NovelToon NovelToon
Black Rose

Black Rose

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Hamil di luar nikah / Dark Romance / Cintapertama / Konflik etika
Popularitas:601
Nilai: 5
Nama Author: Phida Lee

Cinta seharusnya tidak menyakiti. Tapi baginya, cinta adalah awal kehancuran.

Yujin Lee percaya bahwa Lino hanyalah kakak tingkat yang baik, dan Jiya Han adalah sahabat yang sempurna. Dia tidak pernah menyadari bahwa di balik senyum manis Lino, tersembunyi obsesi mematikan yang siap membakarnya hidup-hidup. Sebuah salah paham merenggut persahabatannya dengan Jiya, dan sebuah malam kelam merenggut segalanya—termasuk kepercayaan dan masa depannya.

Dia melarikan diri, menyamar sebagai Felicia Lee, berusaha membangun kehidupan baru di antara reruntuhan hatinya. Namun, bayang-bayang masa lalu tidak pernah benar-benar pergi. Lino, seperti setan yang haus balas, tidak akan membiarkan mawar hitamnya mekar untuk pria lain—terutama bukan untuk Christopher Lee, saudara tirinya sendiri yang telah lama mencintai Yujin dengan tulus.

Sampai kapan Felicia harus berlari? Dan berapa harga yang harus dibayar untuk benar-benar bebas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phida Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Dua hari berlalu bagaikan siksaan tanpa akhir. Penolakan dan pengabaian Jiya menghantam Lee Yujin dengan kekuatan yang melumpuhkan. Kesunyian yang mencekam ini, bayangan Lino yang menghantuinya, dan rasa bersalah yang tak beralasan, semuanya berpadu menjadi beban yang tak tertahankan. Yujin merasa dirinya berada di ambang kehancuran.

Pagi itu, matahari merayap masuk melalui celah tirai kamar Yujin, namun sinarnya tak mampu menghangatkan hatinya yang membeku. Dengan tekad yang membara, Yujin mengambil tindakan drastis. Ia tahu betul, Jiya memiliki kelas olahraga pagi ini, yang mengharuskannya menggunakan ruang ganti di gedung Fakultas Ilmu Olahraga. Sebuah ide nekat muncul di benaknya.

Yujin menunggu dengan gelisah di dekat pintu masuk ruang ganti yang sepi. Tempat ini adalah arena yang tak bisa dihindari Jiya, tempat di mana ia tak bisa lagi melarikan diri dari konfrontasi. Jantung Yujin berdebar kencang seiring dengan setiap detik yang berlalu.

Waktu terasa berjalan lambat. Akhirnya, sosok Jiya muncul dari balik pintu, mengenakan pakaian jogging setelah menyelesaikan kelasnya. Yujin segera menghadangnya, tekadnya bulat.

"Jiya, kita harus bicara. Sekarang juga," ucap Yujin dengan suara tegas, tak ada lagi nada memohon seperti sebelumnya. Ia mencengkeram lengan Jiya dengan erat, mencegah sahabatnya itu pergi.

Jiya tersentak kaget, ekspresi keterkejutan dan kemarahan terpampang jelas di wajahnya. Ia mencoba menarik lengannya dari cengkeraman Yujin, namun Yujin tak melepaskannya.

"Lepaskan aku. Aku tidak punya urusan apapun denganmu," desis Jiya dengan nada dingin yang menusuk. Matanya memancarkan kekecewaan yang mendalam.

"Kau harus bicara denganku, Jiya. Aku tidak bisa terus hidup seperti ini," Yujin memohon, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. "Kau sahabatku! Kau tidak bisa menghukumku tanpa memberiku kesempatan untuk menjelaskan semuanya!"

"Menjelaskan apa?" Jiya tertawa getir, tawa yang dipenuhi dengan rasa sakit dan pengkhianatan. "Menjelaskan kenapa kau mencium kekasihku di halaman belakang rumahmu? Kau sudah menjelaskannya dengan perbuatanmu, Yujin!"

