NovelToon NovelToon
Who Am I?

Who Am I?

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem
Popularitas:824
Nilai: 5
Nama Author: @Sanaill

Seorang mahasiswa cupu yang hidupnya terkurung oleh penyakit langka, menghembuskan napas terakhirnya di ranjang rumah sakit. Tanpa dia duga, kematian hanyalah awal dari petualangan yang tak terbayangkan. Dia terbangun kembali di sebuah dunia fantasi yang penuh sihir dan makhluk-makhluk aneh, namun dalam wujud seorang anak laki-laki berusia lima tahun bernama Ahlana. Ironisnya, dia terlahir sebagai budak.

Di tengah keputusasaan itu, sebuah Sistem misterius muncul dalam benaknya. Sistem ini bukan hanya memberinya kesempatan untuk bertahan hidup, melainkan juga kekuatan luar biasa: kemampuan untuk meng-copy ras makhluk lain beserta semua kekuatan dan kemampuan unik mereka. Namun, ada satu syarat yang mengubah segalanya: setiap kali Ahlana mengaktifkan kemampuan copy ras, kepribadiannya akan berubah drastis, menyesuaikan dengan sifat alami ras yang dia tiru.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Sanaill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29: Senyum di Sudut Lorong dan Sentuhan Kebaikan

Dinginnya aspal menusuk telapak kakiku yang kini mungil dan rapuh. Aku berjalan menyusuri pinggiran kota yang menjulang tinggi, di antara gedung-gedung kaca dan baja yang berkilauan dengan cahaya neon. Kendaraan-kendaraan melayang di atas kepalaku, bergerak tanpa suara, sementara kerumunan orang-orang dengan pakaian aneh memenuhi jalanan di bawah. Ini adalah duniaku yang lama, atau setidaknya, versi masa depannya, dan rasanya asing sekaligus mengerikan.

Aku menatap tanganku, mengagumi pakaian yang entah bagaimana 'diciptakan' oleh Sistem. Sebuah gaun sederhana selutut berwarna pudar, bersih, dan sedikit kebesaran. Aku terlihat seperti anak perempuan biasa yang tersesat, penyamaran yang sempurna. Kunci data yang kucuri dari fasilitas Arsitek kusembunyikan dalam saku gaunku, sebuah bobot kecil yang memberi sedikit rasa aman.

"Aku harus mencari terminal," bisikku pada diriku sendiri. "Dan makanan."

Perutku berkeroncongan, mengingatkanku pada kenyataan pahit. Sejak terjebak di fasilitas itu, aku belum makan apa pun. Aku mulai berjalan, mencoba berbaur dengan kerumunan. Orang-orang di sini tampak buru-buru, mata mereka jarang bertemu, dan ekspresi mereka tegang.

Suara-suara di kota ini memekakkan telinga. Dengungan kendaraan yang melayang, suara musik yang keluar dari bangunan, bisikan dari percakapan yang tak kumengerti. Aku merasa seperti ikan yang terdampar di daratan, terlalu banyak rangsangan.

Aku melihat beberapa tempat yang menjual makanan. Baunya sangat menggoda, tapi aku tidak punya apa-apa. Tak ada koin emas atau perak dari dunia Elf, tak ada Kristal Jiwa. Aku hanya punya kunci data yang tak bisa kutukarkan.

Aku terus berjalan, mencoba mencari tempat yang lebih sepi. Aku tidak bisa terus-menerus berkeliaran di tengah keramaian ini. Aku melewati lorong-lorong sempit yang berbau sampah dan kelembapan. Di sanalah aku melihatnya.

Seorang wanita tua duduk bersandar di dinding, jubahnya compang-camping dan wajahnya keriput, tapi matanya... matanya punya kilatan hangat yang aneh, mengingatkanku pada Tetua Theron. Di depannya, sebuah keranjang kosong tergeletak. Dia tidak meminta-minta, hanya duduk di sana, menatap kosong ke keramaian.

Aku merasa ada sesuatu yang menarikku padanya. Mungkin karena dia terlihat tidak berbahaya, mungkin juga karena matanya. Aku mendekat perlahan.

"Nenek?" bisikku.

Wanita itu mengangkat kepalanya. Dia tidak terkejut melihatku. "Oh, seorang gadis kecil," katanya, suaranya serak namun lembut. "Tersesat?"

Aku mengangguk pelan. "Aku... aku lapar."

Dia tersenyum kecil, senyum yang tulus. "Aku juga, Nak. Ini adalah kota yang kejam bagi mereka yang tidak punya apa-apa." Dia mengulurkan tangannya yang keriput. "Kemarilah, Nak. Jangan berkeliaran sendirian."

Aku ragu sejenak, tapi kehangatan di matanya mengalahkanku. Aku mendekat dan duduk di sampingnya. Dia tidak menyentuhku, hanya menatapku dengan tatapan pengertian.

"Namaku Anya," katanya. "Siapa namamu, Nak?"

"Ahlana," jawabku.

"Ahlana," dia mengulang namaku, seolah mencicipinya. "Nama yang indah. Dari mana asalmu, Ahlana?"

Aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. "Aku... aku tersesat. Aku tidak ingat banyak."

Anya tidak menekan. Dia hanya mengangguk. "Kota ini punya cara untuk membuat orang melupakan banyak hal. Tapi ia juga punya cara untuk menyembunyikan mereka."

Dia membuka sebuah bungkusan kecil yang tersembunyi di balik jubahnya. Ada sepotong roti kering dan beberapa buah beri kecil. "Ini tidak banyak, Nak. Tapi ini semua yang kumiliki."

Perutku langsung bergejolak. Aku menatapnya. "Aku tidak bisa mengambil semua ini."

"Ambillah," katanya lembut. "Kau lebih membutuhkannya dariku. Aku sudah terbiasa lapar."

Aku mengambil roti dan beri itu, memakannya dengan rakus. Rasanya seperti makanan terlezat yang pernah kurasakan. Anya hanya memperhatikanku dengan senyum tipis.

Setelah aku menghabiskan makananku, aku menatapnya lagi. "Terima kasih, Nenek Anya."

"Tidak apa-apa, Nak," katanya. "Kita harus saling membantu di kota ini. Ada banyak bahaya berkeliaran." Dia melirik ke arah langit, ke kendaraan-kendaraan yang melayang. "Beberapa bahaya tidak bisa dilihat dengan mata telanjang."

Aku mengerti maksudnya. Para Arsitek. Dia tahu sesuatu.

"Kau punya tempat tinggal?" tanyanya.

Aku menggelengkan kepala.

Anya menghela napas. "Baiklah. Ikutlah denganku. Ada tempat di mana orang-orang sepertimu bisa mendapatkan bantuan." Dia bangkit perlahan. "Tapi ingat, Nak, di kota ini, hal terpenting adalah jangan pernah menunjukkan semua yang kau punya. Rahasia adalah perisai terbaikmu."

Aku mengangguk. "Aku mengerti."

Saat kami berjalan menyusuri lorong yang lebih dalam, aku merasakan kunci data di sakuku. Aku tidak akan pernah menunjukkan itu. Dan aku tidak akan pernah menunjukkan kekuatanku. Tidak di sini. Tidak kepada siapa pun. Di dunia baru ini, rahasia adalah kehidupanku.

Apa yang akan terjadi saat Anya membawa Ahlana ke tempat "bantuan" itu? Apakah Ahlana akan menemukan sekutu baru, atau malah terjebak dalam bahaya lain?

To be continue......

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!