Pecinta jenre sekolah,geng motor dan perjodohan yuk mampir.
Kalo biasanya ketos itu cowok tapi disini ketos itu cewek.
Bagaimana jadinya bila ketua OSIS itu cewek apalagi setelah bertemu cowok dingin yang narsis plus anak geng motor.
penasaran dengan ceritanya yuk baca.
karya pertama author semoga suka maaf bila ceritanya berbelit belit dan banyak typo. minta saran dan masukannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adhilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 28
"Bagaimana para saksi?"tanya pak penghulu kepada para saksi.
"....."
Hening tidak ada jawaban dari semua orang.
"Bagaimana para saksi, Sah?"tanya pak penghulu lagi karena tidak ada jawaban dari semua orang.
"S-SAH."ucap linglung semua orang.
Mereka semua melongo saat mendengar mas kawin yang di berikan Vano. Tidak jauh beda dengan orang orang, Vanya pun syok saat mendengar mas kawin itu. Bagaimana tidak kaget, mas kawin yang di berikan Vano itu sangat banyak, mungkin bila di buat beli cendol sampai bisa dibuat untuk mandi itu cendolnya.
Vanya pun senang tapi bukan senang karena nominal mas kawin yang di berikan Vano, Vanya senang karena dia pikir Vano sudah mulai ada rasa. Karena gak mungkin kan Vano mau memberikan sebagian hartanya untuk seseorang kalau tidak ada rasa.
"Alhamdulillah...."doa yang dipimpin pak penghulu.
"Mempelai wanita silahkan mencium tangan mempelai pria."
"Begitu pun mempelai pria silahkan mencium kening mempelai wanita."Suruh pak penghulu.
Vanya yang sedari tadi tidak menghadap ke arah Vano pun memberanikan diri untuk menghadap Vano dan meraih tangan kanan Vano untuk di cium-nya.
Vano pun menatap ke arah Vanya dengan muka datarnya. Vano mengulurkan tangannya ke arah Vanya, dia pun memajukan mukanya untuk mencium kening Vanya.
Di tengah-tengah adegan mesra kalau menurut orang orang yang melihatnya Vano berbicara dengan lirih kepada Vanya.
"Lo jangan ke pede-an, gw ngasih mas kawin banyak buat lo itu karena di suruh papa gw."
JEDUAR
Bagai di sambar petir di siang bolong hati Vanya serasa jatuh sejatuh jatuhnya. Di saat Vanya dibuat melayang sampai atas awan tapi baru sampai di lapisan langit pertama, Vanya sudah di hempaskan ke dalam jurang yang amat sangat dalam. Satu kata buat mewakili perasaan Vanya SAKIT.
Vanya pun hanya tersenyum kecut mendengarnya.
"Iya aku paham kok."balas Vanya lirih.
"Bagus kalau lo paham."jawab Vano.
Acara ciuman itu pun berakhir. Sekarang mereka sudah berada di atas pelaminan untuk melaksanakan acara sungkeman kepada kedua orang tua mereka.
Pertama mereka sungkem ke orang tua Vanya dan di lanjut ke orang tua Vano.
"Ma, maafin Vanya ma. Selama ini Vanya belum bisa jadi anak yang baik buat mama."ucap Vanya sambil mencium kedua tangan mamanya.
"Hey, kamu itu anak terbaik mama. Sekarang kamu sudah menjadi istri, kamu yang nurut ya sama suami kamu."
"Iya ma, Vanya bakal Menjalankan tugas seorang istri dengan baik."Jawab Vanya.
"Vano papa titip anak papa ya. Kamu jagain Vanya, kalau Vanya buat salah kamu tegur saja jangan sampai main tangan. Kalau kamu sudah bosan dengan anak papa, kamu kembalikan Vanya dengan cara baik baik kepada papa ya." Petuah papa Wijaya sambil mengelus kepala Vano yang sedang mencium tangannya.
"Baik pa, Vano janji bakal jagain Vanya dengan baik."janji Vano yang entah nanti Vano langgar atau tidak.
