada satu hal yang tidak kamu ketahui.."
Li Sian Sian menghentikan kalimatnya yang menggantung, ingin mengundang reaksi Fei Yang.
Benar saja, Fei Yang langsung menoleh menatap kearah Li Sian Sian dengan penuh rasa ingin tahu.
"Apa itu kak..?"
tanya Fei Yang tidak bisa menahan rasa penasarannya.
Li Sian Sian terlihat tersenyum dan kemudian melanjutkan ceritanya,
"Yang ikut turun tanding bukan hanya murid junior saja, tapi murid senior juga termasuk, bahkan kami berempat pun akan ikut bertanding."
Fei Yang sangat terkejut dan kaget mendengar ucapan Li Sian Sian.
Dia menatap Li Sian Sian dengan penuh rasa ingin tahu.
Li Sian Sian kembali melanjutkan.
"Memang pada awalnya adalah mulai dari beberapa murid junior andalan kami berempat."
"Hingga murid andalan terbaik kami, baru terakhirnya di tutup dengan pertandingan kami berempat."
"Tapi untuk pertandingan kami berempat, tidak terbuka untuk umum hanya di saksikan oleh guru Yi Han saja.."
"Untuk memberi penilaian dan memutuskan siapa yang terbaik.."
"Dari semua pemenang yang terbaik, masing masing akan diijinkan masuk dan belajar di dalam gua terlarang."
"Di sana selain ukiran, masih ada satu kitab tanpa tanding, yang diperbolehkan kepada para pemenang untuk melihat dan mempelajari isinya.."
Fei Yang mendengarkan hingga melongo, tidak menyangka di balik cerita guru nya, ternyata masih ada cerita semenarik ini sebagai lanjutan nya.
Fei Yang sesaat kemudian kembali bertanya,
"Lalu siapa di antara kakak berempat yang selalu menjadi pemenangnya ?"
Li Sian Sian tersenyum dan berkata,
"Dulu sih selalu kakak seperguruan pertama dan kedua yang selalu menang.."
"Tapi semenjak mereka berdua pensiun, satu pergi jaga makam dan yang lainnya pergi jaga tempat hukuman.."
"Sejak saat itu, kami berempat selalu berimbang, sehingga tidak ada yang pernah mengunjungi gua, maupun melihat buku tersebut.."
Fei Yang menatap heran dan berkata,
"Jadi maksudnya selain kakak berempat, Fei Yang masih memiliki 2 kakak seperguruan lainnya, yang belum pernah Fei Yang temui ."
Li Sian Sian mengangguk sambil tersenyum lembut.
"Kapan Fei Yang bisa bertemu dan belajar dari mereka.."
tanya Fei Yang penuh antusias..
"Kalau hal itu kakak tidak tahu, itu mungkin tergantung dengan jodoh kalian."
"Bila berjodoh, suatu hari Fei Yang pasti akan bisa bertemu dengan mereka berdua.."
ucap Li Sian Sian.
Fei Yang mengangguk dan berkata,
"Kami tinggal di gunung yang sama, aku juga tahu tempat tinggal mereka, kelak bila ada waktu Fei Yang pasti akan mengunjungi mereka."
"Fei Yang akan menyampaikan salam hormat Fei Yang pada mereka berdua."
"Kak Sian Sian bagaimana menurut kakak tentang sifat kedua kakak seperguruan kita itu..?"
tanya Fei Yang ingin tahu.
Li Sian Sian tersenyum dan berkata,
"Kamu boleh tenang Fei Yang, kakak pertama adalah orang bijak kedua setelah guru, dia sangat ramah sabar dan bijak.."
"Sedangkan kakak kedua adalah seorang yang lucu jenaka dan selalu melihat kehidupan sebagai kegembiraan.."
Sambil berjalan dan mengobrol, akhirnya mereka berdua tiba di jembatan rantai baja, yang menghubungkan puncak gunung Xuan Wu ke lereng gunung Xu.
