NovelToon NovelToon
Crazy Rich Mencari Cinta

Crazy Rich Mencari Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:11M
Nilai: 5
Nama Author: Casanova

Mengisahkan seorang crazy rich, Ditya Halim Hadinata yang memperjuangakan cinta seorang gadis dari keluarga biasa, Frolline Gunawan yang tidak lain adalah kekasih keponakannya sendiri, Firstan Samudra.

Ikuti terus ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 : Aku turut berduka, First

Jenazah almarhum Gunawan baru bisa dipulangkan ke Indonesia keesokan harinya. Itupun berkat bantuan Ditya, mengurus segala prosedur yang tidak mudah. Belum lagi banyak persyaratan yang tidak mudah, yang harus dipenuhi untuk bisa memulangkan jenazah dari luar negri.

Rumah duka keluarga Gunawan sudah dipenuhi para pelayat, dari keluarga, kerabat, rekan kerja sampai para sahabat. Belum lagi puluhan papan bunga yang berjejer memenuhi halaman rumah sampai berderet memenuhi bahu jalan.

Nyonya Gunawan, yang sejak kemarin berulang kali tidak sadarkan diri harus dirawat di rumah sakit. Tertinggal kedua putrinya saja yang mengurusi semua proses pemakaman, dibantu pihak keluarga.

Frolline yang sejak kemarin memilih bungkam dan tidak banyak bicara hanya bisa terduduk di lantai, tidak jauh dari peti jenazah yang masih tertutup rapat, karena baru saja tiba.

Angella yang kondisinya lemah, harus beristirahat di kamar. Sejak kemarin, calon ibu itu bahkan tidak sanggup berdiri. Berita kepulangan papanya membuat kondisi drop.

“Fro,” panggil Ditya, berdiri menatap kekasihnya sedang duduk memeluk lutut di pojokan ruangan.

Ditya baru saja mengurus tempat pemakaman. Tidak satu pun pihak keluarga yang bisa diajak kompromi. Mau tidak mau, lelaki itu harus turun tangan mengurusi semuanya. Terlihat Matt dan kedua bodyguardnya mondar mandir, sibuk mengurusi segala sesuatunya.

Lelaki itu akhirnya ikut duduk di samping gadis yang menatap nanar ke arah peti jenazah. Tidak ada tangisan lagi, bahkan Frolline menolak bersuara sama sekali sejak kemarin. Kondisi ini benar-benar membuat Ditya khawatir.

Sejak pulang dari rumah sakit, tidak ada setetes pun air mata yang turun dari mata sayu Frolline. Kalau bisa, Ditya lebih suka melihat gadisnya menangis daripada seperti saat ini.

“Mau menangis di pundakku?” tawar Ditya, meraih tubuh mungil itu dan memeluknya erat. Berulang kali dia mengecup pucuk kepala, berusaha memberi kekuatan dan menenangkan.

Angella sang putri tertua dan suaminya Firstan mengurung diri di kamar. Frolline duduk di dekat peti jenazah memilih bungkam. Marisa sendiri menemani nyonya Gunawan di rumah sakit, tertinggal Johan Samudra, sang besan sebagai perwakilan pihak keluarga untuk menyambut para pelayat yang datang silih berganti.

“Fro..,” panggil Ditya kembali. Gadis itu hanya memeluk pinggang Ditya dalam kebisuannya. Menelusupkan wajahnya di dada bidang dengan aroma parfum mahalnya.

“Bos!” sapa Matt, menyerahkan segelas air mineral dan sekotak nasi beserta lauknya yang baru saja dipesan Ditya dari salah restoran ternama untuk menjamu para tamu yang melayat.

“Terimakasih.” Menerima makanan dan minuman yang disodorkan Matt.

Matt, tolong urus semua untukku,” pinta Ditya, wajahnya menunjuk ke arah Frolline yang sedang bersandar di tubuhnya. Menandakan kalau dia tidak bisa kemana-mana, Frolline membutuhkannya saat ini.

“Fro, makan ya,” pinta Ditya, melepas pelukannya. Membuka kotak makanan itu, kemudian menyuapi Frolline.

Sebuah gelengan dengan mulut terkatup, menandakan penolakan Frolline.

“Makan beberapa suap saja,” pinta Ditya, masih membujuk.

