NovelToon NovelToon
Amor Tenebris (Oh Lord Vampire, I Am Your Mate.)

Amor Tenebris (Oh Lord Vampire, I Am Your Mate.)

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Vampir / Cinta Beda Dunia
Popularitas:420
Nilai: 5
Nama Author: Eisa Luthfi

Amor Tenebris (Cinta yang lahir dari kegelapan)

“Di balik bayangan, ada rasa yang tidak bisa ditolak.”


...

New Book, On Going!


No Plagiat❌
All Rights Reserved August 2025, Eisa Luthfi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eisa Luthfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

...◾▪️Amor Tenebris ▪️◾...

Bab 23 – Harta, Rahasia, dan Kehangatan Keluarga

Satu minggu setelah malam pertama Theron muncul di apartemennya, Lyra duduk di meja kerja sambil menyalin simbol-simbol dari relief gurun ke catatannya. Ruangan apartemen sunyi, hanya suara jarum jam berdetak dan angin malam yang masuk dari jendela terbuka. Lilin kecil di meja menyorot coretan-coretan Lyra, membuat bayangan lingkaran-lingkaran itu seakan hidup.

Meski ia telah terbiasa dengan kehadiran Theron, pikirannya tetap tak lepas dari rasa was was. Setiap malam, bayangan vampir itu tetap menyertai pikirannya, menuntunnya tanpa terlihat. Ia menyadari, simbol-simbol ini bukan sekadar sejarah; ada sesuatu yang menunggu untuk dibuka, sesuatu yang mungkin terlalu besar untuk manusia biasa—dan Lyra merasa, meski takut, bahwa ia harus menghadapinya sendiri.

Pintu apartemen diketuk pelan, diiringi suara familiar. Lyra menoleh dan tersenyum ketika melihat sosok ibunya, Helena, berdiri di ambang pintu dengan tangan penuh kantong belanjaan.

“Lyra! Aku bawa belanjaan bulananmu. Jangan bilang kau masih mau mengandalkan diri sendiri sepenuhnya, ya?” Helena tersenyum lembut, matanya menyimpan kebanggaan dan kehangatan seorang ibu.

Lyra menaruh catatan dan pensilnya, bangkit dari kursi. “Terima kasih, Bu. Aku… masih ingin bayar apartemen ini sendiri, meski papa dulu yang membelikannya.”

Helena menggeleng, meletakkan kantong di meja. “Kau keras kepala, seperti biasa. Tapi tak apa, yang penting kau tetap makan dengan benar dan cukup istirahat. Aku tak ingin kau sampai kecapean terus.”

Sementara mereka mulai menata belanjaan, terdengar suara ketukan ringan lagi, kali ini lebih cepat. Lyra menoleh dan melihat Niko, adik laki-lakinya yang baru pulang dari kampus. Ranselnya masih tergantung di punggung, wajahnya sedikit capek tapi tersenyum nakal.

“Kak! Boleh numpang tidur semalam di sini?” tanya Niko sambil meletakkan ransel di lantai. “Papa lagi ngambek karena aku telat masuk kuliah, jadi aku dihukum tinggal di rumah temen… tapi aku bosen di sana.”

Lyra menahan tawa, matanya menatap Niko dengan campuran kesal dan gemas. “Hukumannya papa, bukan aku, Niko. Tapi kalau mau numpang semalam, ya… jangan bikin berantakan.”

Niko langsung melompat ke sofa, meletakkan kakinya ke atas meja kopi. “Aku janji. Tapi, Kak Lyra, serius… simbol yang kau pelajari itu… apa nggak bikin kepala pusing sih?”

Lyra menghela napas, menutup catatan simbolnya. “Iya, pusing, tapi aku harus tetap meneliti. Ada sesuatu yang… besar, Niko. Aku bisa merasakannya.”

Tak lama kemudian, Aria, adik bungsu mereka, baru saja pulang dari sekolah ikut bergabung. Dengan ransel kecil dan wajah penasaran, ia melirik simbol-simbol yang menutupi meja.

“Kak Lyra… apa ini simbol rahasia? Seperti di buku mistis yang aku baca,” Aria bertanya, matanya berbinar. “Kau nggak takut salah sentuh?”

Lyra tersenyum, menepuk kepala Aria lembut. “Tenang, Aira. Ini bukan mainan, tapi aku tahu batasanku. Aku belajar bagaimana menghadapi hal-hal ini dengan hati-hati.”

Tiba-tiba, sebuah tarikan halus menyentuh pikiran Lyra. Ia menutup mata sejenak dan tersentak. Bayangan itu—Theron. Meski ia sedang dikelilingi keluarga, ia bisa merasakan kehadiran vampir itu dari jarak jauh, seakan ada di pojok apartemen tapi tak terlihat.