Cengkeraman Yujin pada lengan Jiya akhirnya mengendur. Ia mengamati sekeliling, memastikan tak ada orang lain yang menyaksikan pertengkaran mereka. Kemudian, dengan gerakan cepat, ia menarik Jiya ke sudut koridor yang lebih gelap dan sepi, di balik tumpukan matras olahraga yang besar.

"Dengar, Jiya! Aku bersumpah, itu tidak seperti yang kau lihat!" Yujin memulai penjelasannya dengan suara serak. "Ada percikan api yang melompat dari drum pembakaran! Lino hanya meniupnya dari wajahku!"

Jiya menatap Yujin dengan tatapan penuh amarah yang tak terkendali. "Percikan api? Kau pikir aku bodoh? Kau pikir aku akan percaya dongeng murahan seperti itu?"

Jiya melangkah maju, kedua tangannya mengepal erat. "Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, Yujin! Aku melihat kalian berciuman! Aku melihat Lino menangkup wajahmu, dan aku melihat tatapan matanya! Itu bukan tatapan 'membantu'!"

Air mata mulai mengalir deras di pipi Jiya, namun itu bukanlah air mata kesedihan, melainkan air mata kemarahan yang membakar.

"Aku selalu membelamu! Aku mendukung hubunganmu dengan Christopher! Aku membelamu di depan semua orang! Dan apa balasannya? Kau menikamku dari belakang!"

Jiya membentak dengan nada yang penuh dengan kekecewaan. "Kau Pelakor! Kau tahu aku mencintai Lino! Kau tahu dia adalah segalanya bagiku! Kau tahu aku terlalu percaya padamu, dan kau memanfaatkan kepercayaanku!"

Pukulan keras dari kata 'Pelakor' itu membuat Yujin tersentak mundur. Seluruh tubuhnya gemetar hebat. Ia tak pernah menyangka Jiya akan menggunakan kata sekasar itu padanya.

"Jiya! Demi Tuhan, hentikan! Aku tidak mencintai Lino! Aku membencinya! Aku membenci semua yang dia lakukan!" Yujin berteriak histeris, air mata yang selama ini ia tahan akhirnya pecah dan mengalir deras.

"Bohong!" Jiya menggelengkan kepalanya dengan kuat. "Kenapa kau selalu menolak Lino jika kau membencinya? Kenapa kau ikut dengannya ke Sokcho? Kau bilang itu untuk Ayahnya, tapi aku tahu yang sebenarnya! Kau hanya ingin bersenang-senang dengannya di pantai!"

Jiya semakin emosional, menuduh Yujin atas semua skenario palsu yang telah dirancang Lino.

"Lino bilang dia sedih karena Ayahnya. Dia bilang dia sedang tertekan! Dan kau? Kau mengambil keuntungan dari situasinya! Kau merayu dia! Kau tahu dia sedang rapuh, dan kau masuk dan mencurinya dariku!"

Mendengar semua tuduhan yang dilontarkan Jiya, Yujin tiba-tiba menyadari betapa dalamnya kesalahpahaman ini. Jiya tak hanya salah melihat adegan di balik api unggun; ia juga salah mengartikan semua skenario palsu yang telah dirancang Lino.

Jiya percaya bahwa Lino sedang tertekan dan pergi ke Sokcho, dan Yujin, alih-alih mendukung sahabatnya, malah memanfaatkan situasi tersebut dan merebut Lino darinya.

"Jiya, dengarkan aku," Yujin mencoba meraih tangan Jiya lagi, namun Jiya menariknya dengan jijik. "Lino berbohong padamu! Ayahnya tidak sakit! Tidak ada Ayah Lino di Sokcho! Lino memaksaku untuk ikut! Dia memaksaku untuk bersikap profesional! Dia menggunakan Ayahnya sebagai alasan untuk membatalkan kencan kalian!"

Yujin berbicara dengan napas terengah-engah, berusaha menanamkan kebenaran yang kejam itu ke dalam pikiran Jiya.

"Dia melakukan semua ini karena dia terobsesi padaku! Dia mengirimiku pesan larut malam, dia datang pagi buta ke rumahku, dia memaksaku untuk bertemu! Dia menggunakanmu sebagai perisai, Jiya! Dia tidak mencintaimu!"

