kisah ini bercerita tentang seorang gadis cantik nan ceria, yang hidup bergelimang kasih sayang dari orang tuanya, sampai di titik di mana ayahnya membawa seorang wanita ke dalam rumahnya dan menghancurkan segalanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ynt ika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menangkap pelaku
Brukk
Nindi menendang punggung pria itu dan terjerambat ke tanah. Nindi menatap nyalang orang itu yang sudah berani mengusik ketenangan mereka.
" Apa maksudmu menyerangnya? " Ucapnya datar berjalan mendekati pria itu yang terlihat memundurkan diri dengan tangannya.
" Siapa kau berani ikut campur urusanku " Ucapnya berdiri menatap tajam Nindi.
" Aku bertanya padamu mengapa kau menyerangnya? " Dengan tegas menatap pria itu dengan lekat mencari sebuah petunjuk.
" Aku tidak mempunyai urusan denganmu, jadi jangan ikut campur nona sebelum aku melakukan kekerasan padamu " Ancamnya. Nindi yang mendengar ancamannya tersenyum sinis.
" Apa kau mengancam ku tuan? " tanyanya dengan nada mengejek orang itu tersenyum miring menatap pria itu.
" Menyingkir gadis kecil atau kau akan terluka nanti " Ucapnya menatap remeh Nindi yang menampakkan wajah datarnya.
" Benarkah? Jadi menurut mu aku takut pada pria pengecut sepertimu tuan. " bersedekap dada menatapnya tajam.
" Kau beraninya gadis kecil seperti mu mengatai ku " Berlari ke arah Nindi hendak penyerangnya tetapi kalah cepat karena Nindi lebih dulu menyerang wajahnya dengan kakinya.
Bughh
Akhh
" Kau pikir kau siapa ingin melukai ku. " lalu menarik kerah baju pria itu dan memukul wajahnya.
Bughh
" Beraninya kau membuat kekacauan di sini. Siapa yang menyuruhmu untuk mencelakai temanku " Desis Nindi.
Kembali menyerangnya dengan tangannya tetapi dengan cepat di tahan oleh pria itu.
" Kau sungguh membuatku tak mempunyai pilihan gadis kecil "
Nindi menyerang pria itu dengan ilmu bela dirinya yang ternyata ia mendapatkan lawan yang seimbang denganya.
terjadi perkelahian antara Nindi dan orang itu. Nindi menyerang titik titik kehidupannya menyerang menggunakan kaki dan tangannya.
Bughh.
Satu pukulan mengenai perutnya membuatnya mundur beberapa langkah.
" Beraninya kau menyentuhku " Marahnya menyerang pria itu dengan membabi buta hingga membuatnya tak berdaya.
Brukh
" Siapa kau sebenarnya aku tak mempunyai urusan denganmu " Ucapnya dengan menahan rasa sakit yang ia dapat kan.
Nindi berjalan dengan memegang sebuah belati milik Red Moon, menatap pria itu bak predator.
" Kau jelas mempunyai urusan denganku, karena kau ingin mencelakai temanku " mengangkat sebelah tangannya untuk melukai pria itu dengan belati yang ia pegang.
Srekhh
" Akhhh " Teriak pria itu saat Nindi menggores belati itu melukai pipinya " Kau gila " teriak nya.
Nindi tertawa meremehkan " Bahkan aku bisa lebih gila dari ini " Saat akan menancapkan belai itu pada perutnya sebuah suara mengehentikan nya.
Keneisha dan yang lainnya berlari ke arah Nindi yang tengah berkelahi dengan seseorang.
Anjani membelalak kan matanya saat melihat Nindi memegang sebuah belati dan akan melukai pria itu.
" Kak cepat hentikan dia, jangan sampai dia membunuh orang itu kak " Ucap Anjani panik. Aksa yang mendengar itu terkejut begitupun Galaksi dan George tak percaya dengan perkataan Anjani.
" Kak cepatlah " Keneisha mengangguk berlari mencoba mengehentikan Nindi yang ternyata sudah menggunakan belati kesayangannya.
" Nindi hentikan, kita belum mendapatkan informasi darinya " Ucap Keneisha mengehentikan aksi Nindi yang ingin menancapkan belati itu pada perut musuhnya.
Nindi menggerakkan kepalanya pelan pada Keneisha menatapnya dengan tatapan tajam. Keneisha di buat merinding melihat Nindi tapi ia harus bisa menghentikan nya karena ini adalah lingkungan sekolah.
" Sudahlah lepaskan dia kita bawa dia ke markas, Ini sekolah identitas kita bisa ketahuan " Keneisha mencoba memberi pengertian pada Nindi.