Helena yang melihat perubahan ekspresi Lyra segera mendekat. “Lyra… apa kau baik-baik saja?”

Lyra tersenyum tipis. “Iya, Bu. Hanya sedikit lelah.” Dalam hatinya, ia menenangkan diri. Theron hanya menunggu di bayangan, menjaga dan memantau, tapi tidak mengganggu interaksi keluarga.

...

Malam semakin larut. Setelah makan malam bersama, Helena membereskan piring sementara Lyra duduk di sofa memeriksa catatan simbol. Niko duduk di sampingnya, sesekali menyelipkan komentar jenaka, membuat suasana hangat dan riang. Aria duduk di lantai, menyalin simbol dengan pensilnya sendiri, seakan ikut meneliti kakaknya.

Theron mengintai dari bayangan luar jendela, tubuhnya tak terlihat tapi kehadirannya terasa. Matanya perak menatap Lyra penuh kasih sayang, hati terasa sesak karena ia tak bisa menampakkan diri secara langsung. Ia mengulang aturan Lord di kepala: jangan terlalu dekat dengan manusia. Tapi melihat Lyra bersama keluarganya… ia merasa damai dan juga cemas.

“Lyra…” bisiknya lirih di pikirannya, tarikan halus, menandakan kehadirannya tanpa mengganggu.

Lyra tersenyum kecil, menyadari pesan itu. Ia menatap ke luar jendela, membayangkan bayangan Theron yang selalu menemaninya. Meski tidak bisa disentuh secara fisik saat ini, ia merasakan ikatan itu—suatu rasa aman yang aneh tapi nyata.

Keesokan paginya, Niko memutuskan untuk membantu kakaknya dengan penelitian simbol. Kebetulan hari ini merupakan weekend, jadi hari ini ia libur. Ia mungkin seorang mahasiswa sejarah, tapi rasa ingin tahu yang tinggi membuatnya bisa membantu Lyra menelusuri pola.

“Kak, kalau garis ini digabung sama lingkaran itu, sepertinya ada pola seperti… peta mini,” kata Niko sambil menunjuk coretan di catatan.

Lyra memeriksa dengan seksama. “Hmm… iya, bisa jadi. Sepertinya simbol-simbol ini bukan hanya hiasan, tapi peta rahasia. Ada kemungkinan ini menuntun kita ke sesuatu yang lebih dalam.”

Aria, yang tak mau kalah, menambahkan, “Kalau begitu, aku bisa bikin catatan sendiri di buku rahasia aku. Biar bisa bantu kalian juga.”

Helena tersenyum, menatap ketiga anaknya. “Aku senang kalian saling mendukung. Tapi ingat, hati-hati. Jangan sampai simbol ini membawa masalah.”

Lyra menunduk, menatap catatannya lagi. “Aku tahu, Bu. Tapi aku harus meneliti ini. Ada sesuatu di balik simbol ini yang penting. Aku bisa merasakannya.”

Theron, dari bayangan yang tak terlihat, merasakan getaran emosi Lyra. Ia menelan gelisah, memastikan dirinya tetap tidak mengganggu interaksi keluarga, tapi tetap siap jika terjadi sesuatu yang berbahaya.

Malam berikutnya, saat adik Lyra telah tidur, Lyra duduk sendirian di apartemen. Lilin menyala di meja, bayangan simbol di catatan memantul di dinding. Theron muncul secara diam-diam, tetap mengikuti aturan Lord, namun kali ini ia lebih dekat, matanya penuh peringatan dan kasih.

“Theron…” bisik Lyra, “aku… aku bisa merasakanmu. Tapi… kau harus tetap hati-hati.”

Theron menatapnya, suara lembut, “Aku tahu. Aku tak akan melukaimu lagi. Tapi aku akan tetap di sini, walau hanya bayangan, menjaga setiap langkahmu.”

Lyra mengangguk, menarik napas panjang. Ia menutup catatan dan menatap bulan dari jendela. Simbol di catatannya mulai berpendar samar, memberi isyarat bahwa perjalanan ini baru dimulai. Dua dunia—manusia dan vampir—terus bersinggungan, dan Lyra merasa takdirnya mulai menuntunnya ke jalan yang lebih besar, penuh rahasia dan risiko.

Theron menghilang kembali ke bayangan, memastikan keluarga Lyra tetap aman dan Lyra tetap tak terganggu. Ia tahu, besok akan ada hari baru untuk penelitian, dan mungkin, simbol-simbol itu akan memanggil mereka ke petualangan berikutnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!