Apa yang ada dipikiranmu saat mendengar kata ALIEN?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MGA - Manipulasi
Suara sirene polisi terdengar dimana Blue dan Naku berada sekarang. Rupanya setelah Blue pergi dari rumah Emily, dia menghubungi polisi karena merasa Blue semakin aneh apalagi bisa membaca pikirannya.
“Tidak, tidak!“ Naku mulai panik saat beberapa mobil polisi sudah berhenti.
Lain dengan Naku, Blue mulai siaga. Dia berpikir para polisi itu akan memperlakukannya seperti yang Profesor Langdon lakukan padanya.
“Angkat tangan kalian!“
Para polisi disana menodongkan senjata dan itu membuat Blue semakin terancam. Dia mulai mengeluarkan kemampuannya yang membuat para polisi disana terpental satu sama lain.
“Blue, tenang!“ Naku berusaha membujuk pacarnya yang tak terkendali.
“Mereka akan menyakitiku!“ geram Blue yang mengindahkan perkataan Naku.
Blue semakin mendekati para polisi dan berusaha menghancurkan mobil-mobil polisi disana hanya dengan memikirkannya.
“Kalian tidak akan bisa menyakitiku lagi!“ ucap Blue bersamaan dengan mobil disana mulai bergerak dan peyok lalu saling beterbangan menghantam satu sama lain.
Melihat hal seperti itu, para polisi yang sebelumnya terpental tanpa ragu menembakkan senjata mereka tapi mereka dibuat semakin terkejut karena peluru-peluru berhenti tepat di wajah Blue lalu peluru-peluru itu langsung terjatuh ke tanah.
Naku langsung berlari mendekati para polisi dan berusaha meyakinkan mereka.
“Tolong jangan menembakkan senjata kalian lagi, itu akan membuatnya ketakutan!“ ucapnya. “Biar aku yang membujuknya!“
Naku berbalik untuk mendekati Blue lagi tapi Blue memundurkan badannya.
“Ay__ tidak apa-apa! Kita beli cheese burger. Apa kau mau?“ bujuk Naku.
Blue menggeleng dengan lelehan air mata. “Aku mau pulang!“
“Hei, bukankah kau ingin making love? Jika kau kembali bagaimana kita bisa bercinta?“ bujuk Naku lagi yang merasa syok Blue meminta pulang ke asalnya.
“Apa kita bisa bercinta sekarang?“ tanya Blue kemudian. “Tidak kan! Kau hanya menyuruhku bersabar dan menunggu sampai menikah!“
“Itu aturan Bumi yang tidak aku sukai!“
Sepertinya Naku membujuk Blue dengan cara yang salah. Dia ingin membujuknya dengan cara lain tapi memang Blue hanya terobsesi pada dirinya tidak ada yang lain jadi Naku mengalami dilema.
Dan hal itu bisa dibaca oleh Blue disana tanpa Naku berbicara.
“Ayang__ aku akan pergi!“ ucap Blue kemudian.
Dia akan melepas Naku, karena Blue menyadari jika terus bersama Naku, dia akan menjadi beban berkepanjangan. Naku tidak akan pernah bisa menjalani hidupnya seperti apa yang Naku inginkan.
“Ay__“ mulut Naku langsung terkunci tidak bisa berbicara lagi karena Blue melakukan tahap memanipulasi pikiran.
Kini Blue memanipulasi Naku untuk tidak bisa bicara dan bergerak dari tempatnya bersamaan dengan para polisi disana. Setelah itu, dia mendekat dan langsung mengecup bibir Naku.
“Selamat tinggal,“ ucapnya lirih. Lalu Blue berjongkok dengan wajah yang sejajar dengan resleting celana Naku.
“Aku sangat ingin melihatmu dan memegangmu tapi sepertinya keinginan itu tidak akan bisa aku dapatkan!“ sambung Blue yang mengucapkan salam perpisahan pada timun emasnya.
Blue menjauhi tempat itu, tujuannya sekarang adalah mencari Profesor Langdon supaya bisa menyembuhkannya.
Saat Blue sudah pergi, kesadaran Naku sudah kembali. Dia langsung mengatur nafasnya dan mencoba mengejar Blue yang sudah tidak terlihat.
“Blue__ jangan pergi! Jangan tinggalkan aku!“ teriaknya.
Tapi sayang, Blue sudah hilang entah kemana. Disaat Naku kalut disitu juga Naku langsung diborgol oleh polisi.
“Ikut kami!“
Naku diseret dan akan dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.
“Aish, mobil kita hancur!“