“Aku kenyang,” sahut Frolline, menatap peti jenasah yang sudah tertutup rapat di hadapannya.

“Makan sedikit saja,” pinta Ditya, memohon.

Setelah hampir sepuluh menit membujuk, Frolline mengalah. Membuka mulut meskipun hanya beberapa suap.

“Aku memilih di San Diego Hills, kamu tidak keberatan kan?” tanya Ditya membuka suara.

“Papamu tidak berpesan apapun pada kalian?” tanya Ditya lagi. Dia benar-benar membuat keputusan sendiri, karena tidak ada pihak keluarga yang bisa diajak kompromi. Firstan menghilang entah kemana. Menantu satu-satunya keluarga itu, tidak tampak batang hidungnya.

“Tidak. Papa tidak membicarakan apapun,” ucap Frolline menahan isak tangisnya.

“Aku sudah meminta Matt mengurusnya untukmu,” sahut Ditya menenangkan, membimbing Frolline untuk bersandar di pundaknya.

***

Kurang lebih pukul dua siang, iring-iringan mobil jenazah dan mobil para pelayat masuk ke kawasan pemakaman mewah di Karawang. Frolline sempat terkejut dengan semua yang dilakukan Ditya untuk papanya.

Ditya memilih tanah pemakaman dengan tipe paviliun di cluster Serenity untuk jatah dua orang. Ketika turun dari mobil, gadis itu langsung memeluk erat Ditya.

“Terimakasih,” bisiknya sembari menangis. Frolline terharu, Ditya begitu menghargai papanya dengan memilih tempat pemakaman yang tidak murah. Bukan hanya ratusan juta, Ditya memilih tempat peristirahatan terakhir papanya bahkan lebih mahal dari rumah tinggal mereka.

“Tidak apa-apa. Aku ingin yang terbaik untukmu,” bisik Ditya, ikut mendekap Frolline.

Prosesi pemakaman itu berjalan lancar. Raga tak bernyawa itu sudah kembali ke asalnya diiringi isak tangis kedua putrinya. Angella dan Frolline terlihat bersimpuh dengan tangisan berurai, mengusap tanah makan yang masih basah berhias ratusan kelopak mawar.

Terbaring nisan batu terukir nama Gunawan. Seperti kapal kehilangan nahkodanya, seperti itulah keadaan Angella dan Frolline saat ini. Keduanya sedang mengulang kembali memori masa kecilnya bersama sang papa, sedang mengingat kembali kepingan cerita yang mereka lewatkan bersama sang papa.

Untaian doa saja rasanya tidak cukup. Ketika pulang ke rumah nanti, tidak akan pernah ada lagi pelukan hangat sang ayah.

Berusaha ikhlas meskipun hati belum sepenuhnya rela. Tangis kedua putri Gunawan itu terdengar pilu, kala harus melepas satu-satunya tangan yang menjaga mereka. Tidak ada lagi, lelaki yang paling tulus mencintai mereka di dunia ini.

Ditya terlihat berjongkok menghampiri Frolline, menyentuh pundak berusaha menguatkan gadisnya. Dan benar saja, ketika tangan kekarnya mengusap lembuh bahu itu, Frolline langsung menghambur padanya. Memasrahkan dirinya, menangis hebat di pelukan Ditya.

“Papa sudah tidak ada,” isaknya, meremas jaket kulit coklat yang membungkus tubuh kekar Ditya.

“Masih ada aku,” bisik Ditya pelan, mengusap rambut yang berantakan. Sesekali menghapus air matan yang mengalir deras di pipi putih bak pualam.

Para pelayat mulai berangsur pulang. Satu per satu berpamitan sembari memeluk hangat kedua putri almarhum Gunawan.

Tepat setelah semuanya selesai, saat Frolline akan berjalan kembali ke mobil, Angella berteriak kesakitan.

Gadis manis yang sedang menggandeng tangan Ditya itu terkejut. Berbalik, mencari keberadaan kakaknya yang berdesakan dengan beberapa pelayat, tertinggal jauh di belakang.

“Kak Angell!” pekik Frolline, berlari panik. Saat matanya menangkap pemandangan kakaknya yang terduduk di tanah berumput dengan darah mengalir deras di kedua kakinya.

