Cassandra adalah seorang wanita yang tak punya keluarga kecuali adik kandungnya. Ia sangat menyayangi adiknya.
Suatu hari ia mengandung anak dari seorang CEO yang kaya raya. Namun ia memilih bungkam agar tak ada yang mengetahuinya. Padahal anak itu sangatlah penting bagi CEO.
Suatu hari keduanya tak sengaja bertemu dengan CEO. Anak itu menatap lekat kearah CEO namun dengan cepat Cassandra meraih putri semata wayangnya.
"Cassandra"...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiya Mariiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
capther 23
Acara telah selesai, begitu cepat awak media mengerubungi Deril dan Grace.
Mereka mempertanyakan status mereka yang sesungguhnya. Dan kenapa sepanjang acara tak ada kemesraan layaknya sepasang kekasih.
Grace gelagapan berkali kali dia menelan salivanya. Berbeda dengan Deril yang tampak begitu tenang.
Namun Grace tak kehabisan akal, secepatnya dia meraih lengan Deril.
"kami baik baik saja, sebenarnya kami memang sudah lama menjalin hubungan. Namun selama ini kami stay private. Baru kali ini kami membuka hubungan ini, benar kan sayang?"
Grace berusaha meyakinkan Deril agar segera menjawab, namun Deril tak bergeming.
Bibirnya tertutup rapat, pandangannya ke sebarang arah.
Grace merekatkan giginya, "ayolah Deril, kau tak mau foto itu tersebar kan?"
Perlahan Deril melepaskan pegangan tangan Grace, "maaf saya banyak urusan. Kalau kalian masih ada yang ditanyakan. Silahkan tanya sendiri sama Grace, permisi!".
Beberapa wartawan menyoroti sikap Deril yang seolah acuh terhadap Grace.
Mereka terus menyerang berbagai pertanyaan pada Grace, "bagaimana nona Grace? Apa anda mau menjawab pertanyaan kami tadi".
"maaf lain kali aku jawab. Aku harus segera pergi!" ucap Grace lalu buru buru meninggalkan awak media.
Didalam mobil Deril begitu gelisah. Justin terus memperhatikan tuannya itu, "maaf tuan apa ada yang mengganggu pikiran anda?"
"aku ingin kau segera temukan dimana Cassandra berada. Entah kenapa hatiku tak tenang memikirkannya. Dan Grace, cari tahu siapa ayah dari anak itu? karena aku tak merasa meniduri dirinya", perintah Deril.
"baik tuan, saya akan perintahkan semua anggota untuk mencari informasi tentang Cassandra dan Grace", jawab Justin.
......................
Sementara itu di rumah yang ditempati Cassandra, dikamarnya dia memandang putri kecilnya yabg sedang tertidur lelap.
Ada sedikit penyesalan di hati Cassandra. Kenapa dulu dia harus menolak pinangan dari Wisnu.
Namun seandainya Wisnu tak berbeda agama dengannya, pasti dirinya sudah menerimanya sejak awal.
"sayang maafkan bunda ya, gara gara bunda kamu lah yang jadi korbannya", gumam Cassandra sambil mengelus rambut Aleta.
Satu satunya alasan Cassandra mampu menghadapi kerasnya hidup di dunia ini adalah Aleta.
Anak yang ia pertahankan dari sebuah hubungan yang tak dia inginkan.
Cekrek...
Naina membuka pintu kamar Cassandra perlahan, karena dia tahu jika Cassandra tak keluar kamar berarti dia sedang menemani Aleta tidur.
Naina duduk di samping Cassandra, bibirnya mendekati telinga Cassandra. Seperti membisikkan sesuatu.
"oke..." begitulah jawaban Cassandra.
Naina bergegas pergi menggunakan mobil pribadinya.
Kali ini dirinya pergi seorang diri karena ia tahu jika Deril mengetahui keberadaan Cassandra pasti tak akan tinggal diam.
Naina menghentikan mobilnya di sebuah pusat perbelanjaan.
Dia memang mau membeli sesuatu dan sekaligus membelikan makanan Cassandra serta susu untuk Aleta.
Naina berhenti di sebuah store untuk membeli baju, hingga tak tahu jika seseorang memperhatikannya.
"halo bos... Saya akan share lokasi sekarang. Wanita yang bernama Naina sesuai di foto itu ada disini", seseorang melapor dari ponsel pribadinya.
Ia terus memantau Naina dari kejauhan, seolah olah tak tahu apa apa agar Naina tak mencurigainya.
"kayak ada yang ngikuti aku ya?" batin Naina.
Naina menoleh kesana kemari namun tak ada siapa siapa, hanya orang lalu lalang kesana kemari dan tak ada yang mencurigakan.
Baju akan di beli Naina memang bukanlah brand ternama namun terlihat bagus.
"totalnya dua ratus lima belas ribu mas, mau bayar cash atau debit?"
"ini kartu debit saya mbak, uang cash saya kurang", jawab laki laki bertubuh tinggi berkulit sawo matang tersebut.
Kasir berkali kali mencoba kartu debitnya namun tak bisa. Pria itu mengganti kartunya dengan yang lain beberapa kali namun tetap tak bisa.
"maaf mbak, sepertinya kartu saya di blokir. Saya kembalikan bajunya, mungkin besok saya kembali lagi", ucap pria yang ada didepan Naina.
Tiba tiba Naina menawarkan sesuatu untuk pria itu, "mas, biar saya yang bayar. Kapan kapan aja kalau ketemu lagi bisa diganti. Mungkin masnya butuh baju itu".