Setelah itu mereka tukaran tempat Vano ke mama Vani dan Vanya ke papa Wijaya.
"Papa... Hiks hiks hiks..."Tangis Vanya pecah dalam pelukan papanya.
"Hey kok nangis sih sayang gak malu kamu sama suami kamu."ucap papa Wijaya menenangkan putrinya.
"Vanya sayang papa, maafin Vanya yang selalu membuat papa marah marah."ucap Vanya.
Meskipun papa Wijaya itu sering memarahinya dan selalu mengekangnya tapi Vanya sangat menyayangi papa nya.
"Ingat meskipun kamu sudah menjadi istri kamu harus tetap belajar dengan giat, papa gak mau dengar kalau ada nilai raport merosot, oke"
"Iya papaku sayang, Vanya bakal belajar di tengah tengah kegiatan Vanya nanti sebagai istri."jawab Vanya.
"Vano mama nitip anak mama ya."ucap mama Vani.
"Iya ma, Vano bakal jagain Vanya dengan baik."jawab Vano.
Setelah selesai dari orang tua Vanya mereka pindah ke orang tua Vano.
"Vano, papa percaya kamu gak bakal bikin malu papa, kamu harus jagain Vanya dengan benar dan bahagiakan dia dengan benar."ucap papa William kepada anaknya.
"Iya pa."jawab Vano ogah ogahan.
Vano memperlihatkan ekspresi aslinya yang dari tadi vano tutupi di depan orang tua Vanya.
"Bagus."balas papa William.
"Vanya akhirnya kamu jadi menantu mama."ucap mama Fara girang.
"Iya ma."jawab Vanya sambil tersenyum canggung.
mereka pun pindah posisi seperti tadi waktu bersama kedua orang tua Vanya.
"Vano kamu harus jagain menantu kesayangan mama, bahagiakan dia seperti kamu menjaga dan membahagiakan mama."ucap mama Fara pada anaknya.
"Iya ma, Vano bakal jagain menantu kesayangan mama."ucap Vano lembut.
"Pa..."ucap Vanya.
"makasih ya kamu sudah mau menerima Vano. Nanti kalau Vano kasar sama kamu, kamu bilang sama papa biar papa kasih dia pelajaran."
"Iya pa nanti Vanya kasih tau papa."jawab Vanya.
Setelah itu mereka melanjutkan acara. Mereka menyambut para tamu yang hendak mengucapkan selamat kepada mereka.
Acara pernikahan pun selesai. Mereka semua kembali pulang kecuali mama papa Vanya dan Vano, juga kedua mempelai mereka menginap di kamar hotel yang telah di sediakan.
Vano berjalan menuju kamar hotelnya di ikuti Vanya yang mengekor di belakangnya.
Vano membuka pintu dan masuk di ikuti Vanya di belakangnya yang ragu untuk memasuki kamar ini.
Vanya pun berhenti di tengah tengah pintu, dia bingung antara masuk apa enggak.
"Lo masuk apa gak, kalau enggak gak usah berdiri di depan pintu gw mau istirahat."ucap Vano yang mengagetkan Vanya.
"Eh i-iya.."ucap Vanya gugup.
Vanya pun masuk ke dalam. Saat di dalam kamar Vanya bingung mau melakukan apa. Sebenarnya Vanya mau mandi tapi masih ada Vano, akhirnya Vanya memutuskan untuk duduk di depan meja rias untuk membersihkan make up pengantinnya.
Celek
Suara pintu kamar mandi terbuka dan keluar lah Vano.
Glek
Vanya menelan ludahnya kasar saat melihat Vano yang keluar dari kamar mandi melalui pantulan cermin yang ada di depannya. Vano keluar dengan santainya tanpa rasa malu hanya menggunakan handuk yang melilit pinggangnya hingga menampilkan perut ABS nya dan rambut basah yang acak acakan menambah kadar ketampanannya.
"Wow gilak roti sobek. Selama ini aku hanya melihat di drakor, ternyata begini bentuk aslinya. Aduh rambutnya pakai berantakan segala lagi. jadi makin sexy kan."suara dalam hati Vanya sambil melamun memperhatikan Vano.