“Kak Angell, kenapa? Mana First?” tanya Frolline, mengedarkan pandangannya mencari kakak iparnya. Terlihat Firstan berlari, menghampiri Angella yang sudah meringis kesakitan. Darahnya mengalir semakin deras dan tidak tertahan, wajah kesakitan Angella terlihat jelas sembari meremas perutnya sendiri.

“Sakit...,” ucapnya lirih sebelum akhirnya tidak sadarkan diri di pelukan suaminya.

***

Firstan terlihat mondar-mandir di depan ruang IGD, Ditya dan Frolline memilih duduk, menunggu sambil berdoa. Berharap semuanya baik-baik saja. Mereka baru saja berduka dengan kepergianya papanya, rasanya tidak sanggup lagi harus menerima kejutan lainnya.

Bahkan mamanya masih terbaring di rumah sakit, belum diketahui keadaannya.

“Kak Angell akan baik-baik saja kan?” tanya Frolline dengan polosnya.

“Iya..” Ditya menjawab dengan singkat, memaksa tersenyum. Pelukan hangatnya pada Frolline tidak pernah lepas. Lelaki itu selalu menemani dan menguatkan Frolline sejak kemarin.

Kepergian Gunawan yang mendadak, bukanlah kenyataan yang mudah diterima. Ditambah lagi kondisi Nyonya Gunawan yang memburuk. Dan sekarang ditambah lagi kondisi Angella yang tiba-tiba pendarahan. Bahkan mereka belum beristirahat dengan benar sejak kemarin.

Kekhawatiran ketiganya, terhenti saat seorang laki-laki dengan seragam putih keluar dari ruang IGD.

“Maaf, dengan suaminya pasien?” tanya sang dokter.

“Saya, Dok.” Firstan langsung menunjuk dirinya sendiri. Sejak tadi lelaki itu seperti kehilangan arah, berjalan kesana kemari berusaha menenangkan diri.

Frolline segera bergabung, mendengar informasi yang akan disampaikan dokter. Berdiri tepat di samping Firstan.

“Maaf Pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi kandungan istri bapak tidak bisa diselamatkan. Kami harus melakukan tindakan kuret,” jelas dokter dengan wajah prihatin.

Firstan melemas. Tidak bisa berkata apa-apa, meraih tubuh Frolline, memeluk gadis itu dengan erat.

“Fro.., bayiku. Bayi kita,” isaknya menangis dipelukan Frolline.

Frolline bergeming, bergetar hebat. Setelah sekian hari, akhirnya dia bisa merasakan lagi pelukan hangat Firstan.

“Aku.. aku.. turut berduka, First,” ucap Frolline dengan canggung, menepuk pelan punggung mantan kekasihnya itu. Dia tersadar, ada Ditya sedang menatap tajam ke arahnya. Bahkan lelaki yang sekarang menjadi kekasihnya itu sedang mengepalkan tangan, berusaha menahan cemburunya.

***

T b c

Love you all

Terima kasih

1
Nayy
sweet 😍
alin soebank
gemes sama si Flo gak tegas
bibi
lanjut
堅監.
ini season 2 nya Wira sama naina kok ngilang ya 😢 padahal kangen pengen baca baca mereka lagi
堅監.: yahhh tapi gpp, makasih info nya kak author
total 2 replies
Astrii Zahra
menurutku fro ini bukan polos sih, tp tolol.. secara ga langsung jd pelakor di rumah tangga kk nya sendiri
Vivi Zenidar
wkwwkwk satpol PP
kalea rizuky
wah jd karena ini
Khairul Azam
perempuan bego fro ini
yuni
Luar biasa
yuni
Buruk
Ardiansyah Gg
gk bisa move on dari novel ce weti
ngulang baca lagi
Inan
aku suka semuanya... om pram.. ditya.. wira... aku sukaaaa... tp bara aku ngk begitu suka..
Lince Harni
karya yg bagus,sangat memghibur...ini baca ke 3 x...gs bosan2
reza indrayana
masih bingung nichh ..🤔🤔
AlfES
❤❤❤❤❤
Yuliza Angriani
kalau pram kayak kamu dulunya dit,,,, udah mati kamu ditangan pram
Hairiyani Nurul hairiyani
cerita mat sama rania ada gak kak
Sofwan 123 Muhammad
Biasa
Sofwan 123 Muhammad
Kecewa
Tismar Khadijah
banyak kata2 bijak,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!