"oh... Iya mbak, buat kado adik saya. Dua hari lagi dia ulang tahun. Eh malah semua kartu saya gak bisa dipakai, kocak sih", ucap pria tersebut.
Naina menjadikan satu nota pembayarannya dengan baju yang dipilih pria itu.
"makasih ya mbak, oh iya gimana kalau saya traktir makan?" tawar pria tersebut.
"gak usah mas, saya buru buru. Duluan ya..." ucap Naina dengan ramah.
Pria tersebut lalu mengirim pesan untuk seseorang, "target baru saja keluar dari store baju bos.. Saya lihat sekarang masuk ke sebuah toko baju anak anak..."
Ting...
Satu pesan masuk ke aplikasi berwarna hijau milik Justin, ia tersenyum dan segera memberi laporan pada Deril.
Tok... Tok... Tok...
Cekrek...
"saya mau pergi ke salah satu pusat perbelanjaan tuan... Naina ada disana", ucap Justin.
"oke... Pantau dia terus. Jangan sampai orang suruhan kamu membuat curiga Naina", Deril memperingatkan Justin.
Namun saat baru selangkah, Deril memutar tubuhnya "oh iya, bagaimana dengan Grace?"
Justin menggeleng pelan, "belum ada tanda tanda tuan, tapi akan saya pastikan anak buah saya memberi informasi secepatnya",
"oke... Saya ada urusan sama Mattew. Kau tau kan Mattew orang yang cerewet jika seseorang terlambat. Aku harus kesana secepatnya",
"baik tuan..." ucap Justin menunduk.
Deril pergi menemui Mattew sendiri, entah apa yang ingin Mattew sampaikan. Tapi dari cara bicaranya melalui telepon seperti sebuah informasi penting.
Ia memacu kuda besinya dengan laju. Dengan keadaan jalanan yang cukup ramai, tak sampai setengah jam Deril sudah sampai di sebuah kafe yang dijanjikan Mattew.
Diluar pertemuan normal, Deril dan Mattew memanggil satu sama lain dengan sebutan nama.
Mattew melihat jam tangannya, "waw... Hanya lebih lima menit. Ini rekor baru untukmu Deril".
"sudahlah Mattew, apa yang ingin kau katakan?"
"oke... Langsung to the point, kau sudah lama dengan Gracia? Maksudku Grace..." tanya Mattew.
Deril terdiam sejenak, "hhmm... Memangnya ada apa? Apa kau kenal dengan Grace sebelumnya?"
Mattew tersenyum, lalu mengambil kopi yang ada dihadapannya dan menyeruputnya perlahan. "hah... Aku tak mengenalnya, tapi aku pernah melihatnya..."
Deril menatap Mattew serius, dahinya mengernyit. "tunggu Mattew..! Kau pernah melihatnya? Tapi bukannya kau baru saja pulang dari LA? Dan baru satu minggu kan di Indonesia?"
"ya... Itu memang benar. Tapi permasalahannya bukan disitu Deril. Sebelum ini apakah Grace keluar negeri?" tanya Mattew sekali lagi.
Deril mengangguk anggukkan kepalanya perlahan, "ya... Setauku hampir satu tahun dia di pergi ke luar negeri. Dan baru saja dia pulang pertengahan bulan kemarin. Jadi bisa dibilang, satu bulan lebih dia di Indonesia".
"tepat sekali..!!" seru Mattew.
"apa maksudmu Mattew? Apa yang tepat?" tanya Deril yang tak mengerti apa yang dikatakan Mattew.
"baiklah, akan kuceritakan karena aku baru saja mengingatnya semalam",
Mattew berusaha mengingat kejadian satu bulan lalu.
Kala itu dia baru saja turun dari mobil bersama seorang wanita.
Sudah sangat umum bagi Mattew untuk bergonta ganti pasangan. Dan sering sekali untuk checkin di hotel.
Ia melihat rekan kerjanya yang bernama Robert yang juga kebetulan checkin di hotel yang sama.
Robert turun dari mobil bersama seorang wanita yang terlihat sangat seksi.
Entah karena kebetulan atau apa, ternya kamar Robert bersebelahan dengan kamar Mattew.
Setelah melakukan aktifitasnya bersama seorang wanita bayaran, Mattew mendengar suara desahan yang sangat keras dari kamar Robert.
Dirinya langsung mengirim pesan candaan pada Robert. Seketika Robert mengajaknya bertemu didepan pintu, dan ternyata benar.
Mattew menginap di hotel yang sama, dan bersebelahan dengannya.
Paginya saat keduanya sama sama keluar dari kamar hotel, mereka bertemu namun wanita yang dibawa Robert masih didalam.
Saat sarapan barulah Mattew mengetahui wajah wanita cantik itu adalah Grace.
Itulah kenapa saat bertemu di acara kemarin dia pernah melihat Grace.
"apa kau tak salah lihat Mattew?" tanya Deril.
"tidak Deril... Namanya Gracia kan? Robert memperkenalkan dengan nama itu. Dan setauku, mereka masih berpacaran sebelum Gracia pulang ke Indonesia".
Deril tak bisa menelan informasi ini mentah mentah. Meskipun benar adanya, namun Deril juga harus mencari bukti yang kuat.
...****************...
Hayolo Grace atau Gracia? Entah apalah itu...
Kedokmu bakalan kebongkar sebentar lagi...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya... Like komen share, dan vote.. Thank you🥰🥰
follow juga ig Author @riiyamariiya