Devan kaget saat tiba-tiba seseorang masuk seenaknya ke dalam mobilnya, bahkan dengan berani duduk di pangkuannya. Ia bertekad untuk mengusir gadis itu, tapi... gadis itu tampak tidak normal. Lebih parah lagi, ciuman pertamanya malah di ambil oleh gadis aneh itu.
"Aku akan menikahi Gauri."
~ Devan Valtor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ruang guru
Di ruang guru, seperti para murid cewek, di kalangan guru-guru wanita pun semuanya sibuk bergosip tentang foto Devan dan Gauri yang menyebar. Kebanyakan guru muda, termasuk Diana yang seumuran sama Devan.
Diana dari awal tidak suka dengan Gauri. Karena gadis sakit itu sering mengganggu tiap kali dia mengajar di kelas XII⁴, kelasnya Ares. Ares bahkan berani melawannya sebagai guru, cuma demi membela gadis itu.
Sekarang, foto yang tersebar, yang memperlihatkan kedekatan Gauri dan Devan membuatnya bertambah panas. Dia kan suka Devan diam-diam dari jaman sekolah dulu.
Ruangan guru yang awalnya berisik dengan bisik-bisik penasaran guru kini hening karena Devan muncul. Seperti biasa, lelaki itu selalu gagah dan tenang. Sudah hampir seminggu dia mengajar di sekolah ini, tapi belum ada satu pun guru yang akrab dengan dia. Guru laki-laki ada yang sering berbincang dengannya, tapi hanya seadanya. Devan tidak terlalu suka bicara.
Diana memberanikan diri mendekati guru tampan itu.
"Pak Devan,"
Devan menaikan wajah menatap Diana. Diana tersenyum manis, sedikit merapikan rambutnya, berusaha terlihat profesional meski hatinya penuh kehebohan.
"Mm, nanti ada wawancara dari pihak yayasan, pak. Mereka mau ambil beberapa dokumentasi dan data guru baru. Saya tadi ditunjuk bu wakil kepala sekolah buat ngasih info ke bapak."
Devan mengangguk, tenang seperti biasanya.
"Kapan?"
"Jam istirahat kedua. Di ruang BK." Diana melirik sekilas ke arah guru-guru lain yang diam, semua pura-pura sibuk membaca berkas, padahal telinga mereka mengarah ke percakapan ini.
"Kalau bapak mau, saya bisa dampingi."
"Tidak usah, terima kasih," jawab Devan langsung, suaranya datar.
Jawaban itu membuat Diana seketika kaku, tapi dia cepat menutupi rasa tidak nyamannya dengan senyum canggung.
"Oh… baik, pak."
Devan kembali menunduk menata buku di tangannya, seolah percakapan sudah selesai. Namun Diana tidak menyerah begitu saja.
"Pak Devan," panggilnya lagi, kali ini lebih pelan.
"Tentang … foto yang beredar itu… bapak tidak apa-apa? Soalnya di grup guru lumayan ramai dibicarakan."
Beberapa guru spontan menahan napas. Topik yang mereka bisikkan dari tadi akhirnya muncul juga. Bu Diana berani juga, menurut mereka.
Devan menutup buku, lalu menatap Diana dengan mata teduh namun dingin.
"Tidak ada yang perlu saya jelaskan. Saya memang kenal Gauri, apa salahnya saya bersama dia?"
Nada suaranya pelan tapi sekaligus keras, membuat Diana otomatis mundur setengah langkah. Ada perasaan menusuk yang ia sendiri benci, cemburu. Cemburu pada seorang gadis yang bahkan tidak sekolah, yang selalu sakit mentalnya, tapi mendapat perhatian Devan yang selama ini ia inginkan.
"Maaf kalau saya lancang," ucap Diana cepat, menunduk.
"Saya cuma khawatir murid-murid bergosip berlebihan sama bapak."
"Khawatirkan saja masalah anda sendiri." balas Devan menohok.
Suasana ruangan yang tadinya hening berubah makin tegang. Diana tersenyum, dan melangkah pergi, wajahnya merah padam, antara malu dan patah hati yang ia pura-pura tidak rasakan.
Pada saat yang sama seseorang masuk ke dalam ruang guru tersebut. Tanpa ijin, tanpa malu, tanpa peduli ada banyak guru di dalam sana. Siapa lagi yang bisa melakukan itu kalau bukan Gauri.
"Kakak ganteeng ...!
Gadis itu berlari kencang ke arah Devan. Melewati semua guru yang melihatnya dengan tatapan yang berbeda-beda. Devan sendiri kaget melihat Gauri sudah datang pagi-pagi begini. Ia cepat-cepat menggeser bangku kosong agar kalau gadis itu sampai di dekatnya, tidak akan langsung naik ke pangkuannya dan memeluknya seperti yang biasanya dia lakukan.
Ini ruang guru, ada banyak pendidik. Kurang baik rasanya kalau Devan membiarkan gadis itu melekat di pangkuannya.
Gauri berhenti tepat di depan Devan, masih terlalu dekat untuk ukuran ruang guru, matanya berbinar seperti anak kecil menemukan mainan favoritnya.