Vano yang sadar telah di perhatikan Vanya pun berhenti melakukan kegiatannya mengambil pakaian di dalam koper dan menatap Vanya.
"Ngapain lo natap gw kayak gitu. kenapa gw sexy ya?"ucap Vano.
"Eh. En-enggak kok siapa juga yang natap kamu orang aku lagi mikirin tamu tamu yang hadir tadi banyak banget."kilah Vanya.
"Halah ngaku aja deh lo kalau lo terpesona kan sama badan sexy gw."
"Alasan lo itu gak logis banget mana ada tamu banyak, orang tamunya tadi cuma sedikit."
"Eeemmm... Aku mau mandi dulu."ucap Vanya karena mukanya sudah memerah kayak kepiting rebus.
Vanya pun berlari ke arah kamar mandi tidak lupa membawa pakaian ganti. Kalian jangan berharap ada adegan Vanya lupa bawa baju ganti terus minta tolong ambilkan Vano. Atau adegan Vanya tidak bisa membuka gaun pengantinnya trus meminta bantuan Vano. Jangan harap oke.
Vano yang melihat kelakuan Vanya pun hanya mengangkat bahunya acuh dan melanjutkan kegiatannya, setelah itu Vano menuju ranjangnya dan duduk bersandar di atas ranjang sambil memainkan ponselnya.
Celek
Vanya keluar dari kamar mandi dengan piyama tidurnya. Vanya bingung dia harus tidur di mana, Sedangkan di kamar ini hanya ada satu ranjang saja.
"Lo ngapain diam di situ. Lo gak ngantuk."ucap judes Vano.
"Eemm.. aku tidur di mana?"
"Pakek nanya lagi, tidur ya di ranjang sini. Tapi kalau lo gak mau sih ya tinggal tidur di lantai, gw mah ogah."ucap Vano sambil menepuk ranjang yang kosong di sebelahnya.
"T-tapi..."
"Gak usah takut sama gw. Gw juga gak bakalan sentuh lo."
"Nih kita taruh guling di tengah tengah."sambil menempati guling di posisi tengah tengah ranjang.
"Baiklah kalau gitu. Tapi ingat ya kamu gak bakal sentuh akau."
"Kalau gw sentuh lo juga gapapa kali orang udah sah juga."ucap gumam Vano yang terdengar samar-samar.
"Kamu bilang apa?"tanya Vanya yang tidak mendengarkan dengan jelas perkataan Vano.
"Gw gak ngomong apa apa kok. Udah aah gw mau tidur."kilah Vano sambil merebahkan tubuhnya membelakangi posisi tidur Vanya.
Vanya yang melihat itu pun hanya bisa menghela nafas dan berjalan ke arah meja rias untuk memakai krim malamnya.
Setelah itu Vanya merebahkan tubuhnya di samping Vano yang hanya di batasi oleh guling di tengah tengah mereka.
Vanya belingsetan gak jelas karena dia tidak bisa tidur hingga menimbulkan ranjang itu bergerak.
"LO BISA DIAM GAK."Bentak Vano karena mereka tidurnya keganggu tanpa menatap ke Vanya.
Vanya yang mendengar itu pun diam dan memejamkan matanya agar bisa tertidur meskipun agak susah.
Akhirnya mereka tertidur dengan nyenyak.
***
Matahari mulai menampakkan wajahnya di ufuk timur. Kicauan burung burung yang berterbangan di luar sana dan hawa dingin yang menyelimuti pagi ini. Membuat seseorang enggan untuk beranjak dari tempat tidur.
Sepasang mata sayup-sayup mulai terbuka dan berusaha untuk melihat keadaan sekitar dan....
"Aaaaaa..."
***
...Hay maaf ya baru up kemaren kemaren aku sibuk 🙏😁...
...Jangan lupa tinggalkan jejak ya gaes 😁...
Follow Ig author:@adhilla_021
Cus Aq baca deh....
ceweknya pas