NovelToon NovelToon
Dijodohin Dengan Kepala Desa

Dijodohin Dengan Kepala Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: komurolaa

Ketika Olivia, gadis kota yang glamor dan jauh dari agama, dipaksa menikah dengan Maalik—kepala desa yang taat, dunia mereka berbenturan. Tapi di balik tradisi, ladang, dan perbedaan, cinta mulai tumbuh… pelan-pelan, namun tak terbendung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon komurolaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[ BAB 10 ] Resleting dan Subuh

Olivia terbangun dari tidur singkatnya. Sejak pukul sebelas malam, ia tak sadarkan diri karena kelelahan. Gaun malam berkilau masih melekat di tubuhnya, make up di wajahnya pun belum tersentuh. Pandangannya mengarah pada kakinya—baskom di kakinya sudah tak ada. Rupanya Maalik telah memindahkannya.

Ia mengerjap beberapa kali, mencoba menyingkirkan sisa kantuk yang masih menempel di kelopak matanya. Perlahan tubuhnya terangkat, hingga ia duduk bersandar pada sandaran ranjang.

Dari posisinya itu, pandangannya langsung tertuju pada sosok Maalik yang terbaring di sofa panjang nan mewah di sudut ruangan.

Namun, jelas terlihat bahwa tubuh tinggi dan bidang lelaki itu tidak sepenuhnya tertampung di sana. Kedua kakinya tertekuk dengan posisi agak canggung, seolah sofa itu terlalu pendek untuk menampungnya. Satu lengannya dijadikan alas kepala, menggantikan bantal, sementara lengan lainnya terkulai begitu saja di sisi tubuhnya. Rambutnya sedikit berantakan, dan wajahnya tampak tenang, seakan dunia luar tak sanggup menembus lelap tidurnya.

Pemandangan itu membuatnya tanpa sadar menahan napas sejenak, antara kagum dan iba melihat Maalik yang harus tidur dengan kenyamanan seadanya.

Olivia mencoba membuka resleting gaunnya. Tangannya meraba ke belakang, berusaha menjangkau.

Tidak bisa.

Ia menarik napas, mencoba lagi.

Tetap tidak bisa.

Tiga kali, empat kali, berkali-kali. Ujung kukunya mulai sakit, bahunya pegal, dan napasnya memburu. Gaun itu seperti menolak untuk dilepas. Ia menatap pantulan dirinya di cermin dengan kesal. Ingin meminta bantuan Maminya, tapi Olivia yakin sang Mama pasti sudah pulang. Di hotel ini, yang tersisa hanya dirinya, Maalik, keluarga besar Maalik, dan Eyang Hadikusuma.

Dengan ragu, Olivia bangkit dari tempat tidur dan berdiri di samping sofa. Ia diam. Menatap wajah suaminya yang tenang dalam tidur. Napasnya teratur, dada bidangnya naik turun perlahan. Ia masih belum yakin—apakah ia harus membangunkan Maalik? Atau menahan diri sampai esok pagi?

Ketika pikirannya sedang penuh dengan pertimbangan, suara berat itu tiba-tiba terdengar, pelan namun jelas.

"Ada apa, Olivia?"

Suara Maalik mengejutkannya. Olivia sontak mundur selangkah. Ia mengira Maalik tertidur pulas—matanya tertutup, tubuhnya nyaris tak bergerak. Tapi ternyata lelaki itu sepenuhnya sadar akan kehadirannya.

Olivia menghela napas panjang, lalu berkata malas, "Gue nggak bisa buka resleting gaun. Bukain."

Maalik membuka matanya. Menatap wajah istrinya yang berdiri tegak dengan ekspresi setengah malas, setengah kesal. Wajah yang cantik, angkuh, dan... tampak sedikit lelah. Ia duduk perlahan, lalu bangkit berdiri.

Tanpa banyak kata, Olivia memutar tubuhnya. Gaunnya berkilau terkena cahaya redup lampu gantung kamar. Maalik menatap punggungnya yang sempit, lalu menunduk, tangannya bergerak pelan.

Resleting itu benar-benar bandel. Sangat kecil, dan gaunnya begitu pas di tubuh Olivia. Maalik harus menariknya dengan sangat hati-hati. Jemarinya menyentuh sedikit kulit hangat, membuat napasnya menahan. Perlahan, potongan punggung mulus itu mulai terlihat.

Ia beristigfar dalam hati.

Beberapa detik kemudian, resleting berhasil terbuka sampai pinggang.

"Sudah..." gumam Maalik, suara beratnya terdengar menahan.

"Okay," sahut Olivia cepat, tanpa menoleh.

Ia langsung melenggang ke kamar mandi. Langkahnya tenang, elegan, tanpa rasa canggung. Sementara Maalik hanya bisa kembali duduk di sofanya, mencoba mengalihkan pikiran yang berkecamuk.