Nindi menatap mereka dan berakhir menatap Aksa yang menampakkan wajah terkejut dengan mata membelalak lebar membuat Nindi tersadar akan tindakannya.
Ia segera menyembunyikan belatinya dan beranjak dari tubuh pria itu dengan tampang datarnya.
Berlalu pergi meninggalkan mereka, hampir saja dia membuat identitas mereka terbongkar, bukan bukan itu yang ia takutkan. ia berbalik menatap Aksa dalam lalu melanjutkan langkahnya.
Setelah beberapa lama menunggu akhirnya anak buah mereka datang dan membawa pria itu ke markas Red Moon.
Keneisha menghela nafas lega berjalan menghampiri adiknya " Ayo kita kembali " Mereka semua pergi meninggalkan tempat itu.
Nindi berlari menuju arah toilet mengunci dirinya di sana membasuh wajahnya dan tangannya dengan air.
" Huhhh hampir saja. Jawaban apa yang akan aku berikan saat mereka bertanya nanti terlebih Aksa " Dengan sendu.
" Aku harus lebih bisa mengendalikan diri kedepannya " Sekali lagi membasuh wajahnya dan berlalu meninggalkan toilet.
Nindi berjalan dan mendapati teman temannya yang ternyata menunggu di depan. Ia kembali memasang wajah temboknya.
" Ke taman belakang " Ucapnya berjalan duluan meninggalkan mereka berdua.
" Dia selalu saja seperti itu " Kesal Keneisha mendapatkan kekehan dari Anjani.
" Kakak benar kak Atya memang selalu seperti itu, seakan tak terjadi apa-apa " ikut melangkahkan kakinya menyusul Nindi.
Nindi berpapasan dengan Aksa dan temannya. Ia tak melihatnya ataupun menyapanya berlalu begitu saja.
" Mau ke mana? " Tanya Aksa mendengar itu Nindi mengehentikan langkahnya berbalik menatapnya.
" Ke taman belakang " Jawab Anjani dari belakang mereka Keneisha menatap datar mereka.
" Kalian mau apa di taman belakang? " Tanya George pada mereka.
Keneisha yang merasa jengah menghela nafas " Kenapa kami harus memberitahumu " Ucapnya datar menatap jengah pada mereka semua. George yang mendengar itu terdiam membuat Galaksi terkekeh yang membuat Keneisha menatapnya.
" Jalan " Ucap Nindi datar.
" Boleh kami bergabung " Tanya Aksa pada Nindi menatapnya penuh harap.
" Hemm " Tanpa berbalik meninggalkan mereka semua.
Kejadian yang terjadi di kantin sekolah hari itu membuat geger satu sekolah di tambah dengan aksi kejar-kejaran antara Nindi dan sang pelaku.
Terdengar desas desus tersebar yang mengatakan bahwa semua itu terjadi akibat dari Nindi dan teman temannya membuat mereka membenci orang-orang itu.
Nindi duduk bersandar di bawah pohon rindang itu dengan memangku sebuah alat musik modern yaitu gitar.
Gitar adalah salah satu alat musik yang sering Nindi mainkan dan seakan menjadi hobinya buatnya.
Galaksi menatap Nindi dan bersuara " Memangnya dia bisa bermain gitar sampai sampai membawa benda itu kemari " ucapnya menatap temannya.
" Terlalu sulit mempelajari kunci kuncinya. Apa dia bisa memainkan benda itu? " Ucap George.
Aksa diam saja dengan manik mata yang terus fokus menatap Nindi yang tampak cantik. tiba tiba sekelebat ingatan kejadian tadi teringat olehnya menimbulkan tanda tanya besar dan sedikit ketakutan.
" Aku dengar dia sudah kembali dari luar negeri " Ucap Galaksi menatap Aksa dan George bergantian.
" Dia siapa? " Tanya George yang tak paham dengan maksud perkataan Galaksi. Berbeda dengan Aksa yang menegang pandangannya dengan cepat mengarah pada Galaksi.
" Aku dengar tadi siang " Ucapnya lagi menatap Aksa.
" Hem terimakasih informasinya " Ucap Aksa.
George bertambah bingung menatap mereka bergantian dan seketika ia tersadar" Apa pria tua itu yang kalian maksud " Galaksi menganggukkan kepalanya mantap, Goerge menatap Aksa yang menunduk lalu beralih menatap Nindi dengan penuh harapan.
Terdengar suara petikan gitar yang menyita perhatian mereka. Di tatapnya Nindi yang akan memainkan gitarnya.
" Aku akan memberitahumu semuanya tentang dia. Aku harap kau bisa membebaskannya " Batin George