Jiya menatap Yujin dengan wajah pucat pasi. Ada keraguan singkat yang muncul di matanya. Perkataan Yujin terlalu kejam untuk diabaikan, namun terlalu sulit untuk dipercaya.

"Diam! Cukup!" Jiya menjerit histeris, menutup kedua telinganya dengan tangan. "Aku tidak akan percaya kebohonganmu, Yujin! Kau mencoba membuat Lino terlihat buruk agar aku membencinya! Kau cemburu! Kau iri karena aku memiliki Lino, pria yang diidamkan semua orang!"

"Tidak, Jiya! Aku tidak cemburu! Aku tidak menginginkan dia! Dia adalah orang jahat! Dia adalah seorang manipulator! Kenapa kau tidak mau mendengarkanku? Aku sahabatmu!"

"Sahabat?" Jiya tersenyum getir. "Seorang sahabat tidak akan mencium kekasih sahabatnya. Seorang sahabat tidak akan pergi ke pantai dengan kekasih sahabatnya. Kau sudah mati di mataku, Yujin. Kau bukan lagi sahabatku."

Jiya menatap Yujin untuk terakhir kalinya, tatapan yang dipenuhi dengan kebencian dan keputusasaan.

"Aku akan memberitahu semua orang tentang pengkhianatanmu. Kau harus membayar mahal atas apa yang telah kau lakukan," ancam Jiya dengan suara bergetar karena emosi.

Jiya berbalik dan melangkah pergi. Kali ini, Yujin tak mengejarnya. Ia berlutut di lantai yang dingin, membiarkan isak tangisnya memenuhi sudut ruangan yang sepi itu.

Ia telah kehilangan Jiya, sahabat terbaiknya. Dan yang paling menyakitkan, ia kehilangan Jiya bukan karena cinta, melainkan karena kebohongan sempurna Lino, yang kini telah mengklaim Yujin sebagai miliknya melalui kehancuran total.

Yujin terisak tanpa henti, menyadari bahwa ia telah mencapai titik terendah dalam hidupnya. Ia sendirian, dicap sebagai 'pelakor' oleh sahabatnya sendiri, dan dikepung oleh obsesi Lino yang semakin menggila.

Dengan tangan gemetar, ia meraih ponselnya. Ia membuka kontak Christopher. Ia harus memberitahunya tentang semua yang terjadi. Ia harus meminta bantuannya.

Yujin mengetik pesan panjang, menceritakan tentang ledakan amarah Jiya, tuduhan 'pelakor' yang menyakitkan, dan betapa ia membutuhkan Christopher untuk kembali dan menyelamatkannya.

Saat ia hendak menekan tombol kirim, ia melihat Lino berjalan di koridor. Lino tersenyum padanya, senyum kemenangan yang dingin. Lino tahu persis apa yang baru saja terjadi.

Dengan cepat, Yujin menghapus pesan itu. Ia tahu, jika ia mengirim pesan itu, Lino akan menemukan cara untuk memanipulasinya, dan Christopher akan menjadi sasaran amarah Lino yang tak terkendali.

Yujin harus melindungi Christopher, satu-satunya orang yang masih ia percayai di dunia ini.

Dengan berat hati, Yujin kembali ke mode sunyi dan tertutupnya. Ia kembali menjadi tawanan Lino, memilih untuk menanggung kehancuran itu sendiri, demi melindungi orang yang ia cintai.

Air mata terus mengalir di pipi Yujin, membasahi lantai yang dingin. Ia merasa dirinya terjebak dalam labirin kegelapan yang tak berujung, tanpa ada harapan untuk menemukan jalan keluar.

Namun, di tengah keputusasaan yang mendalam, secercah tekad muncul di dalam hatinya. Ia tak boleh menyerah. Ia harus menemukan cara untuk melawan Lino, untuk membersihkan namanya, dan untuk merebut kembali kebahagiaannya.

Perjalanan yang panjang dan berat telah menantinya, namun Yujin berjanji pada dirinya sendiri, ia akan berjuang sekuat tenaga untuk meraih kebebasannya.

.

.

.

.

.

.

.

ㅡ Bersambung ㅡ

1
Dian Fitriana
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!