Malam kembali tenang, hanya suara gemericik air dari dalam kamar mandi yang terdengar, dan denting halus waktu yang terus berjalan.

Pukul 04.43 dini hari. Maalik terbangun dari tidurnya di sofa ruang tengah. Meski statusnya kini sah sebagai suami Olivia, ia masih menjaga jarak. Bukan karena ragu, melainkan sebagai bentuk penghargaan. Ia tahu benar, pernikahan ini adalah beban yang berat untuk Olivia, dan ia ingin memberi ruang agar istrinya merasa aman dan nyaman.

Lantunan ayat Al-Qur’an dari masjid terdekat mengalun lirih, menembus dingin pagi yang masih menggigit. Maalik bangkit perlahan dari sofa, kemudian melangkah tenang ke arah ranjang tempat Olivia tertidur. Ia berhenti di tepi ranjang, membiarkan matanya menatap wajah perempuan yang kini menjadi istrinya.

Wajah Olivia terlihat begitu damai dalam tidurnya. Polos, tanpa riasan, dan entah kenapa, malah semakin cantik. Maalik harus mengakui dalam hati, berkali-kali, bahwa Olivia adalah perempuan dengan pesona yang sukar dijelaskan.

Ia menarik napas pelan lalu membungkuk sedikit, menyentuh bahu Olivia yang terbungkus selimut tebal.

"Olivia..." bisiknya lembut.

Tak ada reaksi.

"Olivia," ulangnya, masih dengan nada hangat dan sabar.

Olivia hanya mengerang kecil, menggeliat malas tanpa membuka mata.

"Olivia..."

Kali ini suara Maalik sedikit lebih jelas.

Dengan mata yang hanya terbuka separuh, Olivia mengerutkan dahi. "Kenapa, sih?" keluhnya dengan nada setengah kesal. Ia terlihat kelelahan dan enggan beranjak dari posisi nyamannya.

"Ayo salat dulu," ajak Maalik dengan sabar.

Namun Olivia langsung memutar badan, membelakangi suaminya. "Males, gue. Lo aja sendiri," gumamnya, masih dengan nada malas dan ogah-ogahan.

Maalik menarik napas panjang. Ia paham betul siapa Olivia. Sejak awal, ia tahu bahwa istrinya ini sangat jauh dari kehidupan beragama. Islam hanya tertera di KTP-nya, bukan menjadi jalan hidup yang dijalankan.

"Olivia..." ucapnya pelan. "Salat itu cuma sebentar. Lima menit saja. Setelah itu kamu boleh tidur lagi, ya?"

Olivia tetap bergeming.

"Olivia..."

Tiba-tiba Olivia menghentak-hentakkan kakinya di dalam selimut. "Ihhhhh!" erangnya sebal. "Lo salat aja sendiri, please. Gue capek! Gue ngantuk banget!"

Maalik memejamkan mata sejenak, mencoba menambah kesabarannya. Istrinya ini memang tidak mudah.

"Mau bangun sendiri atau saya gendong kamu ke kamar mandi, Olivia?" tanyanya kemudian. Nada bicaranya tetap tenang, tapi kali ini tak lagi selembut tadi.

Mendengar itu, Olivia sontak membuka matanya lebar-lebar dan menatap tajam ke arah suaminya. "Gue lagi menstruasi!!" serunya dengan nada tinggi.

Satu alis Maalik terangkat, ada keraguan yang tak bisa ia sembunyikan. Gerak-gerik Olivia membuatnya curiga.

Olivia memutar bola matanya dengan ekspresi malas. Ia tahu Maalik tidak sepenuhnya percaya.

Dengan jengkel, Olivia mengangkat tangannya, menunjuk ke arah nakas di samping ranjang. Maalik mengikuti arah telunjuk itu dan melihat satu bungkus pembalut tergeletak di sana.

"Sekalian lo lihat tempat sampah di kamar mandi, kalau masih nggak percaya," cetus Olivia tajam.

Maalik terdiam sesaat. Ia kemudian menghela napas dalam-dalam, menyadari bahwa ia telah salah menduga.

"Saya minta maaf," ujarnya lembut. "Sekarang kamu lanjutkan tidur, ya. Saya salat dulu."

"Yayayaya... ganggu banget, ih," gumam Olivia dengan kesal, lalu segera menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya.

Maalik hanya tersenyum tipis, lalu melangkah meninggalkan kamar. Dalam hati ia sadar, perjalanan ini akan panjang. Tapi ia sudah siap. Karena cinta, baginya, tak harus diucapkan. Cukup dibuktikan, dengan sabar yang tak pernah putus.

1
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor /Good/
komurolaa: terimakasih kak💗
total 1 replies
Gái đảm
Endingnya puas. 🎉
Hoa xương rồng
Teruslah menulis dan mempersembahkan cerita yang menakjubkan ini, thor!
komurolaa: terimalasih kak
total 1 replies
Dani M04 <3
Menggugah emosiku.
komurolaa: terimakasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!