NovelToon NovelToon
Cinta Sang Pewaris

Cinta Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Murid Genius / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: CantiknyaKamu

Argani Sebasta Ganendra adalah pewaris muda dari keluarga yang berdiri di puncak kejayaan. Ayahnya seorang CEO tambang emas, ibunya desainer ternama dengan butik yang selalu menjadi pusat perhatian sosialita. Semua yang ia butuhkan selalu tersedia: mobil sport mewah, sekolah elit dengan fasilitas kelas dunia, dan hidup yang diselimuti gengsi serta hormat dari sekitarnya. Di sekolah, nama Argani bukan sekadar populer—ia adalah sosok yang disegani. Wajah tampan, karisma dingin, dan status pewaris membuatnya tampak sempurna. Namun, di balik citra itu, Argani menyimpan ruang kosong di hatinya. Sebuah perasaan yang ia arahkan pada seorang gadis—sederhana, berbeda, dan jauh dari dunia yang penuh kemewahan. Gadis itu tak pernah tahu kalau ia diperhatikan, dijaga dari kejauhan oleh pewaris yang hidupnya tampak sempurna. Kehidupan Argani semakin rumit ketika ia dipaksa mengikuti jejak keluarga: menjadi simbol keberhasilan, menghadiri pertemuan bisnis, bahkan menekan mimpi pribadinya. Di satu sisi, ia ingin bebas menjalani hidupnya sendiri; di sisi lain, ia terikat oleh garis keturunan dan kewajiban sebagai pewaris

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CantiknyaKamu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASTORIA

disaat bunda Latisha sudah di masukan keruangan rawat inap,Latish dan Vion berencana mencari angin di luar,dan Bunda di jaga oleh Amar..

“lain kali,kamu kasih tau aku saja Sha,kalian pasti tadi khawatir banget ya..”tanya Vion lembut yang duduk di bangku taman dengan Latisha.

Latisha tersenyum lembut dan mengangguk..”tapi aku enggak terbiasa membebani orang Vion,aku gamau orang menjadi salah paham karena kita dekat..”jawab nya lagi..

“what,kamu mikirin hal yang enggak penting..selagi aku bisa nolong aku bakal nolong..”ujur Vion melihat Latisha dengan baju rumah yang menurut nya itu cantik di kenakan Latisha..

akhirnya Latisha mengalihkan pembicaraan”jadi kamu enggak jadi ikut lomba basket..padahal kan itu olahraga kesukaan kamu..”ujur nya..Latisha duduk sambil melihat ke arah bunga”

“it’s okey Sha,lagian sebelum-sebelumnya aku juga sering mengikuti nya bukan..?jadi itu bukan hal yang patut di pikirkan juga..”jawab Vion bisa Latisha tidak merasa bersalah

latisha memandang Vion..”makasih ya vion..”serunya dengan lembut..

Lapangan sekolah siang itu penuh sorak sorai. Penonton memadati sisi tribun, memberi semangat pada jagoan kelas masing-masing. Suara peluit panjang berbunyi,pertandingan basket antara IPA 1 vs IPS 1 resmi dimulai.

📌 Susunan tim:

• IPA 1: Argani, Elang, Arkana, Adit, (pengganti Vion) Rio.

• IPS 1: Gilang, Daffa, Arion, Kavi, Albiru.

Dari awal pertandingan, tempo sudah panas. Argani maju sebagai point guard, menatap tajam ke arah Albiru yang menghadangnya. Sorakan makin ramai ketika bola berpindah cepat dari tangan ke tangan.

“Gas, Gas, Gas!” teriak Kavi, mencoba memancing semangat timnya.

“Jangan kasih celah!” balas Elang sambil bertahan keras.

Arion mencoba menembus pertahanan, tapi Arkana langsung memotong bola dengan cekatan. Bola dilempar ke Adit yang berlari cepat. Namun, Daffa berhasil menghadang dengan tubuh tinggi besarnya, membuat tempo mendadak terhenti.

Penonton mulai tegang. Sorakan bercampur dengan teriakan guru olahraga yang jadi wasit:

“Main bersih! Jangan tarik baju!”