"Kakak ganteng! Ayo ikut sini!" serunya tanpa volume yang dikecilkan sedikit pun.
Beberapa guru otomatis saling pandang. Ada yang tercengang, ada yang geli, ada yang makin penasaran. Diana yang baru saja hendak keluar, membeku di ambang pintu dengan wajah menegang. Tidak jadi keluar.
Gauri tidak duduk di kursi yang sudah Devan sediakan untuknya, justru gadis itu menarik tangannya dengan sekuat tenaga.
"Mau ke mana Gauri? Kenapa kamu udah ke sini pagi-pagi banget? Kamu ada jadwal di ijinin ke sini kan?" ucap Devan lembut. Terlalu lembut untuk seorang guru tampan yang biasanya berkata dingin, datar dan ketus.
"Gauri pengen nagih cokelat ke tante. Ares mau belajar, nggak bisa temenin. Kakak temenin Gauri." ucap Gauri fasih. Tapi gayanya memang seperti anak-anak.
"Tapi kakak juga mau ngajar habis ini Gauri. Entar aja ya kakak temenin kamu. Sekarang kakak anterin kamu balik ke rumah sakit, mau?"
Wajah Gauri berubah seketika.
"Nggak, Gauri mau cokelat sekarang, tante udah janjiin hari ini." Gauri kembali menarik tangan Devan. Mau tak mau pria itu berdiri, membiarkan dirinya di tarik oleh gadis itu. Bel masuk masih ada sekitar dua puluh menit. Tidak apa-apa dia menemani Gauri sebentar. Hanya sebentar, pikir Devan.
Semua guru terheran-heran Devan malah patuh pada gadis yang mentalnya terganggu itu. Mereka menatapi pria itu yang mau saja di tarik oleh Gauri keluar dari sana. Diana yang paling tidak senang. Semua kebenciannya terhadap Gauri makin terpupuk.
"Pak Devan kok bisa ya? Patuh pada gadis yang terganggu pikirannya?"
"Betul, padahal dia itu killer abis. Tapi sama gadis itu.
Semua terus bergosip mengatakan pandangan mereka yang berbeda-beda tentang Devan, serta rasa tidak senang mereka pada Gauri. Banyak yang mengatakan makin terganggu dengan keberadaan Gauri.
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Mandi paginya Gauri gimana tadi - mandi sendiri atau Devan yang memandikan 😄.
Di restoran hotel untuk sarapan - teman-teman alumni menyapa Devan dan Gauri.
Ada dua orang teman alumni yang sinis, tatapannya menilai, merendahkan Gauri yang menempel pada Devan.
Merupakan suatu hiburan bagi Gino - segala apa yang Gauri dan Devan lakukan. Sangat lucu terlihat dimatanya - seorang Devan akhirnya ketempelan perempuan. Gino selalu mengabadikan momen demi momen kebarsamaan Gauri dan Devan.
Gauri merasa masih kecil, mau naik perahu berbentuk gajah. Devan stok sabarnya masih full menghadapi keinginan Gauri 😄
Gauri sudah tidur. Devan mandi untuk meluruhkan ketegangan yang melanda, bahkan canggung juga panik dalam menghadapi Gauri yang Devan sama sekali tidak menduga.
Gauri mimpi buruk.
Benar-benar jadi Gauri sitter ini Devan - menjaga Gauri aman, memandikan, pakaiin baju - bra pula, memberi makan, dan menemani Gauri tidur.
Tahu begitu bawa suster perawatnya Gauri, Devan. Gak menyangka akan terjadi hal seperti itu - mandiin anak gadis yang berkelakuan anak-anak karena trauma akibat kecelakaan yang pernah dialami.
Benar-benar menguji iman dan kesabaran Devan - bra juga mesti Devan yang pakai-in 😄.
Diana ini maksud hati ingin cari perhatian Devan. Tak sesuai harapannya, tanggapan Devan tetap datar.
Diana - tak usah punya pikiran aneh-aneh tentang Gauri dan Devan yang berada di dalam satu kamar hotel.
Janganlah segala sesuatu itu d lihat dgn mata,, pakailah hatimu..., biar ad rasa simpati disana. Si nini2 itu,, kenal dekat sama Gauri sj...,, enggak. Sok2 an menilai...,, ga ad orang yang pingin sakit,, baik itu sakit d jiwa atw d fisik.
Lha,, d situ yg katanya orang dewasa...,, menilai orang lain seperti itu,, jangan2 d situ yg sakit jiwanya.
Diana tidak suka melihat kedekatan devan dan gauri, gauri terus nempel sm devan membuat diana iri dan cemburu...
Devan merasa nyaman semenjak kehadiran gauri tidak membuatnya terganggu sama skl, justru perasaan devan sll ingin menjaga dan melindungi gauri....
Semenjak kehadiran gauri hidup devan jadi berwarna ,tingkah laku gauri sangat lucu dan gemesin biasanya devan anti perempuan susah didekati sm perempuan memiliki trauma.....
tanpa sadar gauri lah yg membantu devan menyembuhkan traumanya....