Setiap puncak gunung yang mengelilingi puncak gunung Xu dari empat arah, masing-masing seperti Naga biru , harimau putih, Phoenix api dan Xuan Wu.
Setiap puncak Gunung tersebut masing-masing terhubung dengan lereng gunung Xu, menggunakan seutas tali baja yang kini ada di hadapan Fei Yang.
Di dekat ujung tali rantai baja penghubung, terlihat ketiga murid utama Kim Lan Kim Mei dan Kim Fang.
Selain mereka bertiga, Fei Yang juga melihat kehadiran Ye Hong Yi, yang sangat mengundang rasa penasaran nya itu.
Fei Yang buru buru maju memberi hormat dan berkata.
"Fei Yang menghaturkan salam kepada kakak bertiga, apa kabar ? apakah kakak bertiga dalam keadaan sehat dan baik..?"
Ketiga gadis itu tersenyum lembut dan Kim Lan yang mewakili kedua saudaranya pun berkata, sambil membalas penghormatan diikuti Kim Mei dan Kim Fang.
"Paman guru terlalu sungkan, membuat kami jadi tidak enak hati.."
"Seperti yang paman guru lihat, kabar kami sangat baik dan sehat.. terimakasih banyak atas perhatiannya, paman guru Fei Yang.."
Fei Yang mengangguk dan membalas penghormatan ketiga gadis itu.
Lalu Fei menoleh kearah Ye Hong Yi, dan sambil tersenyum dia memberi hormat sambil berkata,
"Bagaimana dengan nona ? apakah nona dalam keadaan baik-baik saja..?"
Ye Hong Yi mendengus kesal, sambil membalikkan badannya memunggungi Fei Yang.
Di dalam hati Ye Hong Yi berkata,
"Cerewet,.. heran ada pria yang se ceriwis dan secerewet ini di dunia.."
"Dasar muka tembok, tidak tahu malu.."
"Melihatnya saja bikin mual, sungguh menjijikkan.."
Tapi di mulutnya dia hanya berkata setengah mendumel,
"Hari ini sebenarnya sangat baik tadinya, tapi kini semua berubah menjadi buruk.."
"Guru maaf, kakak Kim,.. Hong Yi jalan duluan.."
ucap Hong Yi,
Kemudian dengan ringan, tubuh Hong Yi melayang keatas jembatan tali rantai baja.
Dia dengan ringan hinggap di atas rantai tersebut.
Setiap dia menotolkan kakinya, diatas rantai dengan ringan.
Tubuhnya akan langsung melayang ringan kearah depan, seperti seekor burung merah besar sedang terbang melayang.
Hong Yi terlihat semakin anggun dan cantik, dengan jubah pakaian dan rambutnya yang berkibar-kibar, saat tubuhnya sedang melayang di udara.
Fei Yang sampai melongo melihatnya, dia menjadi semakin kagum dengan gadis itu.
Meski gadis itu setiap mereka bertemu, tidak pernah sekalipun bersikap ramah padanya.
Tapi setiap melihat Hong Yi tidak tahu kenapa semua perlakuan buruk gadis itu padanya, seolah tersapu angin hingga bersih.
Li Sian Sian hanya tersenyum melihat sikap Fei Yang maupun Hong Yi.
Dia tidak ikut campur maupun menegur Ye Hong Yi.
Dia sangat mengenali sifat muridnya ini, bila dia menegurnya, bukannya dia semakin hormat dengan Fei Yang.
Dia malahan akan semakin membenci dan tidak menyukai Fei Yang.
Oleh karena itu dia memilih mendiamkannya saja.
Membiarkan hubungan mereka berdua berkembang dengan sendirinya, secara wajar tanpa perlu turut campur tangan.
"Ayo Fei Yang kita ikut menyeberang, kamu bisa kan menyeberangi jembatan ini..?"
tanya Li Sian Sian sebelum bergerak menyusul ke 4 muridnya yang sudah menyeberang lebih dulu.
Fei Yang mengangguk kecil dan berkata,
"Saya akan mencobanya, kak.."