Argani melihat celah, melakukan dribble rendah melewati Kavi. Dengan kecepatan penuh, ia masuk ke area lawan. Satu gerakan tipuan, step back, lalu… shoot! Bola melesat, dan,swish! masuk bersih ke ring.

“YEAHHH!!” tribun IPA 1 meledak.

Amora dan Zamora yang duduk di tribun saling tos.

“Lihat kan, ketua kita emang beda kelas,” seru Amora.

“Cuma sayang, enggak ada Vion, pasti lebih seru kalau dia main,” timpal Zamora.

Sementara itu, Albiru cemberut melihat Argani semakin dominan. Ia menepuk bahu Kavi.

“Lo jagain tuh orang, jangan kasih seenaknya nge-shoot begitu!”

Pertandingan berjalan sengit. Gilang sempat membalas dengan tembakan tiga poin, membuat skor nyaris imbang. Argani tetap tenang, sementara Elang mulai mengatur tempo serangan.

Sorakan makin keras, pertandingan semakin panas,semua orang menunggu siapa yang akan keluar sebagai pemenang.

Pertandingan makin ketat. Skor berjalan 18 – 17, unggul tipis untuk IPS 1. Penonton histeris, sebagian teriak dukung IPA 1, sebagian lagi sorak-sorai untuk IPS 1.

Bola ada di tangan Albiru. Ia menggiring dengan cepat, lalu memberikan umpan manis ke Kavi yang langsung menembak dua poin. “Masuk!!” teriak teman-teman IPS 1 dari tribun.

Elang tidak mau kalah, ia mengatur tempo serangan untuk IPA 1. “Gan, ambil kanan! Arkana siap kiri!” seru Elang. Argani paham kode, ia melakukan pick and roll dengan Arkana, lalu masuk ke area ring. Meski dijaga ketat Gilang, Argani berhasil melompat dan lay up,masuk mulus!

Skor kembali imbang 20 – 20.

Sorakan pecah, guru olahraga sampai harus meniup peluit untuk menenangkan penonton.

“Tenang! Fokus mainnya!”

Daffa mencoba memanfaatkan tinggi badannya untuk mendominasi rebound. Tapi kali ini Adit yang justru berhasil mencuri bola pantul dan langsung mengopernya ke Rio. Rio berlari cepat, semua penonton bersorak, namun tembakannya meleset sedikit. Untung Arkana sigap, ia langsung melakukan tip in,tambahan dua poin untuk IPA 1!

Waktu tinggal 1 menit terakhir. Ketegangan makin terasa.

“Biru, gaspol! Jangan kasih mereka menang!” teriak Kavi.

“Tenang, gue handle,” jawab Albiru.

Albiru menggiring bola, melewati setengah lapangan. Argani menghadang, tapi mereka berdua hanya saling lempar senyum kecil,sadar mereka sahabat di luar lapangan. Albiru tetap maju, spin move, lalu melakukan tembakan jarak menengah. Bola melayang tinggi… plak! ditepis Elang!

Counter cepat dilakukan IPA 1. Bola langsung ke tangan Argani. Semua mata tertuju padanya. Dengan sisa waktu hanya 10 detik, ia melakukan crossover, menipu Gilang, lalu… shoot tiga poin!

Bola melayang… swish! Masuk bersih tepat sebelum bel berbunyi!

Tribun bergemuruh. Skor akhir: IPA 1 – 25, IPS 1 – 22.

Guru olahraga mengangkat tangan: “Pemenangnya adalah… IPA 1!

Amora dan Zamora sampai berdiri, tepuk tangan keras.

“Ketua kita gila banget, tiga poin penentu kemenangan,” ujar Amora sambil tertawa puas.

“Enggak heran dia susah ditandingi,” timpal Zamora.

Sementara itu, Albiru, Kavi, dan Arion hanya tersenyum pahit. Mereka menyalami Argani dan Elang dengan sportif.

“Main bagus, bro,” ujar Albiru sambil menepuk bahu Argani.

“Next time kita yang balas,” kata Kavi nyengir.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!